Chapter 6 🎧

1K 171 72
                                    

Lerania dan Alero berjalan beriringan menuju lapangan. Sepanjang perjalanan, para Lady menyapa Lerania dengan ramah. Alero yang melihat itu tampak sedikit terkesan.

"Ternyata kau populer"
"Hmn.. biasa saja. Kenapa? Kau iri ya?" Lerania pun mencolek dagu Alero.

"Hah! Iri? Denganmu? Mimpi di bolong siang!"
Lerania seketika menyikut lengan Alero, "Siang bolong bodoh! Garing banget deh"

Sebuah susu unta kotak rasa pisang tersodor ke hadapan Lerania. Lerania dan Alero seketika berhenti lalu menatap seorang perempuan menyodorkan susu itu sambil membungkuk 90°.

"I-i-ini untukmu! Tolong terimalah!"
"E-Elina.."

ELINA KAU SEDANG APA?? TOLONG SIAPAPUN JELASKAN APA YANG SEDANG TERJADI!

Semua mata siswa dan siswi di sekitar koridor langsung mengarah ke tiga orang itu. Lerania sudah pusing 10 keliling melihat dirinya sedang jadi pusat perhatian.

"Ah? Haha.." Lerania tertawa garing, "Terimakasih, " ujarnya seraya tersenyum senatural mungkin. Ia pun mengambil kotak susu favoritnya itu.

Elina tampak sangat berbinar karena pemberiannya diterima, sedangkan anak-anak lain sudah pada berbisik. Alero menatap Lerania dan Elina bergantian, "Ayo! Nanti keburu telat" ajak Alero yang merasa Lerania tampak sangat tidak nyaman karena gadis di depan mereka.

Tau tidak ekspresi orang menahan kentut? Ya persis seperti itu ekspresi Lerania saat ini.

Lerania menoleh ke Alero, memberikan tatapan berbinar.

Huweee Alerrooo monyetku makasi udah bantu! Ntar aku kasih tiket lotre deh!

"Kalau begitu aku duluan, terimakasih sekali lagi" pamitku dan langsung cepat-cepat pergi.

"Ah tapi-" Omongan Elina terhenti karena tatapan tajam dari Alero yang melirik ke belakang.

Mereka berdua pun sampai di lapangan. Raquel yang sedang mengoceh pedas ke anak-anak yang salah mantra langsung mengalihkan perhatiannya ke dua orang yang baru datang.

"Kau dekat dengan kutu buku ini?" tanya Raquel sembari bersidekap dada.

"Ti-"
"Iya, kami dekat profesor" potong Alero cepat. Lerania seketika melotot menatap Alero tak percaya.

What? Gimana-Gimana? Kayanya aku salah denger

"Ran tidak akan dekat dengan orang merepotkan sepertimu" balas Raquel dengan sinis.

Ran? Apa-apaan pria ini memanggilku dengan panggilan sok dekat itu?!

"Ran? Sepertinya Profesor dekat sekali ya dengan Lerania?"
"Jauh lebih dekat dari kau yang hanya ngaku-ngaku"
"Dibanding saya yang merepotkan, profesor kan terlalu terkenal untuk Lerania yang tidak suka perhatian"
"Ran kau harus mengusir lalat-lalat yang menganggumu-"

Dari belakang, muncul aura gelap yang seakan bisa menurunkan petir, Lerania tersenyum yang anehnya lebih menyeramkan dari iblis.

"R-Ran"
"L-Lera..nia"
"Bagaimana kalau kelasnya segera di mulai saja?" Lerania tampak sangat kesal tapi ia tahan. Karena ditahan itu jadi lebih menyeramkan.

Dan kelas sihir pun dimulai. Semua anak kelasnya diminta untuk membuat beberapa barisan. Raquel kemudian merapalkan sebuah mantra.

Terdengar sulit. Pasti pemanggilan barang berat. Enaknya tidak perlu pakai ongkir

Tiba-tiba saja sebuah kotak kayu besar muncul, membuat semua murid di sana penasaran.

Kotak mati?? Dia ingin mengajar sihir atau menerangkan cara mengubur jenazah?

The Mysterious Lady With The Guitar [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang