Chapter 2

1.3K 115 4
                                    

Normal pov

Setelah memberikan berkas sialan itu pada Tsubaki, Syo dan Saji punn pergi menuju kantin sekolah. Merwka harus menyiapkan jiwa dan raga kami sebelum bersiap untuk berperang disana.

Tak lama setelah perjuangan panjang yang mereka lakukan mereka akhirnya berhasil mendapatkan makanan yang telah mereka incar.

Mereka berdua makan di sebuah kursi yang berada tak jauh dari gedung tempat Club Kendo berlatih, entah siapa yang menaruh kursi disana.

Mereka berdua makan dengan tenang sambil mengobrol tentang banyak hal, yeah walaupun Syo hanya menjawab seadanya saja.

Hei, Syo bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?" Saji berkata sementara Syo menatapnya dengan waspada "Aku tidak akan meminjamkanmu uang".

"Ugh ini bukan tentang uang ..." Saji berhenti sejenak sebelum melanjutkan "Jika kamu diberi kesempatan untuk memasuki tempat yang dapat mengubah hidupmu sepenuhnya, tapi kesempatan itu mungkin membutuhkan sesuatu yang penting darimu ... Apa yang akan kamu pilih? "

Syo menatap Saji dengan serius untuk beberapa saat sebelum berkata, "Apa itu sangat penting seperti kamu tidak bisa menyerah apapun yang terjadi?" Syo bertanya pada Saji.

"... Ini lebih seperti bagaimana kamu melihat sesuatu daripada sesuatu yang kamu tidak bisa ..qmenyerah" kata Saji sambil mengangguk Syo "Oke, lalu apa kamu merasa seperti ini kesempatan yang tidak akan pernah terulang? Dan kamu akan menyesal itu dalam-dalam jika Anda membiarkannya pergi ?.

"...." Saji terdiam beberapa saat sebelum menjawab "Sejujurnya, aku ingin memilih tapi juga ..." Saji membungkuk tapi Syo menyelesaikan kata-katanya.

"Kamu takut atau bingung ... Mungkin karena itu dari yang tidak diketahui atau tidak ada jalan kembali setelahnya, kan?" Syo berkata saat Saji mengangguk.

"Tapi kamu juga merasa akan menyesal jika kamu melepaskannya ..." kata Syo sebelum melihat Saji "Kalau begitu jika kamu melihatnya tepat ... Lakukan saja"

"Hidup ini hanyalah sekumpulan pilihan yang kita buat di jalan yang disebut takdir atau takdir mungkin mereka salah atau mungkin mereka benar tapi ..." Syo memasang ekspresi serius sekarang "Pastikan kamu tidak pernah menyesalinya ... Bagaimanapun juga , kita tidak akan hidup selamanya, jadi mengapa tidak melakukan petualangan sesekali. Dan ... Hanya Anda yang dapat memilih jalan Anda "

"..." Saji terdiam beberapa saat sebelum tersenyum "Kamu masih bisa mengucapkan kata-kata"

"Kata pria yang terus menyebut kepribadianku buruk" kata Syo sementara Saiji tersenyum "Ini buruk dan kamu tahu itu".

Kresek kresek

Mereka mengalihkan pandangannya menuju semak semak yang bergetar. Mereka merasa ada yang aneh dengan semak-semak tersebut. Pasalnya ada ada tawa mesum dari sana.

Setelah mereka lihat lebih teliti mereka bisa melihat kalau ada tiga orang di sana yang mereka yakini kalau ketiga orang itu laki-laki.

Syo dan Saji saling memandang. “Apa kau memikirkan hal yang sama denganku?.” Syo bertanya.

Saji mengangguk kemudian menanggapi. "Yah sepertinya ada orang mesum yang mengintip ruang ganti Club kendo." Dia menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya.

Syo lalu menyeringai membuat Saji merasa ada yang tidak beres. Biasanya ketika Syo menyeringai seperti itu pasti dia sedang merencanakan hal-hal yang buruk.

"Jangan bilang padaku kalau kau mau mengerjai mereka." Ucap Saji dengan nada lelah.

"Hmph! Mereka menggangu makan siang ku. Jadi mereka harus menanggung konsekuensinya." Ucap Syo dengan nada berbahaya.

World DxD: Reincarnated As LeviathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang