11. Surprise!

6 1 0
                                    

Hari ini tanggal 14 bulan agustus, hari Jumat. Jadwal belajar online ku tidak terlalu padat, hanya 3 mata pelajaran sampai jam 10 pagi. Jam pelajaran pertama sukses membuatku panik, karena tiba-tiba guru mata pelajaran itu memberikan 20 soal reaksi redoks yang harus diselesaikan muridnya dalam waktu 25 menit. Demi Tuhan, aku sangat lambat dalam materi itu. Guru itu hanya memberikan waktu 25 menit setelah itu dia akan memanggil satu per satu muridnya untuk menjawab soal yang dia berikan dalam bentuk pesan suara.

Pikirku jika hanya sekelas tidak ada masalah, namun di mata pelajaran ini guru itu menggabungkan seluruh kelas dalam grup itu. Jumlah murid di angkatanku hanya berkisar kurang lebih 50 orang, tidak banyak untuk jumlah angkatan pada umumnya. Namun, aku terbiasa untuk tampil diantara teman sekelas saja, mungkin sekitar 20 orang.

Sebenarnya nomornya ada empat, namun nomor dua mempunyai cabang 10, nomor tiga punya cabang 5, dan nomor empat punya cabang 4. Aku lolos sampai nomor 3e, setelah nomor 4a disebutkan barulah namaku terdengar. Paniknya bukan main saat itu, anggota gerakku sudah dingin seperti mayat.

Ketika selesai mengirim pesan suara, aku berniat untuk membuat status WhatsApp, ya isinya hanya berisikan kekesalan ku soal guru tadi. Lalu--

Ting!

Deg.

Sebuah pesan masuk masuk, dan betapa terkejutnya diriku melihat siapa yang mengirim pesan. Ya! Itu Koala! Aku senang bukan main, demi Tuhan aku berteriak sekencang-kencangnya saat itu. Percaya atau tidak aku sampai berguling guling dikasurku. Jantungku berdetak seakan ingin keluar dari tempatnya.

Senang, gugup, bingung mendominasi jiwaku saat itu. Aku senang bukan main, namun aku terlalu bingung untuk jawaban setelahnya. Banyak harapan yang terlintas dibenakku untuk satu pesan yang dikirimkan koala untuk membalas statusku.

Itu benar-benar mengejutkanku, sungguh. Aku bertanya-tanya mengapa dia secara tiba-tiba membalas statusku dan menyemangatiku. Biasanya tidak seperti itu, aku merasa seperti ada yang tidak beres.

Tidak, mungkin hanya pikirku saja. Memang, aku terlalu banyak berekspektasi.

Dengar koala, jika kamu membaca ini, jangan berpikir aku sombong atau apa. Aku terlalu bingung ingin membalas apa, aku gugup, sangat gugup. Kau bisa bertanya pada teman-temanku, saat itu aku sedang diskusi dengan teman-teman di telpon sehingga mereka bisa mendengarku berteriak.

Satu langkah kecil yang kamu lakukan padaku koala, itu sangat berdampak besar. Sangat. Itu membuat ekspektasiku semakin melewati batas.

Dan yang paling penting, itu semakin membuatku merindukanmu.

(16 Agustus 2020)

Sebuah cerita tanpa judul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang