"AHHHH PANASSS!!!" teriak Chuuya dan Dazai sambil mengipas-kipaskan seragam mereka.
Kedua anak itu dan yang lainnya sedang duduk di bawah pohon rindang di belakang sekolah seraya menikmati bekal buatan masing-masing.
"Kalian mau es-ku?" tanya Iclysh.
"MAU!!"
Chuuya dan Dazai berebutan untuk meminum es coklat buatan Iclysh, hingga kepala mereka ditinju oleh Saki.
"Kalian ini, yang tertib sedikit dong!" marah sahabat Iclysh itu.
"Gomen gomen."
"Enak juga ya disini. Bagaimana kalau setiap makan siang kita disini saja?" usul Ranpo.
"Hei aku juga berpikir seperti itu, hahaha!" kata Atsushi.
"Hehe, apa sih yang tidak kutahu? Warna pakaian dalam kalian saja aku tahu!"
Iclysh, Saki dan Yosano spontan berdiri dan menjauh dari anak berkacamata itu.
"HEH, DASAR CABUL!" ujar Yosano dan Saki.
"Kalau untuk perempuan pengecualian~." kata Ranpo dengan nada yang menggoda.
Saki dan Yosano mengepalkan tangan mereka dan membuat benjolan di atas kepala Ranpo.
"Hei sialan, aku bercanda loh!" kesal Ranpo sambil menangis imajiner.
"Cih, rasakan itu. Siapa suruh kelewat batas? Sini kulihat kepalamu!" ucap Yosano. Ia menarik Ranpo ke dekatnya, mengelus kepala Ranpo yang tadi ia dan Saki tinju.
"Masih sakit?" tanya Yosano, sedangkan yang ditanya hanya menggembungkan pipinya kesal.
"Ara ara jangan begitu dong. Sepulang sekolah kubelikan snack deh!"
Mata Ranpo yang berwarna hijau emerald itu terbuka lebar menatap Yosano.
"Benar ya? Benar benar benar? Janji kan?"
"Iya iya, janji kok." ujar Yosano sambil terus mengelus kepala Ranpo.
"Seperti anjing peliharaan yang ada di rumahku." bisik Iclysh pada yang lain, kata-katanya itu tertuju untuk Ranpo.
Atsushi dan semuanya mengangguk-angguk setuju. Tanpa Iclysh bicarakan pun, mereka memikirkan hal yang sama.
"Hentikan hentikan, ini bukan drama Korea! Ayo lanjut makan bekalnya!" sahut Chuuya.
"Ah, aku mau ke kamar mandi sebentar. Tunggu ya." ujar Saki.
"Eh? Aku ikut." kata Iclysh.
"Et et tidak usah! Aku akan lama, perutku sangat sakit. Kau makan saja disini bersama yang lain!"
Iclysh mematung, ia tak tahu harus berbuat apa jika tak ada Saki di sampingnya.
𝐓𝐈𝐍𝐆! 𝐘𝐨𝐮 𝐠𝐨𝐭 𝐚 𝐧𝐞𝐰 𝐦𝐞𝐬𝐬𝐚𝐠𝐞!
Dazai yang sedang mengunyah sushi-nya langsung mengambil handphone-nya yang berbunyi.
| | 𝐼𝑁 𝐶𝐻𝐴𝑇 | |
Saki: “Hei, cepat ke kelasku!"
Dazai: “Untuk apa? Makananku belum selesai😿”
Saki: "CEPATLAH, ATAU KUBUNUH KAU NANTI!”
Dazai: “Iya iya sabar!”
| | 𝑂𝐹𝐹 𝐶𝐻𝐴𝑇 | |
"Atatata! Perutku mulas sekali! Seperti biasa, hari ini aku sarapan lumpur dicampur cacing tanah, perutku susah mencernanya! Kutinggal dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah BSD
FanfictionIclysh dan Saki adalah seorang Siswi di Sekolah BSD. Kehidupan keduanya tergolong biasa saja, sampai mereka bertemu dengan para Senior mereka yang "Luar biasa." "Jangan seret aku ke dalam kegilaan kalian."-Iclysh Dostoevsky "Aku bukan Manusia Kuci...