*maaf, jika ada kesalahan kata atau typo🙏.... Tbc🤗
━━━━━━━[❁]━━━━━━━
Mengenal, salah satu fase awal dari perjuangan
━━━━━━━[❁]━━━━━━━Baik sekarang lagi-lagi gadis bername tag Starla Jollycia Albani kesiangan di hari senin. Starla sampai-sampai tidak menyempatkan untuk sarapan. Sedikit menggerutu, dia berfikir perihal jam weker didalam kamarnya tidak lagi berbunyi padahal masih bisa berfungsi, mungkin kini indra pendengaran Starla yang bermasalah.
Belum cukup sial, Starla masih bisa menemukan taxi yang berlalu didepan kompleks rumahnya. Buru-buru memasuki lorong sekolahan, sekali lagi Starla beruntung tidak menemukan anggota osis didepan gerbang utama untuk melakukan razia mungkin kali ini bakal upacara.
Dilain arah berlawanan seorang pemuda terburu-buru membawa banyak barang ditangannya dari; alameter sekolah, alameter anggota osis, dasi berwarna abu-abu dan ponsel di sisi tangannya yang bebas. Sepertinya pemuda itu sibuk menelpon seseorang.
Starla yang berjalan dari arah barat dan pemuda itu berjalan dari arah timur, Damn! Mereka berdua bertabrakan saat memasuki pintu ruang kelas yang tertutup sebelah. Mereka saling menatap sebentar kemudian menuyuruh salah satu darinya untuk masuk terlebih dahulu.
"Eh lo," panggil pemuda itu saat Starla hendak keluar dari kelasnya. Starla berhenti, lalu menatap pemuda itu yang masih membawa banyak barang ditangannya tanpa mau menaruhnya terlebih dahulu. Dia menunggu pemuda itu berbicara kembali padanya.
"Bantuin gue." pinta pemuda itu.
Starla bergeming, dia ragu untuk melakukannya. Tapi Starla tetap melakukannya. Dia mendekat ke depan pemuda itu yang berjongkok membenarkan tali sepatunya, sementara itu Starla mengambil dasi abu-abu milik pemuda itu diatas meja sesuai pintanya.
Starla memantapkan hatinya untuk tetap mengondisikan tangannya-menyentuh kerah kemeja pemuda dengan hati-hati. Seketika Starla salah tingkah saat pemuda itu menatapnya begitu dekat. Jarak sedekat ini membuat jantung Starla berdenyut tidak normal. Apalagi tatapan mereka bertemu, Starla melipat mulutnya berusaha tidak mengeluarkan nafas melalui mulutnya.
"Nafas."
Perkataan pemuda itu membuat Starla terperanjat. Dia spontan melangkah mundur menjauhinya setelah selesai membuat pola dasi di kerah kemeja miliknya. Starla berlagak layaknya orang salah tingkah. Namun, pemuda itu mendengkus geli melihatnya kemudian tersenyum singkat.
Pemuda itu memakai almameter sekolahnya, kemudian memakai almameter OSIS-nya berwarna biru dongker tersebut dengan terburu-buru karena baru saja mendengar intruksi dari pembina upacara melalui pengeras suara.
Tanpa pemuda itu sadari sesuatu benda telah jatuh dari kantong jas osis-nya. Starla mengetahuinya tapi enggan untuk mengambilnya, pikirnya pemuda itu tahu benda itu jatuh dibawahnya.
"Eh lo masih ingatkan nama gue? Lo udah dua minggu disini, masa iya belum hafal semua nama-nama temen lo sendiri." kata pemuda itu setengah bertanya.
Starla terkejut kembali pemuda itu berkata lebih banyak dari perkiraanya. Dia kira pemuda itu irit bicara layaknya sekumpulan jiwa-jiwa manusia 'A cool Boy'.
Memang benar Starla sedari berfikir siapa nama pemuda ini. Dia bersikeras mengingatnya tapi ingatan pelupanya justru semakin menjalar di pikirannya. "Emm..," Starla menggaruk pelipisnya berfikir.
Pemuda itu sadar name tag-nya tertutupi jas osisnya, dia mengira Starla akan mengetahuinya saat melihat name tag-nya. Pemuda itu menghela pelan. "Nama gue Arkanio Galaksi Rodriguez." ucapnya lambat-lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen Fiction"𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚞𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚛𝚎𝚕𝚊." -𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 [❗ cerita ini hanya tersedia di wattpad, tidak ada dilapak lain❗] ─────────────────── Cerita awalnya menjadi pemula. Kisah remaja dengan sejejeran m...