17. Kehilangan Identitas

15 1 5
                                    

Percaya atau tidak, bab ini seharusnya menjadi bagian paling kelam dari segala hal yang pernah kuceritakan. Namun, keberanian datang entah dari mana. Yang kutahu, hari ini 24 September 2020, aku melakukan hal paling berani yang pernah kulakukan. Aku, diriku meminta orang-orang yang kuanggap dekat untuk membuat surat.

Demi Tuhan, aku bahkan tidak sadar dan tidak tahu mengapa aku bisa seberani itu.

Aku mulai membagikan link untuk mereka menuliskan surat mereka masing-masing pada waktu matahari terbenam. Aku menahan untuk membukanya, karena rencananya akan ku buka pada pukul 9 malam.

Mengapa harus berlebihan seperti itu? Aku tak tahu, hari ini kepalaku sangat-sangat pusing karena berpikir berlebihan. Hal ini biasa disebut overthinking. Biasanya tidak separah ini, ini kali pertama aku overthinking yang sangat berlebihan hingga rasanya hampir mual. Entah dorongan dari mana, namun perkiraanku saraf pada otakku seperti langsung bertindak untuk mencari 'obat' untuk jiwaku lalu mulailah aku membuat link dan menyebarkannya.

Tidak semua orang ku beri link, hanya mereka yang bersedia. Saat aku telah mengirimkan semua link, aku mulai gelisah. Aku bukan perempuan yang biasanya berbicara serius pada teman dekatku, sedangkan hari ini aku meminta mereka dengan serius.

Dan hebatnya, aku mengirimnya juga pada Koala.

Bagian ini aku tulis pada pukul 9.31 WIB yang mana pada rencanaku seharusnya aku telah membaca isi surat-surat mereka.

Ya aku telah membacanya. Aku akan menangis kencang bila aku tidak menahannya.

Aku sangat-sangat berterima kasih pada mereka. Mereka membuatku berharga. Aku hanya, merasa seperti mereka semua menganggap kehadiranku. Mungkin, jika tidak kukirimkan link itu pada mereka aku akan menangis dipojokkan dan mulai merubah sikapku. Aku tak mungkin bunuh diri, sangat bodoh jika aku sampai melakukan bunuh diri karena overthinking.

Ingin rasanya ku beritahu pada kalian apa isi surat mereka masing-masing. Namun aku memilih tidak memberitahukannya. Aku menghargai kejujuran mereka.

Hanya saja, Koala. Ini adalah balasan. Aku tidak akan berhenti. Aku akan berjuang hingga aku merasa tak perlu memperjuangkanmu lagi. Kamu bisa mempercayaiku. Atau, mungkin jika kamu punya pengganti ku, kamu boleh menyuruhku untuk pergi. Aku akan menunggu, hingga saat aku telah tergantikan dan tidak bisa lagi memperjuangkanmu.

Kepada matahari, terimakasih telah mengerti mauku. Terimakasih telah membuatku merasa berharga. Aku sangat menghargai pesanmu.

Kepada si penunggu telur, aku juga berterimakasih padamu. Meskipun terdengar sedikit geli karena aku tak pernah menyebut diriku dengan 'aku' denganmu, hahaha. Aku sangat menghargaimu setiap kali kau bercerita padaku. Kamu membuatku merasa dibutuhkan.

Kepada Milly, sebenarnya aku tak tahu pesanmu yang mana. Astaga maafkan aku, tetapi aku benar-benar tidak mengenalinya. Manapun itu, segala pesan yang ada pada link itu sangat kuhargai. Terimakasih Milly.

Hari ini sepertinya tidak akan kulupakan, karena telah tertulis pada buku ini. Bagian ini ku dedikasikan untuk kalian yang telah ku kirimkan link. Terimakasih banyak, lain kali kalian akan ku traktir jika ada kesempatan hahaha;)

Kejadian ini seperti mimpi buruk, aku hampir kehilangan identitas diriku jika saja saraf otak ku tidak melakukan apa-apa. Mari kita berdoa semoga kebiasaan overthinking ku mulai hilang, hehehehe aamiin.

24 September 2020

Sebuah cerita tanpa judul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang