"Kita sampai." Gumam Iclysh.
Ia pulang diantar oleh Chuuya dan yang lainnya, namun, dirinya tak berani turun dari mobil.
"Keluarlah, kita keluar bersama-sama. Kami akan menemanimu." Ujar Dazai sembari keluar dari mobil.
"Jangan. Urusannya akan tambah panjang nanti, apalagi kalian laki-laki." Kata Iclysh.
"Hei tenang saja. Kita kan ada tameng." Kata Dazai menunjuk Chuuya.
"TAMENG TAMENG MATAMU!" Teriak laki-laki berambut oranye itu.
"T - tunggu ... Dazai masuklah!" Iclysh menarik Dazai masuk ke dalam saat melihat Fyodor keluar dari rumah dengan mobilnya.
"Itu Ayahmu?" Tanya Chuuya, dan Iclysh hanya mengangguk pelan.
"Sebentar. Dia Fyodor Dostoevsky, Penulis terkenal itu kan??" Ujar Ranpo.
Chuuya, Dazai, dan Ranpo menoleh ke arah Iclysh secara bersamaan.
"Jadi kau—"
"Iya, aku Iclysh Dostoevsky. Aku sengaja menyuruh Kepala Sekolah untuk merahasiakan ini. Jadi, kalian hanya tahu kalau aku adalah anak orang kaya biasa." Jelas Iclysh memotong kata-kata Dazai.
"Tak kusangka, padahal aku menyukai karya-karyanya. Tapi sikapnya ternyata seperti ini." Kata Ranpo.
"Berarti, Ibumu Agatha itu kan? Yang punya Perusahaan Penulis itu? Kalau tidak salah nama Perusahaannya ... ID?" Sahut Chuuya.
"Haha, iya benar. Ano, bisa berhenti bahas ini? Aku tak suka ...." Gumam Iclysh.
"Oh, maaf." Ujar ketiganya.
"Dia sudah pergi, aku aman sekarang. Terima kasih banyak, aku tidak akan melupakan ini." Kata Iclysh.
Mereka masih disana hingga memastikan Iclysh benar-benar sudah masuk ke dalam rumah.
"Tidak akan terjadi apa-apa lagi. Sepertinya, Ayahnya pergi bekerja." Kata Ranpo.
"Darimana kau tahu?" Tanya Saki.
"Kau tidak lihat pakaian-nya tadi? Ia memakai jas yang formal. Mungkin ia pergi untuk urusan bisnis." Ujar Ranpo.
"Heh bocah, dimana rumahmu? Biar kuantar sekalian." Kata Chuuya.
"Rumahku di jalan ******." Jawab Saki.
"Yosh, AYO PERGIII!!" Chuuya menancap gas dengan kecepatan penuh, membuat jantung ketiga temannya itu hampir jatuh.
"WOHOOOO, AYO LEBIH CEPAT LAGI PENDEK! BAWA AKU SAMPAI KE SURGAAAA!"-Dazai.
"JANGAN BODOH, AKU MASIH BELUM MENCOBA SNACK DI SELURUH DUNIA!"-Ranpo.
"DOSAKU MASIH BANYAK, SIALAN!!"-Saki.
"HAHAHAHA! DASAR ANAK-ANAK PAYAH, INI BELUM SEBERAPA!" Teriak Chuuya.
Chuuya pun menambah kecepatannya sampai akhir. Ia tertawa puas melihat Saki dan Ranpo yang berteriak-teriak takut mati.
Ranpo dengan cepat melompat ke kursi belakang dan memeluk Dazai dengan erat, begitu pun dengan Saki.
Kedua anak itu terus berteriak ketakutan, sementara Dazai terlihat menikmatinya.
"PANGGIL AKU CHUUYA TINGGI DULU, BARU AKAN KUPELANKAN MOBIL INI!" Pinta laki-laki itu.
"CHUUYA TINGGI CHUUYA TINGGI CHUUYA TINGGIIIII!!!!!" Teriak Saki dan Ranpo.
Chuuya tersenyum lebar, sesuai katanya, ia memelankan mobilnya.
"Ngehehehe, bagus sekali budak-budakku!" Goda Chuuya.
Ia kaget saat Ranpo menendangnya keluar dari mobilnya.
"O - oi! Apa-apaan kau??" Marahnya.
"Itu hukumanmu karna hampir membawa kami pada yang Maha Kuasa! BABAI ANAK PUNGUT!!" Teriak Ranpo.
Ia mengambil alih setirnya, meninggalkan Chuuya di lampu merah seperti anak terlantar.
"OIII, MOBILKU! BRENGSEK KALIAN! AKAN KUBALAS KALIAN DI SEKOLAHHH!!!" Marah Chuuya.
Ayo tinggalkan vo-ment kalian!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah BSD
FanfictionIclysh dan Saki adalah seorang Siswi di Sekolah BSD. Kehidupan keduanya tergolong biasa saja, sampai mereka bertemu dengan para Senior mereka yang "Luar biasa." "Jangan seret aku ke dalam kegilaan kalian."-Iclysh Dostoevsky "Aku bukan Manusia Kuci...