24. Menguak luka lama

0 1 0
                                    

Hai.

Hari ini tanggal 14 May 2021. Masih dalam suasana hari raya idul fitri tahun 2021. Aku mengucapkan selamat hari raya ya, mohon maaf lahir batin. Bagaimana hari raya kalian?

Hari ini tidak terlalu baik. Sepertinya kali ini dan mungkin seterusnya aku hanya akan menulis pada suasana hati yang tidak baik. Aku bingung, sedih, marah dalam waktu yang bersamaan. Kenapa?

Perihal ayahku. Aku mengunjunginya hari ini. Tapi entah mengapa kunjungan kali ini terasa lebih menyakitkan. Tujuan kedatangan ku adalah ingin menjalin silaturahmi, namun baru sebentar rasanya aku ingin segera memutuskannya.

Selama kurang lebih 15 menit durasi kunjunganku, ayah selalu membahas tentang putrinya. Ya, putrinya, bukan aku. Padahal kala itu aku tak sendiri, aku bersama keponakan kecilku yang sangat lucu, anak kakak ku. Tak sekalipun ayah bertanya perihal keponakanku. Pertanyaan basa-basi seperti namanya siapa, umurnya berapa, sudah bisa apa saja, tidak terdengar satu kalimat pun.

Bayangkan saja, ketika kamu bertemu ayahmu dan istri barunya lalu selama waktu itu ayahmu hanya membicarakan orang lain. Mendengar kamu dibandingkan dengan kakakmu atau adikmu atau bahkan anak tetangga saja sudah muak pastinya, ini apalagi dengan anak orang lain yang hanya separuh bersaudara denganmu.

Apakah telah terbayang? Bagaimana rasanya?

Lukanya kembali menganga. Sepertinya kedatanganku kesana memang sebuah kesalahan.

Aku sedikit terhibur kala membaca chat dari salah satu temanku,

Seperti sebuah tamparan untukku, aku seperti tak dibiarkan berlama-lama untuk berada di ruang ekspektasi lalu terlempar kembali ke realita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti sebuah tamparan untukku, aku seperti tak dibiarkan berlama-lama untuk berada di ruang ekspektasi lalu terlempar kembali ke realita.

Tetapi dari kejadian ini aku bersyukur karena masih diberi hidup yang nyaman bersama mama. Memang lebih baik kami hidup masing-masing. Karena kalau dipaksakan malah hanya membuat sakit hati.

Ohya, saudaraku juga ikut denganku. Setelah pulang, dia langsung marah marah mengingat ayahku hanya membicarakan anaknya.

"Dih apaan sih lo juga pernah ikut OSN Kimia kan. Ikut doang mah ngapain dipamerin" Begitu kira-kira kata salah satu saudaraku.

Diam-diam aku tersenyum, bersyukur karena ternyata masih banyak yang mau memberikan dukungan kepadaku. Bisaku hanya diam. Diam-diam senang, diam-diam menangis, diam-diam bersyukur, dan diam-diam mencintai hahaha.

Jangan lupa bahagia hari ini:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah cerita tanpa judul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang