-9.|👑LP·You Broke Me First👑

563 275 1.3K
                                    

“Laskar Pelangi”

Untuk Laskar...
Untuk kamu .., yang selalu disandingkan dengan pelangi. Apa kabar dengan aku yang kemerlip kecil di cakrawala malam? Dari harapan menjadi keharusan yang lain dari merelakan. Kamu bilang percaya dan berakhir dusta. Ternyata, perasaan kamu nyata namun terasa Fatamorgana.

-dari kejora yang selalu merindukan purnama lalu

Untuk Pelangi...
Sajak Ku tidak banyak.. kamu cukup tahu, jangan pernah takut melepaskan sesuatu sebab, yang terbaik pasti akan berpulang.

𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪

Starla menunggu Aksa di depan koridor kelas. Karena cowok itu tadi berpesan menunggunya sebentar saja, selagi cowok itu izin ke toilet. Sejak tadi Aksa mengeluh tentang perutnya yang sakit, dia tahu Aksa memakan bakso beserta cabe dengan porsi banyak. Pantas saja perut cowok itu sedang tidak baik-baik saja.

Starla melihat sekitar sekolah yang mulai sepi, hanya terlihat satu dua murid saja yang berkeliaran. Memang bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu. Cewek itu menyipitkan matanya menambah aksen penjelasan pada penglihatannya. Dia melihat jaket dibalik tas ransel milik Aksa.

Sedikit menundukkan punggungnya, dia tertarik mengambil jaket dibalik tas Aksa, “dia anak geng motor?” tanyanya pada diri sendiri.

“Siapa Aksa sebenarnya?” Starla membalikkan jaket milik cowok itu. Dibelakang itu tertulis namanya, “Aksa Baga—ehh.”

“Lo mau apain jaket gue?” tanya Aksa setelah ke luar toilet—menyelesaikan masalah perutnya.

Starla melemparkan jaket Aksa ke dada cowok itu, “gak gue apa-apain,” lanjutnya singkat.

“Ngomong-ngomong lo anak geng motor?”

“Enggak,” telaknya sambil menggeleng. “Karena gue punya jaket gini, jangan simpulkan kalo gue anak geng motor, belum tentu.”

Starla hanya ber-oh panjang merespon. Dia tidak ingin tahu banyak perihal jaket Aksa itu. Menyangkut tentang anak geng motor atau bukan, Starla tetap benci dengan anak geng motor. Contohnya, yang suka balap liar seperti Grein.

Cewek itu jadi ingat pesan terakhir Grein berikan siang istirahat tadi. Sebenarnya dia malas bertemu cowok itu lagi. Kalaupun dia bisa memesan taxi untuknya pulang, harusnya dia bisa melewati Grein yang pastinya menunggu tepat didepan gerbang sekolah sana.

Mengambil buku-buku di bangku panjang depan kelas. Buku itu tugas jam sebelum pulang sekolah tadi, dia harus mengumpulkan tugas tersebut ke ruang guru. Karena bu Reyke memintanya mengantarkan ke sana. “Lo udah?” tanyanya pada Aksa.

“Udah dong! Lega banget nih habis panen emas.”

“Maksud gue tugas lo, bukan–”

“Oh udah kok, kirain lo nanyain itu..”

Setelah kepergian Aksa dia merasa lebih tenang sekarang. Lagi, Starla ingin sendirian. Dia ke luar dari ruang kantor berniat untuk pulang sekarang. Tapi, mengingat Zeva dengan Arkan, sepertinya mereka berdua masih belum kelihatan ke luar dari studio.

Kali ini mungkin jauh lebih menyakitkan, namun, rasa penasaran harusnya tidak sebesar ini. Dia berlari menuju anak tangga di bawah, melewati banyak koridor kelas. Dia berbelok ke arah tujuan awalnya yaitu studio.

ANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang