Jurig Kala Sahur

25 9 0
                                    

Jurig Kala Sahur

Oleh: poulacyous_

[ PROJECT RAMADHAN BPC ]

[ PROJECT RAMADHAN BPC ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acil meremang. Suara aneh itu muncul lagi, kali ini bahkan jauh lebih kencang dari sebelumnya. Tubuhnya kaku, bagai semen yang telah mengering sempurna. Bulu kuduknya mulai bangkit, lehernya terasa dingin, begitu pula dengan seluruh pembuluh darahnya yang terasa membeku. Nyali yang sudah ia kumpulkan selama dua jam lebih menciut begitu saja, rasa takutnya yang besar bukan tandingan bagi keberanian hatinya yang kecil.

Ia menelan air liurnya pelan, membasahi rongga kerongkongannya yang kering layaknya tanah dimusim kemarau. Perlahan telapak tangan kirinya menyeka bulir-bulir peluh dari keningnya. Rasa cemas masih menyelimutinya, gusar akan bayangan sosok menyeramkan yang mungkin akan dia temukan di balik lemari es.

Pendingin baru yang ayahnya beli bulan lalu itu cukup tinggi, hampir menyentuh dua meter. Lemari es itu diletakkan di sebelah pintu kaca yang mengarah ke arah ruang cuci, hampir sepenuhnya menutupi pintu kaca itu, hanya tersisa sekitar lima senti pintu yang dapat terlihat dari depan ruang tamu, tempat Acil berada sekarang. Dan jarak lima senti itu cukup untuk menakutinya, membayangkan bagaimana jika ada sosok berbaju putih, bermata merah, dan berwajah hancur yang mengintip dari sela-sela pintu kaca.

Sekali lagi tubuh Acil merinding. Sudah lebih dari dua jam lamanya ia terbangun gusar karena terdapat suara-suara aneh dari area ruang cuci, suara seperti benda yang tergores atau tercakar-cakar kencang. Disusul dengan beberapa benda yang terjatuh dari rak kecil di atas mesin cuci. Mungkin Acil tidak akan setakut ini jika orang tuanya berada si rumah. Namun sayangnya, sang ibu dan ayah tengah mengunjungi neneknya di kota sebelah yang sakit sejak hari pertama di Bulan Ramadhan tahun ini.

Yang tentu saja meninggalkannya sendirian selama hampir kini seminggu Bulan Ramadhan berlalu, mereka masih disana demi menjaga kesehatan sang nenek yang belum ada kemajuan. Sebenarnya pemuda berusia 19 tahun ini tidak terlalu masalah dengan tinggal sendiri, dirinya tentu saja sudah dianggap dewasa dan dapat menjaga diri. Tapi tentu saja sebagai manusia Acil memiliki kelemahan, dan kelemahannya ialah, dirinya takut hantu.

Iya, hantu, atau orang kerap memanggilnya setan. Sosok tak kasat mata yang dapat berlalu-lalang dimana saja. Ibunya kerap menggoda dirinya tentang phobia-nya terhadap hantu.

"Badan bagong tapi takutnya sama hantu. Dih, cemen!" ejek sang ibu pada suatu waktu.

Setakut itu dirinya hingga dia terkadang tak ingin keluar pada malam hari jika temannya mengajak pergi, sawan katanya. Acil merasa aman di rumah, atau setidaknya sampai beberapa jam lalu dia masih merasa aman di rumah. Tapi itu semua berubah hari ini. Saat ia terbangun kaget karena gangguan-gangguan aneh mulai dia rasakan kala dia mendengar suara-suara aneh yang berasal dari ruang cuci.

Kolang KalingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang