4. Waktu

273 30 0
                                    

Chaewon langsung bergegas pergi dari penitipan anak tersebut, memang benar jika ibu Chaewon yang menjemput Haewon karena pusat penitipan anak tersebut selalu meminta bukti foto jika penjemput nya berbeda dari penjemput biasanya. Tapi kenapa bisa ibu nya tau jika ia sedang ada di Busan sekarang?

Chaewon membuka pintu kost nya perlahan, matanya mendapati pandangan dua orang yang sedang bermain bersama dia melihat banyak mainan baru yang sedang dimainkan oleh Haewon.

"Mama!" ucap gadis cilik itu lalu berlari memeluk ibu nya yang baru membuka pintu itu

"Nenek belkunjung hali ini ma! tadi Haewon beli es klim, beli mainan balu sama nenek!" cerita gadis cilik itu dengan semangat

"Kamu ga nakal kan?"

"Enggak!"

"Pinter deh anak mama... Kembalilah bermain, mama mau bicara dulu sama nenek" perintahnya ke putrinya itu

Chaewon mendudukan dirinya di sofa di samping ibunya duduk namun ia tidak menatap mata ibu nya itu ia hanya menghela nafas panjang.

"Aku tidak tahu keadaan mu seburuk ini" ucap ibunya itu

"Pulang lah ke Seoul, rumah ibu cukup luas untuk Haewon bermain lagi pu-"

"Tidak, aku nyaman disini" potong wanita yang lebih muda itu

"Chae... ibu minta maaf, ibu juga ingin bertemu dengan cucu ibu"

"Bukankah aku sudah mengirim foto Haewon setiap bulannya ke eomma?"

"Ibu juga ingin bermain bersama cucu ibu Chae, ibu kesepian dirumah sendiri"

"Bukankah eomma dulu bilang tidak ingin melihat aku punya anak?"

"Huft... Sudahlah aku akan pergi sebentar" pamit gadis itu

"Kau mau kemana Chae? ini sudah malam, jalanan berbahaya" wanti-wanti ibu nya itu

"Cari angin, aku akan menginap di rumah Yuri malam ini. Tolong jaga Haewon malam ini, besok aku akan antar ibu ke stasiun"

"Dan juga jangan mengunjungiku dan Haewon lagi, aku akan pulang ke Seoul setiap Natal, hanya hari itu ibu bisa melihat Haewon" kata-kata Chaewon tadi cukup untuk membuat ibu nya itu hanya tertunduk ia tidak bisa berkata apa-apa lagi

"Dan tolong berhentilah mengirimi ku uang, aku bisa mengurus diriku sendiri" tambahnya

"Mama mau kemana?" tanya putrinya itu

"A-ah mama harus bekerja malam ini, kamu disini sama nenek dulu ya besok mama beliin es krim mint choco kesukaanmu"

"Ya!" jawab anak nya itu singkat

"Jangan nakal ya" ucap mama nya itu sambil mengelus-elus kepalanya

"Mama pergi dulu ya, dadah!" pamit Chaewon

"Dadah mama!"

🐱🐱🐱

Chaewon's POV

"Dingin" gumam ku sambil memeluk diri ku

Aku mengingat kenangan 3 tahun lalu dimana aku, Yena, Haewon, dan juga Yuri sedang berpiknik dirumput tengah taman itu, betapa bahagianya aku saat itu tidak menyadari jika masalah akan terus berdatangan padaku.

Taman di tengah kota Busan ini terbilang cukup sepi saat ini mengingat sudah hampir jam 11 malam, tidak ada satupun orang yang melintas sepanjang jalan taman ini kecuali pria jangkung berpakaian serba putih yang berdiri di dekat lampu taman itu.

Selera berpakaiannya aneh, jas putih, celana putih, dan bahkan sepatu putih?! mencolok sekali! batin ku yang terdengar sangatlah julid, dia terus melihatku dari tadi, aku hanya berharap ia tidak mendekatiku dan membunuhku, dia terlihat cukup mencurigakan.

Dia berjalan kearahku.

T-tapi kenapa dia tersenyum?

Apakah dia benar-benar akan membunuhku?!

"Malam yang indah bukan?" ucapnya sambil mendudukan dirinya dibangku kosong disampingku

"A-ah iya" balasku gugup

Dia fokus ke ponselnya sekarang.

"A-aku pergi dulu" pamit ku

"Tunggu" ucapnya sambil menahan tanganku

"Jangan menyebrang jalan pada pukul 11 malam nanti" tambahnya

"Apa maksudmu?" tanyaku heran

"A-ah tidak apa-apa maaf aku melantur" ucapnya canggung

Aku terus memikirkan perkataan pria tadi memangnya kenapa aku tidak boleh menyebrang jalan pada pukul 11 malam?

Tring!~

Ponsel ku yang berdering menandakan ada pesan masuk itu berhasil membuyarkan lamunanku

"Kau jadi menginap di rumahku?"  (22:58)

"Iya" (22:58)

"Jangan kotori rumahku ya!" (22:58)

"Iya Yuri yang cantik!" (22:59)

Rumah Yuri kosong karena pemiliknya itu sedang berkuliah di Seoul bersama Yena, aku turut senang saat mendapat kabar jika mereka berdua diterima dikuliah yang sama, memang aku sedikit iri karena tidak bisa berkuliah bersama mereka berdua karena aku sudah memiliki anak namun hidup terus berjalan dan apapun jalannya akan aku tempuh dengan sekuatku

Tring!~

Sebuah pesan masuk lagi dari Yuri

"Aku merindukanmu mari bertemu lagi minggu depan aku dan Yena akan ke Busan!" (23:00)

"Aku dan Haewon akan menunggu kalian, bawakan aku oleh-oleh ya" (23:00)

Aku tersenyum menatap layar ponselku itu lalu mematikannya karena aku harus menyebrangi jalan itu.

"Huh bukankah ini sudah jam 11? apa salahnya aku menyebrang pada j-"



















BRUK!





Chaewon's POV Ends

"Jadi ini memang sudah waktunya" ucap pria berbaju serba putih itu

Dilihatnya gadis itu tergeletak di tengah jalan yang sepi dengan darah yang terus mengucur dari kepalanya yang terbentur aspal karena di tabrak lari oleh sebuah mobil tadi.

Diambilnya topi rajutan putih yang terlempar ke arah nya saat kejadian itu terjadi tepat didepan mata pria itu.

"Maafkan aku" ucap pria itu sambil memegang topi gadis itu

To be continued~

Precious Things to Protect [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang