The Unforgiving Sea

20 5 0
                                    

The Unforgiving Sea

Oleh: Aishipit

[ PROJECT RAMADHAN BPC ]

Sebuah janji yang terucap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah janji yang terucap.

Sebuah janji yang terlanggar.

Sebuah janji yang tenggelam.

Jatuh, terombang-ambing jauh ke lautan tanpa ujung. Tenggelam, ke dasar lautan paling dalam. Tak terlihat, tak lagi terdengar. Sudah menjadi bagian air asin jernih tempat berlayar, sudah sirna dimakan waktu.

Waktu?

Sesuatu yang terus berjalan, tak bisa dihentikan bahkan jika meminta. Terkikis, termakan. Sia-sia.

Dia mendekap sebuah boneka gurita, menatap pesisir pantai yang sepi. Hanya ada dia, pasir, matahari, burung, dan ombak lautan yang tenang.

Tenang?

Dia menahan amarah yang memuncak, sampai wajahnya terasa panas. Sampai giginya bergemelatuk. Sampai matanya berair, menitikkan setetes air asin ; menangis. Ia membenci lautan.

"Suatu saat nanti aku akan menjadi seperti Kakak!"

Sebuah kalimat yang tidak akan terealisasi, mengambang begitu saja di atas permukaan, kemudian menguap dan menjadi awan hitam yang mengelilingi kepalanya.

"Aira, baik-baik ya di sini sama Bunda. Kakak harus melakukan sebuah misi rahasia!"

"Aira bisa nonton Kakak?"

"Hm! Aira bisa nonton Kakak! Nanti, Kakak pasti sering kirim surel."

"Surel?"

"Surat daring!"

"WAH! Nanti Aira seperti orang dewasa!"

"Pfft. Iya! Seperti orang dewasa."

"Hehehe!"

Tangis.

Kini yang dirasakannya hanya rasa sakit, membelenggu hati rapuh yang tak dijaga sejak kecil, terbuka untuk segala harapan baik yang menjilat ; menutup kebenaran akan dunia luas.

Menutup kebenaran akan alam liar.

"Ledakan terlihat di laut bagian selatan! Kapal para angkatan laut kesulitan untuk bertahan."

Manusia.

Mereka egois, makhluk-makhluk durjana pemakan nafsu. Ketika orang-orang menderita, yang mereka lakukan hanya menonton dan berteriak. Setidaknya, seperti itulah ia berpikir.

"Kapal AXX1C memanggil bala bantuan! Sepertinya mereka memang kesulitan mrngejar para teroris yang masuk melewati jalur perairan. Apakah kita akan selamat? Apakah mereka akan melindungi kita?"

Kolang KalingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang