·˚ * 03. tuesday; schedule

70 17 0
                                    

『••✎••』

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『••✎••』

"Udah diminum obatnya?" barusaja Satya keluar dari mobilnya ia sudah ditimpal oleh pertanyaan Ayahnya yang sedang menunggu didepan pintu.

"Udah" ucap Satya.

"Sebelumnya gak makan kan?" tanya Ayahnya.

"Enggak, cuman minum" ucap Satya.

Bohong? Tentu saja. Jika tadi ia mengatakan sejujurnya mungkin saat ini ia sudah dibawa ke rumah sakit. Padahal hanya makan sesuap saja. Rasa yang sudah lama tidak pernah ia rasakan, terakhir kali ia memakan mie instant dulu saat ia masih kecil.

Sejujurnya ia tidak boleh memakan makanan instant, itu karena pantangan yang dapat membuat penyakitnya memburuk, tapi sesuap saja tidak masalah bukan? Semoga saja. Ia masuk kedalam tim pertandingan basket yang akan dilangsungkan 2 bulan lagi makanya ia harus benar benar menjaga tubuhnya agar tidak drop.

"Kamu masih main basket?" tanya Ayah.

Satya menghela nafas berat, "Satya masih sehat, masih bisa olahraga." ucap Satya.

"Satya, kamu masih belum kapok dengan kejadian bulan lalu?" ucap Ayah dengan nada mengancam.

"Setelah pertandingan nanti Satya berhenti. Jadi jangan larang Satya sebelum itu" ucap Satya lalu naik ke atas menuju kamarnya.

"Besok jadwal cek, jangan lupa" ucap Ayah.

Ia segera merebahkan badannya di kasur tempat tidurnya. Memejamkan matanya sebentar, rasa sakit dikepalanya mulai datang, perutnya juga terasa mual, efek samping obatnya mulai terasa. 10 tahun? Rasanya Satya ingin tertawa, buktinya sudah 12 tahun Satya menderita namun nyawanya belum juga diambil sang pencipta. Hanya itu yang ada dipikiran Satya tiap harinya, kapan ia akan pulang bertemu dengan bundanya? Ia sudah lelah dengan hidupnya yang ia habiskan dengan transfusi dan meminum obat bahkan mungkin rumah sakit sudah menjadi rumah kedua baginya.

Teman temannya tau? Tentu tidak. Sebisa mungkin ia berusaha agar teman temannya tidak tau. Ia tak ingin terlihat lemah. Bahkan Azka, yang sudah bersamanya sejak sekolah menengah pertama pun tidak mengetahuinya. Hanya dirinya, keluarganya, dokter dan tuhan yang tau tentang kondisi kesehatannya.

....

"PAGI TEMEN TEMEN!" sapa Nahira menyapa keempat sahabatnya.

"Abis ketemu kak Satya ya?" tanya Sean.

"Kok?" tanya Nahira.

"Abisnya lo bahagia banget, biasanya gini gini abis ketemu kak Satya" ucap Juan.

"Tapi gue belum liat kak Satya dari tadi biasanya berempat kan, tadi gue liat cuman bertiga gak ada kak Satya" ucap Riki

"Iya, bukan hari ini tapi kemaren gue dianter pulang kak Satya, hehe" ucap Nahira.

time; park sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang