2 - Smile Girl

5 3 0
                                    

Cuaca amat terik mulanya, tiba-tiba saja mendung saat datang seorang perempuan berpakaian serba hitam, rambut dicepol, dan tidak lupa topeng monokrom berbentuk emoji tersenyum sebagai penutup wajahnya.  Dia menyebut dirinya sebagai Smile Girl.

Dengan menggenggam suatu benda perempuan itu terus berjalan menuju tempat peti kemas terbengkalai, diam-diam bibir merahnya tersenyum dari balik persembunyian setelah melihat seorang wanita paruh baya di depannya sedang berusaha melepaskan ikatan tangan.

Wanita paruh baya itu terkesiap melihat perempuan yang telah menyanderanya datang kemari, dia terus berteriak hingga merasakan sakit pada kerongkongan.

"Prinsipku simple, hidup dan setelah itu mati saja." Perempuan itu mengeluarkan pisau lipat dan menyayat pelan wajah wanita paruh baya tadi hingga meringis kesakitan.

Tak sampai disitu, perempuan menjuluki dirinya Smile Girl itu menusuk cepat leher wanita paruh baya di hadapannya, kemudian menarik pisau tersebut dengan lambat.

"Aaaakh!"

Smile Girl mengalihkan pisau kesayangannya tepat di jantung wanita paruh baya itu dan darah keluar begitu deras, muncrat kemana-mana sampai mengenai wajah si pelaku.

"A-ampun!"

Seolah memekakkan telinga, Smile Girl tetap melakukan apa yang disukainya. Menusuk korban sampai mati mengenaskan.

"Apakah ini sakit?"

Wanita paruh baya itu hanya mengangguk cepat, dia sudah tak sanggup berbicara.

"Bohong! Kau pasti menikmati ini bukan?"

Smile Girl menusuk untuk terakhir kalinya tepat di bagian jantung dan sangat dalam, nyawa wanita paruh baya itu pun sudah melayang, dengan tangan penuh darah dia mencabut pisau lipat tersebut.

"Kisah mu sudah tamat, selanjutnya kisah mereka kan?"

Perempuan itu membuka pakaian yang dia kenakan dan memperlihatkan pakaian lainnya bermotif smile. Dari balik saku dia mengambil korek api dan membakar pakaian tersebut hingga menjadi abu, setelah itu menguburnya di dalam tanah. Tidak lupa dia menyisipkan pisau lipat diantara helai rambutnya. Topeng? Dia masih mengenakannya dan berjanji tidak akan melepaskan sampai semuanya tiba di jalan kematian.

Jari-jarinya lihai mengutak-atik nomor ponsel dan memanggil seorang polisi agar datang kemari bersama ambulance.

"To-tolong pak, disini terjadi pembunuhan," ucap perempuan itu ketakutan, tapi bibirnya terus menampakkan senyum bahagia.

"Bisa kami tahu dimana lokasinya?" Terdengar grasak-grusuk dari seberang sana, mungkin para polisi itu sedang berkompromi dengan para polisi lainnya.

"Peti kemas tak terpakai,"

"Baiklah, tunggu disana dan jangan menyentuh korban. Sebentar lagi kami akan kesana!" Seperti sebuah peringatan tapi bagi perempuan itu ini adalah sebuah penawaran.

"Jangan lupa bawa ambulance." Perempuan itu melirik sinis wanita paruh baya yang sudah menjadi mayat. "Karena lukanya sangat parah,"

"Baiklah."

Smile Girl menyeringai sembari berjalan menghampiri mayat tersebut, dia mengambil batu yang tergeletak tak jauh darinya dan menggosok-gosokkan pada luka mayat itu.

Setelah dirasa selesai, dia membawa pulang batu tersebut untuk dijadikan koleksi di kamar.

Bibirnya yang merah bersenandung kecil dengan tangan membentang lebar, dia melewati gang kecil yang biasa dilewati. Sebentar lagi polisi dan ambulance akan datang bersama wartawan, lalu dirinya pasti akan menjadi terkenal sebagai pelaku.

Mereka juga dengan bodohnya akan mencari-cari pelaku tersebut dengan mengerahkan seluruh tenaga dan waktu. Namun, sayang sekali gagal karena seharusnya mereka tahu jika pelaku lebih cerdik dari pemburu.

"Situasi menyenangkan harus dirayakan. Tapi aku tidak memiliki teman, jadi siapa yang menemaniku?"

Bibirnya menyeringai lebar, siapapun yang melihat pasti akan ketakutan.

"Oh iya, aku kan memiliki seekor anjing patuh. Nanti aku akan mengajaknya makan burger rasa daging manusia, pasti enak bukan?"



























|Ada yang udah pernah makan burger rasa daging manusia?

Kalau belum atau ada yang udah komen ya😜|


Say HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang