Chapter 8 : Anger

88.1K 11.1K 305
                                    

Huaaaaaaaaaaa thanks a lot for the support guys, makasih yg dukung cerita ini dengan vote atau komen dan silent reader makasih udah baca cerita ini ruby harap ada chapter yang bikin kalian ngevote atau komen karna suka sama alur ceritanya.

Enjoy the story ^_^

"Bryan apa kamu bisa menunggu ku di rumah kaca? Aku mau menemui ayah ku sebentar." Bryan mengangguk tangannya terulur mengelus rambut coklat ku, "aku akan menunggu mu disana."

Aku langsung berjalan ke arah ruang kerja Marquess di lantai dua, dari kejauhan Leon melihat ku, aku tersenyum untuk menyapanya. "Aku ingin bertemu dengan ayah," ucapku tampa basa basi.

"Tuan Daylon sedang bersama nona Willona di dalam, saya akan menyampaikan kedatangan anda.."

"Tak perlu." aku memotong ucapan Leon.

-Apa yang di lakukan rubah itu ?"-batinnya.

"AKU TIDAK MAU!!"

Aku terkejut saat mendengar Willona berteriak sangat keras seperti itu, lalu tiba-tiba pintu ruangan ayah terbuka, Willona keluar dari sana dengan raut wajah marahnya. Willona menatap ku dengan tajam sebelum pergi.

seperginya Willona aku memasuki ruangan kerja Marquess, "Iren? Sejak kapan kau ada disana?" Tanyanya.

"Baru saja ayah," jawabku singkat.

"Ada apa dengan kak Willona?" Jujur saja aku penasaran dengan apa yang terjadi, mendengar pertanyaanku Marquess menghela nafas sebelah tangannya memijat keningnya.

"Ayah baru saja mendapatkan surat dari Count Claire, dia meminta Willona untuk bertunangan dengan putranya." Aku yang baru saja duduk cukup terkejut dengan kabar ini.

"Aku tidak mengenal tuan Count Claire ayah, tapi apa menurut ayah anaknya pantas untuk kak Willona ?"

"Ayah sendiri ragu Ren tapi ayah dengan Count Claire sudah berteman sejak lama, anaknya itu baik hanya saja dia.." Marquessmenjeda kalimatnya di iringi dengan helaan nafas beratnya.

"Dia lumpuh. "

"Lumpuh!?" Marquess mengangguk, pantas saja Willona menolaknya.

Sepertinya sekarang aku tau alasan kenapa Willona merebut tunangan adiknya, karna laki-laki yang ingin dijodohkan dengannya cacat. Ini tidak diceritakan di komik, alasan kenapa tiba-tiba Willona berusaha untuk merebut Bryan yang merupakan calon tunangan adiknya.

"Kau kesini untuk meminta surat kepemilikan tambang Orolams?" Aku mengangguk pada Marquess.

Ia mengambil sebuah kertas dari meja kerjanya dan di berikan kepada ku, "ini yang kau minta."

Aku tersenyum puas, "Terimakasih ayah."

"Ren kau membuat ayah binggung, rumornya tambang itu hanya memiliki sedikit emas dengan kualitas rendah, lalu bagaimana kamu mengelolanya?"

"Ayah jangan khawatir, sebenarnya itu hanya rumor yang di sebar oleh tuan baron Hence. dia sengajar membuat rumor itu agar tidak ada yang membeli tambang tuan Zain."

Kami saling menatap satu sama lain, aku bisa melihat ada keraguan dari Marques, "Dari mana kau tau?" Tanya Marquess penasaran.

"Rahasia." ucap ku dengan tersenyum. "Ayah meski aku masih berusia 17 tahun, ayah jangan meremehkan ku! Akan ku perlihatkan bagaimana aku mengelola tambang itu dengan baik."

"Tapi Ren ayah tetap saja khawatir, lebih baik kau bersikap seperti anak seumuran mu, berbelanja perhiasan, pergi pesta teh bersama teman-teman seumuran denganmu." aku menggelengkan kepala sebagai bentuk penolakan ku.

I'm The Real Villainess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang