Chapter 37 : Backfire

49K 7.9K 283
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Anna, dan nama Irenica hanya muncul pada dialog atau POV tokoh lainnya.

Kita selesaikan aja ya,.. jadi lunas 5 chapter tinggal besok lagi gua usahain up dua chapter buat minggu ini.

.

.

Aku kembali dengan perasaan kesal, Irenica mati bukan hanya kesengajaan dari Willona tapi ada sangkut paut dengan perempuan yang ia panggil 'ibu'

"Iren."

Aku menoleh ke samping dan mendapati ayah yang sedang bicara dengan seseorang, tak lama orang itu pergi dan ayah berjalan mendekat.

Tiba-tiba ide bagus mulai terlintas di kepala ku, ini kesempatan. Sebelum musuh menyerang aku harus menyerang terlebih dahulu.

"Kebetulan aku ketemu dengan ayah, ada yang mau ku bicarakan."

"Sayang!"

Kenapa suara perempuan itu muncul lagi, tiba-tiba ibu palsu ku datang dan menghampiri kami.

"Sayang, kamu sudah janji akan pergi bersama ku bukan?"

"Iya tapi bukannya itu besok?"

"A..aa..aku mau pergi hari ini, kebetulan Willona juga mau ikut."

Sialan, dia pasti mau mencegah ku bicara dengan ayah. "Ibu, ada yang perlu ku bicarakan dengan ayah apa ibu bisa menunda kepergian ibu."

"TIDAK!"

Gilakah perempuan ini, berteriak seperti kesetanan. "Ah maafkan ibu sayang, ibu sangat ingin datang bersama ayah mu ke butik yang baru buka."

"Butik itu tidak akan pergi ibu, aku duluan yang mengajak ayah untuk bicara hari ini, tidak bisakah ibu mengalah dengan anak mu yang manis ini~ bukan begitu ayah?"

Ini menjijikan karna harus berlaga manis di depan ular betina ini tapi mau bagaimana lagi, ini harus ku lakukan.

"Stefy, benar kata Iren butik itu tidak akan pergi, kita akan pergi sesuai jadwal."

Yes, ayah memang paling terbaik.

Tentu aku memamerkan senyum kemenangan ku di depan ular betina ini, menikmati wajah kesalnya itu tambah membuat ku bahagia.

"Kalian mau pergi kemana? Apa Ibu boleh ikut Ren?"

Mau cari kesempatan dasar ular,..

Aku menggeleng sambil tersenyum, "aku akan kencan dengan ayah hari ini, hanya aku dan ayah."

"Kencan?" Tanya ayah dan ku jawab dengan anggukan. "Ayo kita kencan ayah, kencan anak dan ayah bukan kah itu terdengar menyenangkan?"

Aku langsung mengaitkan lengan ku pada lengan ayah, lalu sedikit menarik agar ayah dan aku segera pergi. "Sampai jumpa ibu."

*I'm the real Villain*

"Ayah maaf mengajak ayah secara tiba-tiba."

"Tidak papa Ren, kencan ayah dan anak itu terdengar menyenangkan. Jadi kita akan pergi kemana?"

Aku tertawa renyah, ayah Iren lucu sekali.

"Aku mau makan-makanan pasar, seperti sate daging, kembang gula, manisan buah. Sorenya kita duduk sambil menonton pertunjukan musik gratis di alun-alun, bagaimana?'

"kedengarannya menyenangkan."

"Betul bukan, aku juga berpikir ini akan menyenangkan."

*I'm the real Villain*

Aku dan ayah benar-benar menghabiskan waktu seharian untuk kencan kami, kali ini aku baru bisa merasakan hangatnya perhatian sosok ayah yang belum ku rasa di kehidupan sebelum ku.

"Ayah sebenarnya aku ada maksud lain,bukan cuma sekedar kencan tapi aku ada hal penting yang mau ku bilang pada ayah."

"Ayah tau."

"Hah? Ayah tau?"

Ayah mengangguk sambil menyuapkan sebutir anggur hijau ke dalam mulut ku yang ku makan dengan baik.

"Tapi cukup menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama putri ayah ini."

"Ayah~"

"Sudah, jadi apa yang mau kau beri tahu pada ayah."

"Kak Willona bukan anak ayah."

"Tidak perlu kamu beri tahu juga ayah tahu."

"Ibu juga bukan ibu kandung ku."

"ha? Apa?"

Sudah wajar kalau ayah akan terkejut, "Ayah tau kalau ibu punya kembaran?"

"Apa maksud mu? Ibu mu tidak punya kembaran Iren, dia anak tunggal."

Aku menggeleng sambil menunduk, "Ibu punya kembaran, ibu yang bilang."

"Ceritanya sangat panjang, berawal dari rasa penasaran ku terhadap kak Willona yang tampak mirip dengan ku, jadi ku cari tahu ke panti tempat Willona di asuh."

"Tiba-tiba ibu tau kalau aku mencari tahu soal kak Willona dan datang padaku, dia mengatakan kalau Willona adalah anak dari kembarannya yang di husir karna hamil dengan pria yang bukan bangsawan."

"Iren, tapi ini..."

"Ayah jangan potong ucapan ku, dengarkan aku sampai habis, mengerti?"

Ayah tampak langsung diam jadi ku anggap dia mengerti. "Akan ku lanjutkan, jadi aku menyuruh pengawal ku untuk menyelidiki perempuan yang katanya kembaran ibu, pengawal ku menemukannya hanya saja kondisinya pincang dan ada bekas luka bakar di tangannya."

"lalu aku datang ke ibu, sebenarnya aku hanya ingin bermain-main saja dengan memutarkan cerita yang ibu beri tahu padaku, aku bilang kalau sebenarnya kembaran yang di husir oleh keluarga ibu itu adalah ibu sendiri. Ibu yang iri dengan kehidupan kembarnanya membuat ibu asli ku cacat dan menyuruhnya untuk bertukar posisi dari pada harus membuat ayah malu dengan punya istri yang cacat dan ibu asliku setuju dengan jaminan menjaga ku dengan baik."

"Aku hanya bercanda mengatakan itu ayah, tapi tak ku sangka ibu membenarkan itu."

"Iren, jujur ini sulit untuk ayah pahami."

"Aku mengerti ayah, tapi aku akan berusaha mengungkap kebenaran dan kalau ayah malu punya istri cacat tak papa, tapi bisakah aku tinggal dengan ibu asli ku?"

"Iren, ayah tak bisa menjawab sekarang, tapi kalau apa yang kamu ucapkan benar,..."

Ayah menjeda ucapannya, seperti bimbang dengan apa yang akan dia putuskan.

"Jika kamu benar, ayah akan menerima ibu mu. Karna dia perempuan yang ayah nikahi, ayah akan mencari dokter atau penyihir terbaik untuk membantu kesembuhan ibu mu."

"Terimakasih ayah."

Aku segera memeluk ayah dengan erat, seakan-akan aku punya harapan untuk kehidupan ku yang lebih baik. "terimakasih sudah mendengarkan ku, aku tidak akan mengecewakan ayah."

Tinggal beberapa langkah lagi, sedikit lagi Anna.

Iren kalau kau melihat ini, tolong beri aku kekuatan, tolong bantu aku mendapatkan kebahagian mu dan juga diriku.

Seperti ucapan ku pertama kali saat masuk kedalam tubuh mu, mari kita berbahagia bersama.

TBC

Ahh,.. siapa yang sayang ayahnya Iren, sudah pasti gua masuk sih,..

Niat Anna mau ngebuang satu tikus ternyata ketangkapnya dua,..

Udah ya, selesai 5 chapter,

Pendek ya? gua nulis ini sambil nahan nyeri mens, jadi gak bisa lama-lama duduk depan leptop,.. berdoalah semoga besok gua gak ngerasain nyeri mens lagi, jadi bisa update.

I'm The Real Villainess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang