Pagi ini suasana rumah keluarga Kim cukup tenang. Sebelum akhirnya ketenangan itu berganti keributan perihal salah membeli rasa selai.
"Bunda kan udah bilang, Kak Hwi jangan lupa selainya rasa strawberry," nyonya Kim masih setia mengomeli putra sulungnya.
Pasalnya Kim Youngkyun kemarin disuruh sang Bunda membeli selai rasa strawberry, tapi yang datang malah rasa kacang.
Si Bunda yang anti kacang, jelas marah-marah.
"Lain kali kalau bunda suruh itu perhatikan dengan baik. Mengerti?"
Si sulung hanya mengangguk, dengan seragam yang masih belum rapih, karena keburu sang bunda memanggilnya tadi.
"Adek juga!" lanjut wanita cantik itu dengan tegas. Membuat si bungsu yang sedang terduduk di meja makan menahan kantuknya, lantas terkejut.
Belum habis soal selai, Kim Jisoo kembali dibuat kesal dengan kedatangan sang kepala keluarga.
Bagaimana tidak? Jam sudah menunjukan pukul 06:30, tapi suaminya itu masih terlihat kusut, baru bangun.
Maka, wanita cantik itu kembali mengomel.
"Ayah, coba lihat jam berapa sekarang? Kenapa belum mandi? Nanti terlambat."
Hal itu membuat kepala keluarga Kim sedikit meringis. Baru datang dia sudah kena sembur oleh istri cantiknya.
"Ayo sana ayah mandi dulu! Kalian berdua sana lanjut siap-siap!"
Ketiga Kim itu mengangguk, lantas menuruti perkataan nyonya besar.
Setelahnya lalu suasana kembali tenang. Nyonya Kim sesekali bersenandung, sambil membuat nasi goreng dadakan, karena sarapan sehat dengan roti dan selai strawberry-nya gagal.
Lima belas menit berlalu. Keluarga kecil itu sudah kembali lengkap duduk di meja makan dengan se-porsi nasi goreng di piring masing-masing.
Minus nyonya Kim sebenarnya, karena wanita cantik itu sedang dalam program menurunkan berat badannya.
Sarapan berlangsung dengan tenang. Diselingi beberapa percakapan ringan tentang rencana bagaimana hari ini akan mereka habiskan nanti.
Si sulung bercerita, bahwa hari ini dia ada kelas tambahan. Biasalah, siswa akhir tahun.
Sedangkan si bungsu rencananya pulang sekolah akan membeli makanan Rambo, si kucing kesayangan keluarga Kim, lalu menjemput kakaknya di sekolah.
Sedangkan sang ayah, bilang bahwa hari ini ada rapat di agensi.
Nyonya Kim sendiri akan tetap di rumah sampai jam 9 sebelum akhirnya akan pergi ke cafe miliknya, kunjungan rutin.
Sarapan usai, tak lupa Sunwoo meneguk habis susunya, sedangkan kakaknya bersiap mengenakan sepatu.
"Bunda, adek pamit ya..." bungsu Kim itu menyambar tangan bundanya, menyalimi. Hal itu diikuti oleh Hwiyoung yang sudah selesai memakai sepatunya.
Keduanya lantas kompak mencium pipi bunda mereka di sisi kiri dan kanan. Membuat Kim Jisoo kaget, namun lantas tersenyum lembut.
"Belajar yang bener ya, ganteng-gantengnya bunda," katanya seraya mengusak lembut rambut Hwiyoung dan Sunwoo bergantian.
Kakak beradik itu mengangguk, lantas meninggalkan dapur.
"Loh sama ayah gak akan salim?" kata Bobby yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Yaelah, salim di depan ajalah. Ayah juga kan mau ke depan," jawab si bungsu.
Hal itu membuat Bobby mendengus. Bungsunya ini agak sedikit nyebelin ya, Bobby harus banyak-banyak sabar.
Menghiraukan kedua anaknya yang sudah melenggang pergi, Bobby menghampiri sang istri yang dari tadi menonton keributan.
"Aku berangkat dulu ya Bun," katanya sambil mengecup kening sang istri.
"Iya, hati-hati Ayah," ujar nyonya Kim lalu mencium tangan suaminya.
"Ayah buruan!!! Lama amat, kita mau berangkat nih!!!"
Teriakan Hwiyoung, membuat Bobby geleng-geleng.
Ya Tuhan, gini amat punya anak.
***
wkwkwk gak nyangka banget ada yg baca ini cerita. hehe
makasih untuk yg udah dukung cerita ini❤❤