Hari ke-1 (28 Juli 2038)
Chaewon's POV
Setelah berdebat dengan "malaikat" bodoh itu akhirnya aku menemukan dimana sekolah putriku, aku memegang secarik kertas berisikan nama dan alamat sekolah putriku, ternyata ia bersekolah di Gangnam's Private High School, tempat dimana aku juga menempuh jenjang SMA lebih dari satu dekade yang lalu, tentu saja bangunan sekolahnya jadi lebih bagus sekarang.
Aku mendudukan diriku dibangku depan sekolah itu, bangku dimana waktu itu aku bertemu dengan Yuri yang gugup menghadapi hari pertama masuk SMA.
Beberapa tahun yang lalu.
Aku melihat gadis itu duduk dibangku dibawah pohon tepat didepan gerbang sekolah itu, ia memakai seragam yang sama denganku tapi kenapa ia tidak masuk kesana? Padahal ini sudah hampir jam masuk tapi ia masih duduk disana dengan kepalanya yang terunduk.
"Annyeong!" sapaku kegadis yang menundukan kepalanya itu
Dia mendongakkan kepalanya melihatku dengan tatapan yang gugup ia mencoba untuk tersenyum kepadaku tapi itu senyum yang canggung, lucunya!
"Kajja!" ucapku sambil mengulurkan tanganku mengajaknya untuk masuk kesekolah itu bersama
Dia menerima tanganku tapi ia diam saja saat berjalan denganku, dia sangat pemalu.
"Siapa namamu?" tanyaku memecah keheningan
"J-jo Yuri" jawabnya pelan
"Nama yang bagus!, aku Kim Chaewon senang berkenalan denganmu" ucapku dengan senyuman yang hangat
Dia melihatku kali ini, menunjukan senyuman diwajahnya yang cantik itu.
"Mari berteman Jo Yuri!" ucapku
Gadis itu hanya tersenyum mengangguk-angguk dan mulai dari itulah kita menjadi sahabat yang tidak akan pernah terpisahkan.
"Yuri... Apakah kau ingat kenangan itu?" monologku mengingat kenangan yang berharga itu.
Siswa mulai berhamburan keluar karena bel pulang sudah berbunyi, aku mencari-cari sesosok manusia yang mirip denganku, tak lama setelahnya aku bisa mengetahui jika itu putriku ia berjalan keluar sekolah dengan teman-temannya.
"Cantik" gumamku mengagumi visual putriku yang sudah remaja itu
Aku beranjak dari bangku yang aku duduki tadi untuk menemui putriku yang sudah berumur 17 tahun itu, t-tapi apa yang harus aku katakan saat bertemu dengannya? Ahhhh aku datang dengan persiapan yang minim sekali!
"A-annyeong!" sapaku ke putriku itu
"Ya? Ada yang bisa ku bantu?"
Sesuai dugaan ia tidak mengenalku yah aku kecewa tapi ini lebih baik daripada ia tahu jika aku adalah ibu nya yang sudah meninggal 13 tahun yang lalu
"A-ah maukah kau ikut denganku? aku akan membelikanmu es krim mint choco!" ucapku yang terlihat sangat bodoh
"M-maaf anda siapa ya?" balas putriku itu yang kebingungan
Ahhhhh aku bodoh sekali aku terlihat seperti penculik anak!
"Haewon!" panggil seseorang dari belakangku
"Ah appa!" balas putriku itu yang langsung menghampiri asal muasal suara itu
T-tunggu dulu? Appa?! aku memutar balikkan tubuhku untuk mengetahui siapa sebenarnya appa yang dimaksud oleh Haewon tadi.
Ya, dia adalah Kim Junkyu mantan pacarku yang memang ayah asli dari Haewon, aku melihat mereka berbincang didekat mobil yang sepertinya milik Junkyu itu, mereka tampak sangat akrab bersama.
"Huh... sepertinya sudah banyak yang terjadi setelah 13 tahun yang lalu" kataku menghela nafas
"Bagaimana pertemuanmu dengan putrimu tadi?" ucap suara tiba-tiba itu yang berada dekat sekali dengan telinga kananku
"Ahhhhhh!" teriak ku karena terkejut
"Ahahahahaha" tawa Hyuka yang berhasil mengkagetkan ku itu
"Yahhh! kau ingin memberiku serangan jantung?" Aku memukuli dada pria itu, mood ku sudah berantakan namun ia malah memperburuknya.
"Ahaha"
"Huh kau membuatku semakin badmood!" ucapku cemberut lalu menyilangkan tanganku didadaku yang mengatakan bahwa aku sedang marah
"Ahaha berhenti sok marah seperti itu kau malah terlihat lucu!"
"Diamlah! belikan aku es krim mint choco agar aku tidak marah lagi" ucapku sambil mempoutkan bibirku
"T-tapikan aku tidak punya uang hehe" ucap pria itu sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal itu
"Huh malaikat miskin!"
"Kalau begitu temani aku membelinya!" ucapku sambil menarik tangan pria itu agar ikut denganku
"W-woi!"
"Ahjussi es krim mint choconya satu ya!"
"A-aku juga mau" ucap Hyuka
"Hah?"
"Ahjussi satu lagi ya es krim mint choconya tambahin pake choco chips" ucap pria itu tiba-tiba ke penjual es krim itu
Aku menengok kesampingku mendapati pandangan pria jangkung itu menikmati es krim cup nya itu, dia terlihat sangat bahagia memakan es krim mint choco nya itu tentu saja ditambah dengan choco chips sebagai toppingnya itu.
"Kau berhutang 2000 won kepadaku" ujarku
"Hmmm, akan ku tukar nanti" ucapnya yang masih menyendokkan es krim itu ke mulutnya
"Benarkah? memangnya kau punya uang?"
"Tentu saja aku tinggal menjentikkan jariku lalu voila itu terkabul" ucapnya dengan bangga
"Kalau begitu kenapa kau tidak membayar sendiri es krim mu tadi?"
"Aku tidak bisa seenaknya menggunakan kekuatanku, ada batasan nya"
"Kalau begitu bisakah kau tidak menggunakan kekuatanmu selama 5 hari lalu menghidupkan ku kembali?" tanya ku jahil
"Yah itu mustahil!"
"Katanya kau bisa mengabulkan apapun dengan menjentikkan jarimu itu" ucapku cemberut karena sudah mengharapkan bisa dihidupkan kembali
"Ya Kim Chaewon aku sudah memberimu kesempatan 5 hari untuk hidup lagi seharusnya kau bersyukur sudah ku beri kesempatan"
"Aku masih merasa tidak adil jika harus menghadapi fakta jika aku sudah mati"
"Aku akan terkena masalah jika aku menghidupkan mu kembali"
"Masalah? Siapa yang akan memberimu masalah?"
"Kau pikir aku bekerja untuk siapa?" Pria itu menunjuk keatas "Dia tidak main-main"
Aku beranjak dari bangku yang aku duduki, selesai memakan ice cream mint choco itu aku ingin segera beranjak pergi dari tempat ini. Namun, kedua wanita yang sangat familier bagiku itu muncul tepat ada di depan ku.
"K-kim Chaewon?!"
To be continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Things to Protect [✓]
Fanfiction"Dia sangatlah berharga, bahkan lebih berharga dari nyawaku sendiri" Menjadi single parent bukanlah hal yang mudah apalagi menjadi single parent saat masih di usia belia, namun Kim Chaewon tidak pernah menyerah sedetikpun karena anak nya itu adalah...