-21. 🥀irregular feeling 🥀

153 15 45
                                    

━━━━━━━[❁]━━━━━━━
Apa alasan kamu menjauhinya? Padahal kamu sangat mencintainya
━━━━━━━[❁]━━━━━━━

“Udah ya jangan lama-lama, bahaya kalo keciduk kalo lo lagi sama gue.”

“Emang kenapa?”

“Lo udah punya pacar Ar!” ucap Starla sedikit teriak. Perubahan ekspresi Arkan terlihat jelas, “lo tahu dari mana?” tanya Arkan bingung.

“Zeva sendiri yang ngasih tau gue.”

“La, gue nggak pernah suka sama dia.” ucap Arkan.

“Tapi, kenyataannya lo bersama kan? kalo lo keberatan dengan persahabatan kita. Gue bisa lepas sekarang.”

Arkan mencoba menghela nafas mencerna perkataan Starla barusan. Dia tidak ingin egois, tapi dia tidak ingin melepaskan Starla. Lain sisi Zeva memaksanya untuk selalu berada di sampingnya. Dia tidak berkata apa lagi meyakinkan Starla.

“Zeva sakit, gue harus dipaksa sama orang tua dia buat ngejaga dia nggak lebih.”

“Sampai kapan sih lo sadar Ar, lo itu egois tau nggak?” Mata Starla sudah berkaca-kaca menatap Arkan di depannya. “Sebenarnya perasaan lo gimana sih? Kadang perhatian kadang juga bikin sama sekali nggak ada rasa.”

“Lo..?” tanyanya bingung.

“Iya, maaf, gue nggak bisa kalo kita cuman sekedar sahabatan.”

Starla sudah menjadi orang paling bodoh di dunia. Dia mengatakan hal yang tidak bisa lagi ditahan. Mungkin sama sekali tidak pantas mengatakannya. Merasa lega dan puas, dengan perkataannya barusan dia enggan lagi menatap Arkan, dirinya menunduk bersalah. Starla berbalik memunggungi cowok tersebut. Tangannya menggenggam erat, sebenarnya bukan ini yang dirinya inginkan. Dia tahu dia bersalah, bukan haknya untuk mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain. Menyakitkan bukan?

“Gue harap lo lupain kejadian ini. Dan anggap kita nggak kenal lagi besok.”

𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚

Arkan berjalan berdampingan dengan Zeva. Sekarang adalah hari Minggu, yang kemungkinan banyak orang ingin menghabiskan waktu banyak di luar rumah. Zeva tersenyum manis berlari ke arah Arkan, kemudian menggandeng tangannya untuk lari bersama. Zeva berharap terlepas beban yang selama ini dia rasakan. Bersama orang dicintainya ternyata sebahagia itu.

“Arkan, mau es krim,” pinta Zeva sambil mengerucutkan bibirnya. Dia menunjuk es krim dengan rasa stroberi.

“Ambil.”

“Yeay! Makasih.” ucapnya terlihat ceria setelah mendapatkan es krim yang diinginkannya.

Akhirnya setelah berjam-jam mengitari mall yang amat begitu ramai. Arkan mengajak Zeva untuk duduk sebentar, karena dilihatnya cewek itu sedikit lelah. Zeva duduk mendahuluinya, lalu menikmati minuman di atas mejanya. Sesekali cewek itu menceritakan sesuatu yang membuatnya terkekeh pelan, hanya karena cerita konyol dibawakan Zeva.

“Nonton bioskop yuk Ar?”

“Nggak.”

“Kenapa? Gue lagi pengen banget nih.”

“Rame.”

Mendengar nada bicara Arkan sedikit ketus,  Zeva takut bertanya kembali, dia juga kecewa dengan respon Arkan. Dia mengira cowok itu akan excited dengan ajakannya, tapi ternyata hal itu bukan cara yang bagus untuk membujuk Arkan. Akhirnya, Zeva berusaha menyibukkan diri dengan bermain ponsel ditangannya berharap kali ini suasana hatinya kembali membaik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang