Sebuah cerita tanpa judul.

2. Kejutan

Sampailah pada fase dimana perasaanku tak dapat tertahan lagi. Semua keyakinan tentang dilarang mencintainya akhirnya seketika lenyap. Perasaan yang selalu tertahan ini seakan memuncak.

Akhirnya, aku termakan perkataanku sendiri. Mulai lah aku melontarkan beberapa isyarat bahwa aku menyukainya. Bukankah fase setelah nyaman adalah suka? Ingatkan aku bila itu salah. Disamping itu, aku terus meminta saran pada laki-laki yang sedang dekat dengan Milly saat ini, namanya adalah Jaya. Saat itu Jaya sedang berpacaran dengan Seny, dan dulu aku dan Jaya memang menganggap kami sebagai kakak dan adik.

Sudah hampir beberapa waktu aku terus saja membuat status WhatsApp dengan tujuan memberi isyarat pada Koala. Namun belum ada komentar apapun tentang hubungan kita. Sebenarnya aku tak perlu susah payah untuk memberi isyarat padanya, lagipula dia pasti sudah bisa menebak isi pikiranku. Tapi bukan aku namanya jika terus diam dalam perasaan yang terus tumbuh ini.

Kejadian tak terduga terjadi, aku yang baru saja mengunggah sebuah gambar quotes pun terdiam. Aku terdiam setelah mendapat notifikasi pesan dari koala, dia mengatakan sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Koala : Aku mencintaimu. Bukan niat ingin 'menggantungmu' tapi kupikir lebih baik seperti ini saja. Kupikir yang terbaik untuk kita adalah hubungan persahabatan. Aku takut kita akan pisah, dan jauh. Aku takut kita seperti orang tak kenal satu sama lain. Aku tidak mau seperti itu, karena itu aku tak pernah membicarakan tentang ini, tentang hubungan kita. Kamu tidak apa apa kan?

Di satu sisi aku merasa sangat bahagia karena akhirnya aku mengetahui bahwa dia juga menyayangiku, tapi di sisi lain aku sedikit merasa kecewa. Kabar baiknya, mulai saat itu kami saling terbuka satu sama lain. Dia banyak bercerita tentang hidup dia, hidup ku, dan semua hal tentang kami, dan mereka.

Hari itu aku merasakan bagaimana sebuah kebahagiaan yang tak pernah terputus, hari itu aku merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta.

(17 May 2019)