Chapter 10

711 88 11
                                    

"Aaa."

Melihat sang adik sudah membuka mulutnya, Syo kemudian menyuapinya dengan masakan yang ada di tangannya. Yah tentu saja dia memakai sumpit jadi tidak langsung dengan tangan.

Syo kini tengah duduk di ruang makan dengan Adiknya yang duduk di pangkuannya sambil meminta Syo untuk menyuapinya. Syo tentu saja menyanggupinya, dia tak bisa menolaknya apalagi saat adiknya memintanya dengan Puppy Eye miliknya.

Ketujuh tangan kanannya menatapnya sambil tersenyum, mereka turut bahagia melihat Tuan mereka bisa kembali bertemu dengan salah satu saudaranya yang masih hidup.

Para koki yang berada di mansion berkutik di dapur menyiapkan masakan terbaik mereka untuk menyambut kedatangan sang Leviathan.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Syo.

"Sangat enak." Balas Bell.

Walaupun ekspresinya tetap datar nan malas tapi matanya berbinar. Melihat adiknya seperti itu membuat senyum tipis terbetuk di wajah Syo.

"Baguslah kalau kau suka." Ucap Syo sambil menepuk kepala Bell.

Bell menutup matanya menikmati tepukan dari sang kakak. Sudah cukup lama sejak terakhir dia di manjakan seperti ini oleh kakaknya, dia bahkan lupa kapan terakhir itu terjadi.

Mungkin beberapa ratus tahun yang lalu. Yang pasti sebelum dirinya di segel.

Setelah selesai makan Syo pergi ke ruangan miliknya bersama dengan Bell, sementara yang lainnya pergi untuk mengurus tugas mereka masing-masing.

Syo duduk di meja kerjanya dan Bell duduk di pangkuannya, sepertinya dia telah mengklaim paha Syo sebagai tempat duduk pribadinya. Yah Syo juga tidak mempermasalahkan hal itu.

"Nii-sama.... aku sangat merindukanmu." Ucap Bell.

Walaupun nada bicaranya lumayan acuh tapi tak dapat di pungkiri kalau tersirat sebuah kerindua yang cukup mendalam dari ucapannya.

"Kakak juga sangat merindukanmu." Balas Syo.

"Benarkah?!"

"Tentu saja, kakak sudah mencarimu cukup lama."

"Nii-sama cuma mencariku? Apa Nii-sama tak mencari saudara kita yang lain?"

"Tentu aku mencarinya, tapi kau juga tau kan kalau kebanyakan dari kita sudah tidak ada."

"Jadi, siapa saja yang tersisa?"

"Yang tersisa hanyalah Beelzebub, tapi aku masih mencarinya."

"Begitu ya?"

Yah, walaupun mereka bertujuh memiliki kekuatan yang kuat tapi Great War cukup memgerikan membuat sebagian dari mereka Mati ataupun tersegel.

Syo merasa hal ini cukup wajar karena saudara-saudaranya cukup sering membuat kerusuhan yang mengakibatkan pertengkaran, mereka memiliki banyak musuh jadi tak heram mereka mati.

Pemilik tubuh sebelum cukup beruntung karena hanya luka parah dan bisa di sembuhkan dengan berhibernasi selama beberapa ratus tahun. Tapi sebelum bisa bangun, jiwanya malah tergantikan oleh Syo.

Syo bertanya kepada Bell tentang dimana dia berada selama ini. Padahal Syo sudah cukup lama mencarinya tapi sangat sulit menemukannya membuatnya cukup penasaran.

Kemudian Bell bercerita tentang diamana dia selama ini dan apa yang di lakukannya. Singkatnya, setelah perang usai Bell menyembunyikan diri di sebuah pulau terpencil dan menyegel tubuhnya sendiri karena luka yang di alaminya.

Segel tersebut baru terlepas beberapa tahun lalu, jadi pantas saja dirinya cukup sulit untul di temukan karena segel itu juga membuatnya sulit untuk terdeteksi.

*****

Syo sedang berada di luar mansion nya, di temani dengan adiknya yang duduk di pundaknya sambil memegang kepalanya.
Di belakangnya ada ketujuh tangan kanannya.

"Tuan... apa anda yakin tidak perlu saya temani?" Ucap Kazuya.

"Tidak perlu, lagipula ini kotaku... siapa yang mau melukaiku. Dan lagi apa kau tidak percaya akan kekuatanku?" Balas Syo.

"Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud begitu." Ucap Kazuya.

"Apa anda juga tidak akan membawaku Goshujin-sama?" Tanya Yukina.

"Kau masih banyak pekerjaan jadi itu tidak perlu. Lagipula aku hanya ingin jalan-jalan bukannya mau pergi berperang." Balas Syo.

Kenapa mereka begitu berlebihan, dia hanya ingin jalan-jalan mengelilingi kota bersama adiknya, kenapa mereka begitu heboh seolah dia mau berperang aja.

Mereka terpaksa membiarkan Syo dan Bell pergi tanpa pengawalan, lagipula mereka ini siapa mau menentang perintah tuan mereka.

Syo kemudian melambaikan tangannya sebelum berjalan pergi keluar dari mansionnya menuju kota. Dia memilih berjalan datipada menaiki mobil, lagipula mereka tak akan berjalan terlalu jauh.

Mereka bukan hanya ingin jalan-jalan saja tapi juga sekalian membeli pakaian untuk adiknya. Syo bisa saja menyuruh bawahannya untuk membelinya tapi dia ingin adiknya memilih sendiri.

Sepanjang jalan banyak sekali orang yang menyapa mereka.

"Itu bukannya Leviathan-sama?"

"Iya itu dia. Ooh dia sangat tampan."

"Siapa yang berada di pundaknya itu?"

"Dia juga sangat cantik, apa dia adiknya?"

Syo hanya tersenyum tipis sebagai balasannya, dia yidak terlalu memperdulikan apa yang di katakan oleh orang nya karena dia ingin menikmati waktunya bersama adiknya.

"Nii-sama aku capek. Kapan kota sampai?" Tanya Bell.

'Lah, perasaan dari tadi aku yang berjalan menggendongmu. Kenapa malah kau yang capek?' Batin Syo.

Syo kemudian membalas. "Kau capek? Bagaimana kalau kita ke kafe dulu. Kita beli minuman disana?"

Bell menanggapi nya dengan sebuah nggukan ringan. Sudah sifatnya menjadi pemalas, jadi wajar kalau dia capek walau hanya terkena matahari.

Mereka pergi ke salah satu Kafe dan duduk di meja yang berada di dekat jendela. Melihat sang pemimpin mereka muncul, pemilik kafenya yang langsung menghampirinya.

"Leviathan-sama, ini suatu kehormatan anda berkunjung ke kafe kami. Dan ini pasti adalah Belphegor-sama..."

"Kau tak perlu basa-basi. Aku ingin memesan." Ucap Syo.

"Maafkan saya. Leviathan-sama dan Belphegor-sama ingin memesan apa?" Tanya nya.

"Aku pesan Kopi Mocacinno satu. Dan untuk adiku.... Bell-Chan. Apa kau mau Es-krim?" Menjeda ucapannya Syo bertanya pada Bell.

"Iya." Balas Bell sambil mengangguk.

"Satu Es krim spesial untuk adikku."

"Baik, tuan. Saya akan menyiapkan pesanana anda."

Pemilik Kafe tersebut langsung menyuruh pelayan untuk menyiapkan pesanan Syo dan Bell. Pesanan mereka tentu saja di dahulukan.

Mereka tak ingin pemimpin mereka kecewa dengan pelayanan mereka jika membuatnya menunggu lama.

Tak perlu waktu lama, sorang pelayan datang membawa pesanan mereka berdua. Pelayan tersebut menaruh Kopi dan Es krimnya di atas meja.

"Selamat menikmati Leviathan-Sama Belphegor-sama. Semoga cocok dengan lidah anda." Ucap sang pelayan sebelum pergi.

Syo dan Bell menikmati minjman mereka. Bell memakan Es krimnya dengan semangat. Melihatnya seperti ini mungkin membuat orang tak akan sadarbkalau mereka berdua merupakan salah satu Iblis Tujuh Dosa Besar.

Syo tersenyum bangga melihat Bell menyukai Es krim tersebut seolah Suo lah yang membuatnya.









To Be Continue.

Syo: akhirnya kau Update juga!!

Tegar: maaf, banyak tugas soalnya, jadi waktu buat nulis jadi kurang

Syo: halah tugas apaan, paling juga keseruan main game.

Tegar: hehe nah tu lu tau...

World DxD: Reincarnated As LeviathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang