“Laskar Pelangi”
━━━━━━━[❁]━━━━━━━
Berbahagialah!
Iya, pura-pura berbahagia hanya untuk terluka.
━━━━━━━[❁]━━━━━━━
“Menurut hukum Newton, semua benda yang jatuh ke bumi disebabkan oleh gaya gravitasi bumi,” kata pak Budi menerangkan di depan kelas.Guru berkacamata itu sedang menjelaskan secara detail pelajaran fisika. Pak Budi selalu asik dan tidak pernah membosankan ketika menerangkan setiap materi. Salah satu alasan semua murid menyukai guru itu walaupun pelajaran fisika tetaplah sulit.
Seperti biasa setelah memberikan materi, semua guru pasti memberikan latihan soal untuk menyaring pelajaran tersebut bisa di cerna dengan baik atau tidak oleh semua murid.
“Soal pertama,” kata pak Budi lalu menuliskan soal di papan tulis. “Dua buah benda tersusun seperti gambar di papan, massa benda pertama 2 kilogram dan massa benda ke dua 3 kilogram.”
2m
‹———————–————–›
🔵 🔵
m1 m2“Pertanyaanya adalah, berapa besar gaya gravitasi yang dialami oleh kedua benda tersebut?” ucap pak Budi memberikan pertanyaan.
Pak Budi berbalik menghadap muridnya. Seketika semua murid yang awalnya memperhatikan papan jadi menundukkan kepala dari; yang pura-pura menulis sampai pura-pura mencari rumus. Guru pria itu menunjuk cewek yang duduk di paling depan pojok kiri.
Pak Budi menunjuk lewat spidol ditangannya, “Starla kamu dari tadi melamun kenapa?” beliau melihat raut muka Starla sedikit pucat. “Kamu sakit?” tanyanya.
Starla langsung siap duduk tegap, kemudian dia menggeleng menjawabnya. “Saya gak pa-pa, Pak.” ucapnya meyakinkan.
“Cantik-cantik kok ngelamun sih Starla, mending perhatiian materi bapak, atau lihat muka tampan bapak juga gak pa-pa,” ucap guru pria itu yang membuat sorakan semua murid.
“Huhu~ bapak mah modus!”
“Parah, gini-gini pak Budi punya gombalan maut.”
“Eak, senggol dong, hahaha.”
“Pak jangan gitu dong ada pawangnya di sini, awokawok,” ucap Aksa dengan percaya diri. Dia memang menunjuk dirinya sendiri.
“Dih bapak, ‘kan, udah punya istri.” ucap ketua kelas, cowok itu adalah Dryden. “Noh istri bapak telpon.”
“Eh iya, ayang bapak nelpon,” pak Budi mengambil ponselnya di meja. “Yaudah Starla kamu kerjakan soal nomer satu di papan.”
“Ada yang mau mengerjakan nomer dua?” kata beliau menawarkan. Pak Budi menunjuk Aksa, karena cowok itu ketahuan bermain game di bawah meja. “Aksa, kamu kerjakan nomer dua, ya.”
“Loh kok Saya pak,” kata Aksa tak terima. Dia harusnya menolak, ini bukan pelajaran mudah bagi cowok itu ditambah dia mengerjakan soal didepan.
“Saya aja pak,” ucap Arkan secara sukarela menawarkan dirinya yang mengerjakan soal milik Aksa. Dan pak Budi mengangguk menyetujui. Lalu beliau keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen Fiction"𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚞𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚛𝚎𝚕𝚊." -𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 [❗ cerita ini hanya tersedia di wattpad, tidak ada dilapak lain❗] ─────────────────── Cerita awalnya menjadi pemula. Kisah remaja dengan sejejeran m...