Semua sepakat kalau hari Senin adalah hari sibuk. Bagaimana tidak? Selain menjadi hari pertama dalam satu minggu, Senin selalu menjadi awal untuk permulaan. Maka tidak heran, banyak yang suka mengeluh setiap hari Minggu mau berakhir sebab perjalanan dari Minggu ke Senin begitu cepat, sebaliknya memerlukan waktu enam hari untuk kembali ke tanggal merah tersebut.
Berasa tidak adil, tetapi faktanya demikian.
SMA Berdikari juga ramai pagi ini. Sebenarnya lebih tepat disebut ramai yang berat sebelah karena populasi murid baru kian bertambah hingga dua kali lipat setiap tahunnya. Beruntung Rio Harvey selaku Kepala Sekolah selalu cepat tanggap dan gesit dalam mengambil keputusan, sehingga proyek gedung baru di tanah lapang bagian Barat sudah masuk dalam progres.
Namanya juga sekolah swasta pionir yang sudah populer di kalangan konglomerasi, SMA Berdikari memang semakin wow saja. Selain biaya SPP yang tidak membludak walau sudah masuk dalam most wanted list (padahal sudah terkenal sejak tiga tahun terakhir), rupanya sekolah tersebut secara konsisten menunjukkan bagaimana karakternya berperilaku sesuai nama; berdikari.
Sudah bukan rumor kalau semua pelajar SMA Berdikari seolah-olah dilatih untuk mandiri dan tunduk pada semua aturan yang berlaku. Apakah ini karena banyak guru killer? Apakah ini karena belum ada siswa yang mencoba melawan? Atau... apakah ini karena banyak yang bersyukur bisa menjadi murid di sana hingga tidak berani bertingkah?
Entahlah, semua kemungkinan bisa saja terjadi. Yang jelas, belum ada satu pun yang benar-benar melanggar peraturan hingga berpotensi dikeluarkan atau minimal dipindahkan ke sekolah lain, meski terdapat banyak siswa laknat dan minus akhlak. Namanya juga remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri, para guru juga berusaha memberikan toleransi asalkan tidak berlebihan dan tidak melanggar norma yang seharusnya ditaati.
Baskara Anthony termasuk dari sekian jumlah murid nakal yang setia bolak-balik Ruang BK. Percayalah meski dijuluki perundung ulung, dia masih memiliki sejumlah attitude untuk menjawab guru dengan sopan. Tingkah semena-mena yang dia lakukan hanyalah sebatas ketengilan yang bermakna caper.
Dengan kata lain, Baskara tipikal usil. Ditambah fakta sekarang dia berada di tahun terakhir SMA, lantas menjadikannya senior yang semakin melonjak dan berkuasa saja.
Bukti konkretnya seperti sekarang ini.
Baskara menghentikan motor ninjanya asal saja di depan tangga kecil yang merujuk ke koridor. Ditilik dari caranya melempar kunci ke siswa random yang lewat, sudah jelas dia memberi perintah untuk memarkir motornya ke area basement khusus parkir.
Bisa disimpulkan sebesar apa pengaruhnya di sekolah hingga tidak ada yang protes, bahkan sepaket dengan para pengamat yang tidak pernah bosan memperhatikan dan menjadikan Baskara bahan julid-an di manapun dia berada.
Para angkatan junior yang baru memulai hari sebagai murid SMA tentu sangat kepo dengan situasi ini. Biasanya jika sudah demikian, mereka semua akan berkumpul dalam satu kerumunan besar untuk bertanya-tanya dan ngerumpi.
Jika situasi ini dikonversikan ke dunia komik, akan ada cahaya ilahi yang menyorot Baskara tepat di puncak kepala, melengkapi visualnya.
"Eh-eh-eh, siapa dia?"
"Ganteng, sih, tapi gayanya belagu banget."
"Kok pada mau, sih, jadi babunya dia?"
"Lo nggak tau, ya, siapa dia?"
"Ya, makanya gue nanya! Ya kali, udah tau, tapi masih nanya."
"Gue jadi merasa tertampar soalnya walau udah ngenal Baskara, gue masih belum puas julid-in dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
He was Nerd | Mini Story [END]
Teen FictionPlease vote if you enjoy 🌟 Genre : School, Teenfiction, Romance, Comedy (70%), Sad (30%) (Mostly menggunakan POV 1, jadi narasinya tidak full baku) Naskah full revisi ✅ Terinspirasi dari drama populer Korea berjudul She was Pretty, yang sempat diad...