siapa ?

6.8K 268 9
                                    

Keesokan paginya, rumah Tama yang biasanya tenang, pagi itu diisi dengan tangisan keras dari Lio anaknya, anak itu tidak mau makan jika tak di suapi Ibunya. Tama yang pusing dengan tingkah laku anaknya pun marah, bagaimana bisa dia menghidupkan orang mati.

"Ngak mau! Lio mau makan di suapi Mommy hiks.. Mommy hiks.. hiks.." teriak Lio sambil menangis sesegukan.

"Lio! Jangan cengeng! Mommy mu itu sudah mati! Jangan meminta hal aneh padaku!" Ucap Tama dengan suara tinggi.

Lio yang di bentak Ayahnya langsung beringsut bersembunyi di balik punggung bi Asih. Tubuh anak malang itu bergetar hebat. Ia takut pada Ayahnya jika sudah marah.

Sementara Tama, dia mengumpat pelan merutuki apa yang baru saja ia katakan pada anaknya. Ia memejamkan matanya mencoba meredam emosinya.

"Bi urus Lio," suruh Tama, dia pun langsung pergi meninggalkan anaknya bersama bi Asih karena merasa bersalah.

"Bi, apa Daddy marah sama Lio?" Cicit anak itu, matanya berkaca-kaca menatap ke arah bi Asih.

Bi Asih yang melihatnya semakin tak tega, dia langsung membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya, "Daddy den Lio tidak marah kok, sepertinya dia sedikit lelah. Jadi, sekarang den Lio makan yuk. Setelah itu, kita pergi ke taman, siapa tahu kita bisa bertemu Mommy den Lio di sana," bujuk bi Asih.

Mendengar ia akan bertemu kembali dengan Mommynya membuat anak itu berteriak kegirangan. Dia bahkan sampai melompat-lompat kecil saking senangnya.




Skip time

Sementara itu, di sebuah kamar, terlihat Wafa masih bergelung di dalam selimutnya yang hangat, gadis itu tersenyum dengan mata tertutup. Sepertinya ia tengah bermimpi.

"Hehe sayang mau berapa ronde?" Gumam Wafa dengan raut wajah mesum.

Kring!!

Alarm jam miliknya berbunyi, sontak hak itu membuat Wafa kesal bukan main.

"Argh sial! Padahal sebentar lagi aku akan merasakan apa yang namanya syurga dunia! Dasar jam sialan! Ngak tahu situasi aja!" teriak Wafa kesal sambil melemparkan jam nya namun sedetik kemudian dia langsung menyesalinya.

Dengan raut muka di tekuk gadis itu menyibak selimutnya lalu turun dari ranjang. Mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Hari ini dia akan pergi ke cafe menggunakan motor kesayangannya. Karena kemarin setelah pulang dari taman, dia menyempatkan untuk mampir ke bengkel dulu.

Begitu ia membuka pintu kamar kostnya, terlihat Dera tengah memakai sepatunya.

"Tumben, kesiangan?" Tanya Wafa.

"Ahh dewi! Please anterin dulu aku ke kantor ya, udah terlambat banget ini," mohon Dera dengan raut wajah memelas.

"Hm gimana ya," jawab Wafa dengan mata melirik ke kanan dan ke kiri.

"Please,"

"Ok, tapi nanti malam, aku makan malam di kost an mu ya," seru Wafa sambil tersenyum menyerigai.

"Ok," jawab Dera singkat.

Setelah itu, mereka berdua pergi ke tempat kerja Dera terlebih dahulu.






Di cafe Sun Flower

Hari itu di cafe terlihat banyak orang silih berganti keluar masuk. Semua orang sibuk melayani beberapa orang. Termasuk Wafa yang juga sibuk memasak beberapa menu di cafe itu. Tapi jangan sebut Wafa jika gadis itu tak bisa menghandlenya.

Wafa pesanan nomor 2

Wafa pesanan nomor 5

Nomor 6

Nomor 9

Nomor 4

Nomor 1

Nomor 12

Dan masih banyak lagi, bahkan big boss juga sampai turun tangan membantu para pegawainya.

Skip time

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan waktunya para pagawai untuk pulang.

"Hhah! Cape banget hari ini, tapi seru juga sih haha," Seru Wafa setelah selesai mengerjakan semua pekerjaanya.

"Kamu benar Wafa, pinggangku sakit banget, kakiku juga karena kelamaan berdiri," jawab Ica.

"Sama," sahut Bram.

Dan beberapa pegawai pun mengeluhkan hal sama.

"Terima kasih untuk kerja keras kalian semua haha, malam ini aku akan mentraktir kalian bagaimana?" Seru big bos.

"Wah, benaran bos?" Tanya Wafa kegirangan.

Big bos mengangguk, semua pegawainya pun bersorak gembira.

"Let's go!"

"Go!" sahut semua para pegawainya.

Mereka semua pergi ke kedai makan yang masih buka.

Saat sedang asik makan, ponsel Wafa berbunyi, sebuah pesan dari Dera mengatakan jika dia bilang tidak bisa pulang malam ini karena lembur. Dengan segera Wafa juga mengatakan jika janji makan di rumah Dera di batalkan karena dia sudah di traktir bosnya.

"Siapa?" Tanya Ica.

"Dera,"

"Ohh Dera," gumam Ica.

Tepat pukul 10 malam mereka semua memutuskan untuk pulang. Begitu pun dengan Wafa.

"Aku pamit ya, dan semuanya. Bos aku pulang dulu, makasih loh traktirannya haha," ucap Wafa sambil berlalu pergi.

Kebetulan jalan menuju kost san nya malam itu sangat sepi karena sudah malam. Saat tengah fokus melihat jalan, gadis itu melihat sebuah mobil hitam terparkir di dekat trotoar jalan. Wafa mengerutkan dahinya bingung. Kemudian karena rasa penasarannya sangat tinggi, Wafa memberhentikan motornya di tepat di dekat mobil hitam itu.

Dengan pelan, Wafa turun dari motornya, lalu berjalan ke arah mobil. Dia mengetuk-ngetuk kaca mobil namun tak ada sahutan. Setelah beberapa kali Wafa mengetuk akhirnya pemilik mobil itu keluar.

Begitu Wafa melihat siapa yang keluar, dia sangat kaget karena pemilik mobil itu adalah pelanggan yang komplen jika masakannya tidak enak. Baru saja ia akan mengomel, tubuh laki-laki itu ambruk tepat di depannya. Untung saja Wafa dengan sigap menahan tubuh kekar laki-laki itu.

"Ehhh, pak, pak bangun!" Seru Wafa panik. Tapi, tetap saja, laki-laki itu tak bangun. Wafa dengan terpaksa menyeret tubuh berat itu untuk berbaring di kursi mobil bekalang.

"Dia kenapa ya?" Gumam Wafa bingung.

Tak ambil pusing, Wafa langsung membenarkan posisi kepala laki-laki yang tengah pingsan di depannya. Tapi rasa panas di tangannya membuat Wafa kaget.

"Astaga panas banget, gimana ini? Kok demam di pinggir jalan sih? Tapi masa harus di tinggalin di sini sih? Kalau ada tante-tante grep-grep dia gimana?" Racau Wafa. Entah kenapa gadia itu malah berpikiran absurd seperti itu.

Tapi karena rasa kemanusiaan Wafa sangatlah besar. Terpaksa dia membawa laki-laki yang belum ia ketahui namanya itu ke kost sannya. Meskipun ia harus menyeret tubuh berat itu dan menyetir motor dengan satu tangan.












Tbc

Jangan lupa vote and komen ya!
Biar semangat nulisnya:)
Makasii yang udah komen sama vote cerita ♡

Maaf kalau ceritanya belepotan ,cuma penulis amatir :')

My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang