·˚ * 14. imatinib mesylate

50 11 0
                                    

『••✎••』

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『••✎••』

"Bentar, sini oper-SATYA!"

Bruk!

Itu suara terakhir yang Satya dengar sebelum akhirnya pandangannya menggelap dan hilang kesadaran.

Reyhan yang juga sedang berada dilapangan langsung berlari menghampiri Satya.

"Bantuin gue angkat ke UKS" ucap Reyhan.

"Tapi gak ada siapa siapa di UKS" ucap Riki.

"Udah angkat aja dulu anjir, ada Azka" ucap Reyhan. Riki dengan cepat langsung membantu Reyhan mengangkat Satya.

"Hes, telfon bokapnya" ucap Azka yang langsung diberi anggukan oleh Mahesa.

Azka langsung membereskan barang barang Satya untuk menyusul Satya yang sedang dibawa ke UKS.

Tak!

Sebuah botol berbentuk tabung terjatuh dan menggelinding menjauhi Azka. Sepertinya botol tersebut terjatuh dari tas Satya. Azka segera menghampiri botol tersebut dan mengambilnya.

Azka terpaku, itu bukan botol biasa melainkan botol obat. Bukan obat biasa, namun obat yang sepertinya telah diresepkan khusus oleh dokter.

'Imatinib mesylate'

Itu yang tertulis di salah satu bagian botol obat tersebut. Kemudian disusul nama Satya dan '4× sehari'.

Jujur, Azka merasa tidak asing dengan obat itu. Ia seperti pernah melihat obat ini. Hingga pikirannya mengingat kejadian sewaktu menengah pertama dulu. Kejadian yang sama pula, Satya yang tak sadarkan diri dan Azka yang menemukan obat itu ada diatas nakas disamping Satya yang berbaring.

Sebenarnya obat apa yang Satya konsumsi jangka panjang? Itu yang terus berputar di pikiran Azka sekarang. Azka pintar, namun tetap saja obat obat dengan resep dokter seperti ini Azka tidak tahu. Namun yang Azka yakini adalah yang pasti ini adalah obat untuk penyakit yang serius.

"KA! BURUAN, BOKAPNYA UDAH DATENG" seru Mahesa dan langsung membuyarkan pikiran Azka dan segera memasukan botol obat itu kedalam tas dan berlari menghampiri Mahesa.

.....

"Makasih ya udah langsung telfon saya" ucap Ayah Satya kepada teman teman Satya.

"Iya gapapa om, ini Satya nya gapapa kan?" ucap Reyhan. Jujur Reyhan gak pernah se khawatir ini, teman temannya bahkan kaget dengan reaksi Reyhan.

"Gapapa, sepertinya Satya hanya kecapean" ucap Ayah Satya berusaha santai.

"Yasudah kami pulang ya, terima kasih Mahesa, Azka, Riki, dan Reyhan.." ucap Ayah Satya yang dibalas anggukan oleh mereka. Ayah Satya segera masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya pergi.

time; park sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang