Yujin diam di tempat, ia menatap sobekan kertas di tangan nya. Itu kertas yang berisi ucapan permintaan maaf nya pada Minju. Tapi kenapa kertas ini terselip di loker Shin Ryujin...?
Benar kok ini kertas milik nya. Apa hadiah dari nya dan kertas ini tak sampai pada Minju??
Padahal kemarin Yujin melihat Minju memakan coklat dari nya—-- ah ralat, lebih tepat nya Yujin tak tau itu coklat dari nya atau bukan, yang pasti Yujin memberikan satu kotak coklat seperti yang Minju makan kemarin.
Yujin menengadah, menatap langit. Ia menghela nafas pelan, lalu kembali menunduk dan melipat kertas milik nya lalu memasukkan kertas itu ke dalam kantong celana.
Setelah Yujin ingat-ingat ini sudah masuk hari ke-6 dare, tapi bahkan tak ada kemajuan sedikit pun, sekarang Yujin malah mempunyai masalah dengan Minju.
“Selamat Berjuang, Ahn Yujin~.” Yujin bergidik ketika Deep Voice itu tepat di telinga nya, cowok tinggi itu berbalik. Namun yang ia dapati hanya lelaki pendek dengan hoodie hitam, kupluk hoodie itu di pakai kan di kepala.
Yujin mengejar lelaki itu, yang ia yakini adalah pelaku yang berbisik padanya.
puk!
Yujin mendaratkan tangan nya di bahu lelaki itu, sang empu berbalik. Wajah nya hampir tertutup. Topi abu-abu yang menutupi setengah wajah nya + masker hitam yang melekat di wajah nya itu membuat wajah tersebut tidak terlihat.
“Permisi? Apa—”
“Maaf siapa ya?” Yujin yakin ini suara orang tadi, namun terdengar sedikit biasa daripada Deep Voice yang menyeramkan tadi.
Yujin menggeleng cepat, “Maaf, saya salah orang.” ucap Yujin langsung berbalik dan berlari meninggalkan lelaki tersebut.
Rasa penasaran Yujin memang besar, namun tak sebesar rasa takut nya agar tidak membuat masalah baru.
Yujin mencoba untuk bodoamat dengan orang tadi, percayalah lagat nya sangat mencurigakan walaupun sepertinya ia terlihat tidak mengetahui apapun. Yujin yakin!
Yujin berjalan santai ke arah taman Universitas. Tangan nya terlihat menggengam kertas, mata nya menatap ke arah salah satu bangku.
Yujin menduduki kursi tersebut, kertas yang sejak tadi ia genggam kini ia pandang dengan tatapan sendu.
“Ini cuma mainan, dare ga guna. Tapi sukses buat hati gue sakit.” gumam Yujin. Masih dengan mata yang menatap kertas milik nya, pandangan nya ia arah kan ke pojok kertas. Yujin diam sejenak, sebelum mata itu melotot terkejut.
Apa kertas ini ada di loker Ryujin karena inisial nama nya? Yujin yakin ia menulis nama nya AYJ kenapa jadi terlihat seperti RYJ?? Oh! Yujin lupa kalau huruf A nya terlihat seperti R. Astaga... seharus nya ia mengecek kertas nya terlebih dahulu. Sekarang malah jadi gawat, permintaan maaf nya tak sampai ke Minju.
Yujin menyimpan kertas itu di saku celana dan berlari keluar dari area taman menuju Fakultas Minju, ingin menjelaskan secara langsung. Yujin tak tahan.
Dan lagi-lagi, Ahn Yujin melupakan Kim Chaewon.
***
"Minju!"
Minju menoleh kebelakang, lalu tersenyum, "Kak Chaewon, kenapa Kak?"
"Gapapa, nyapa aja. Udah lama kakak ngga ketemu kamu, kamu apakabar? Lagi sibuk ya? Kakak jarang nemu kamu ada di taman Univ lagi," borong Chaewon.
Minju hanya mengangguk pelan, "Iya kak, temanku sakit jadi harus bolak-balik."
"Julia?"
Minju ngangguk pelan, tiba-tiba memori di kepalanya mengingatkan tentang permintaan Lia yang menyuruhnya menikah dengan Hyunjin setelah wisuda nanti. Entahlah, hati Minju sakit, sakit sekali, dan bodohnya kenapa Minju malah mengingat Yujin? Padahal tidak ada hubungan apa-apa antara dirinya dan Yujin.
"Julia sakit? Kakak baru tau loh, pantesan dia belakangan ini ngga lihat-lihat Julia, ternyata sakit toh. Sakit apa?"
Air muka Minju berubah seketika, merasa topik ini begitu sentitif.
"Kanker, stadium akhir."
"Bahkan aku gatau Julia masih punya kesempatan untuk hidup apa ngga."
Chaewon terdiam, begitupun dengan Minju.
"Sorry, Kakak ng—"
Minju langsung senyum, terus nge geleng pelan, "Gapapa kak."
"MINJU!!!"
Kedua cewek itu noleh kesamping bersamaan, dari jauh terlihat Yujin berlari mendekati mereka berdua.
Chaewon cengo, "Loh? Kakak pikir kamu nungguin Kakak Jin. Ada urusan sama Minju?"
Yujin terdiam, tidak menjawab apapun.
"Oh, ok. Kakak pulang duluan ya," ucap Chaewon lalu menatap Minju, "Positif thingking, Ju. Julia pasti selamat, semangat!" Chaewon tersenyum menyemangati pada Minju lalu berlalu pergi dari situ, meninggalkan Yujin dan Minju.
Sedangkan Minju melongo menatap punggung Chaewon yang mulai hilang dari pandangan nya.
"Lo harusnya nganterin kak Chaewon pulang kan? Anterin Jin! Balik! Kejer kak chaewon, itu tanggung jawab lo Ahn Yujin!" seru Minju.
"Stop! Kim Minju, stop! Tolong dengerin gue, gue mau jelasin sesuatu ke elo." Yujin menyodorkan surat di tangan nya, "Surat ini dari gue, gue minta maaf, Ju."
Minju bengong.
***
Sedangkan Kim Chaewon berhenti melangkahkan kaki nya, tepat di depan mobil Yujin, ia terdiam membiarkan wajahnya di terpa angin. Parkiran yang sedang sepi itu menjadi saksi bisu tangisan Chaewon.
"Bodoh lo Kim Chaewon, kenapa lo harus sayang berlebih sama Ahn Yujin sih?!" maki Chaewon pada diri nya sendiri. Ia memukul kepalanya agak keras, masih sayang kepala.
Cewek manis berponi itu langsung berjongkok saat itu juga, menangis dalam diam di parkiran.
To Be Continued...
Hai!! Ada yang nungguin? °^° Sorry aku ninggalin story ini lama banget :(
aku minta maaf baru bisa update, aku baru sembuh, dan juga baru ada kesempatan ngetik ini story. Maaf banget):Ok sebagai gantinya aku bakal doubleup, tungguin ya!!
See You Next Chapter❤️
Happy Reading ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona ; Jinjoo
Fanfiction"Lah? Yang burik aja di embat, masa gue yang ganteng di anggurin?" Cerita tentang Ahn Yujin yang terus berusaha mengejar Primadona Kampus nya, Kim Minju. Dengan wajah yang menurut nya ganteng, kenapa dia ngga bisa dapetin Minju? Harus nya bisa dong...