⚠️Playing Victim; seolah-olah menjadi korban⚠️
━━━━━━━[❁]━━━━━━━
Tidak ada yang benar-benar perduli, kamu harus bisa berdiri sendiri
━━━━━━━[❁]━━━━━━━“Bang pulang, ibu kangen.”
Aksa kembali dipukul secara kasar, saat dia mengatakan itu pada kakak laki-lakinya. Cowok itu sekarang berada di halaman belakang sekolah, karena kakak laki-lakinya itu memberikan pesan untuk menemuinya di sana.
“Mana duitnya,” tagih kakak laki-laki yang disebut Niko. Dia menarik kerah seragam Aksa, lalu mengambil beberapa lembar uang kertas didalam saku dada milik Aksa. Setelahnya dia mendorong kasar tubuh Aksa menjauh darinya.
“Bang gue bilang pulang, ibu itu lagi sakit. Lo malah buat onar lagi dan buat ibu syok.”
“Bagus kalo gi—”
“Sialan!” tukas Aksa menendang keras perut Niko dengan kakinya. Dia tahu cowok itu pasti berkata yang tidak pernah Aksa suka. “Gak waras lo!”
“Jangan pernah temuin gue dan jangan pulang ke rumah lagi.” perintahnya pada Niko. Lalu berjalan meninggalkan halaman belakang sekolah.
🍁𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪🍁Tasya berlari melewati koridor kelas. Hingga dia berada didepan tempat seleksi olimpiade, sudah banyak murid didalam sana. Terutama Arkan, Zeva dan Revaldo, mereka juga mengikuti seleksi. Zeva orang yang pertama kali terkejut dengan keadaan Tasya. Dia spontan berjalan cepat menemui Tasya di kusen pintu.
“Tasya, kenapa bisa begini?” tanya Zeva. Dia menahan punggung Tasya yang mulai jatuh, hingga terduduk di lantai. “Siapa yang lukain lo?”
“S-Starla.”
“Ha? Serius?”
Arkan bersama Revaldo sama terkejutnya dengan keadaan Tasya. Kemudian mereka hanya tercengang tidak percaya atas jawaban akibat dari ulah seseorang. Hal sebodoh itu bisa dilakukan cewek seperti Starla.
Menyangkal dengan banyak alasan, Arkan masih menimang-nimang apa yang terjadi sebelumnya. Starla yang tidak mengangkat panggilannya, dan Starla tidak mungkin melukai Tasya dengan alasan konyol. Melihat luka pada ujung alis hingga pipi Tasya, Arkan dominan tidak percaya.
“Gak mungkin Starla ngelakuin ini Tas,” tolak Arkan memberikan pernyataan. Dia benar-benar harus percaya, Starla bukan cewek yang seperti Tasya kira dan lainnya.
Sialnya, Tasya itu cewek yang pintar sekali berencana. Terutama saat vidio pembullyan Starla beredar di grup chat sekolah, dia tidak memasukkan temannya; Arkan, Zeva, Revaldo dan Aksa. Kali ini harusnya Tasya bisa membolak-balikkan fakta agar Arkan percaya padanya.
“Gue tau Arkan, dengan luka separah ini di tubuh gue, lo masih nggak percaya Starla yang ngelakuin ini.” ucap Tasya membela diri.
“Bukan gitu, Tas—”
“Udahlah, Ar, Tasya itu gak bakal bohong. Lo gak liat gimana Tasya luka kayak gini, dan dia masih bohong kalo bukan Starla pelakunya,” sangkal Revaldo bicara sesuai apa yang Tasya katakan. Dia hanya terkekeh pelan. “Sakit lo, Ar.”
“Emang ya, tuh cewek gak ada kapoknya. Mending laporin aja ke kepala sekolah,” ucap salah satu murid yang ikut seleksi olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen Fiction"𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚞𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚛𝚎𝚕𝚊." -𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 [❗ cerita ini hanya tersedia di wattpad, tidak ada dilapak lain❗] ─────────────────── Cerita awalnya menjadi pemula. Kisah remaja dengan sejejeran m...