Follow sebelum baca! Belum revisi!
Bagaimana perasaanmu saat seseorang tiba-tiba memanggilmu Mommy?
Dan itu terjadi pada Wafa, seorang jomblo sejak lahir.
#Rank 2 in 21 [25 -10-2022]
#Rank 3 in adult [8 -5-2023]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah ruangan kotor, gelap seperti gudang. Dua insan tengah beragumen. Si pria terus memasang wajah mengancam, dan juga si wanita yang menatapnya dingin.
"Sudah aku bilang! Jangan lagi mengusik keluarga itu! Apa kau lupa?" Desis tajam pria itu. Tangannya mencengkram erat pergelangan tangan si wanita.
"Kau tak perlu ikut campur brengsek!" setelah mengatakan itu, wanita itu melepas paksa cengkraman si pria, dan berlalu pergi menyisakan si pria yang menatapnya sendu.
"Aku mencintaimu"
Ucapan tiba-tiba si pria sontak membuat wanita itu berhenti. "Lupakan aku," ucapnya, kemudian dia bener-benar pergi meninggalkan si pria.
Kepala pria itu menunduk, menatap ujung sepatunya. "Seharusnya sejak awal aku memberitahumu Bell."
***
"Kemana aja lu?" Tanya Tama pada Ryan yang baru saja muncul.
"Biasa, panggilan alam haha." Tawa membahana keluar dari bibir pria itu.
Tama menatap sahabatnya jijik. "Heran, kenapa bisa gue punya sahabat kaya lu." Sarkas Tama.
Raut wajah Ryan berubah cemberut, bibirnya ia kerucutkan. "Jahat," jawab Ryan dengan suara di imut-imutkan.
Tama berigidik ngeri melihat kelakuan absurd sahabatnya. Sementara Diki, dia yang sejak tadi diam merasa sedikit kesal pada dua pria dewasa di depannya itu.
"Apa kalian bisa serius?" mata hitam Diki menatap tajam keduanya.
Kepala keduanya menoleh, mereka mengangguk seraya menggaruk kepaka belakang mereka.
"Bagus, ayo kita pergi.
***
Drtdd.... drrtdd
Suara dering ponsel masuk ke dalam indra pendengaran seorang gadis yang duduk meringkuk di atas sofa.
Melirik ponselnya, mengintip siapa yang mengiriminya pesan.
Uknown.
Gedung xx. Jika kau tak mau dia mati.
Send photo.
Mata Wafa membulat sempurna, ia berlari menghampiri Bram yang sedang membuatkan teh di dapur apartemen Bram.
"LIO BRAM!" teriak panik Wafa
"Ada apa?"
Kepala Wafa mendongkak, menatap Bram takut. Hal itu sontak membuat Bram panik sekaligus bingung.
