12. I See My Mom in Your Heartbeat

224 21 3
                                    

Hari ke-3 (30 Juli 2038)

Wanita itu masih belum beranjak dari tempat tidurnya ia masih sibuk memandangi langit-langit kamarnya, semalam ia tidak bisa tidur karena masih memikirkan kejadian kemarin sore di pantai pinggir kota Incheon itu.

Tring!~

Suara notifikasi masuk dari ponsel yang diberikan pacar ah bukan, temannya semalam itu membuat lamunannya terbuyar dengan cepat ia membuka ponsel itu untuk mengetahui siapa yang mengiriminya pesan.

Kim Junkyu

Tolong jemput Haewon hari ini.
Sudah kuberitahu jika kau adalah asistenku yang baru.

Gunakan kartu yang kuberikan kemarin jika ingin membeli sesuatu.

Wanita itu tidak membalas pesan dari pria itu karena sedang tidak mood saja untuk membalasnya, toh pria itu juga pasti bakal mengerti karena Chaewon memang sering tidak membalas pesan saat mood nya tidak bagus.

Saat ini Chaewon duduk di bangku yang ia duduki beberapa hari yang lalu, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore siswa mulai berhamburan keluar sekolah, Chaewon menunggu didepan gerbang saat para siswa sudah mulai keluar dari kejauhan ia bisa melihat putrinya, ia sangat mirip dengannya, rambut pendek, badan yang kecil, tinggi badan 162cm. Seolah-olah mereka adalah dopplegangger yang bertemu secara tidak sengaja.

"Apakah kau asisten baru yang ditunjuk ayah?" ucap putrinya itu membuyarkan lamunan wanita itu.

"A-ah iya benar"

"Baiklah! unnie terlihat muda sekali" ucapnya sembari berjalan

"Benarkah? kau membuatku tersipu" balas Chaewon yang berusaha menyusul putrinya itu

"Oh iya aku lupa belum kenalan hehe, aku Kim Haewon. Boleh aku tau nama unnie?"

Aku tahu itu, aku yang memberimu nama itu sayang.

"Aku? ummmmmm..." Chaewon bingung harus menggunakan nama palsu atau nama aslinya

"Ah tidak apa-apa kok unnie jika kau tidak ingin menyebutkan namamu"

"Tapi bolehkah aku memanggilmu 'Mama'?"

Jelas perkataan tadi berhasil membuat Chaewon terkejut saat putrinya itu mengatakan bahwa ia ingin memanggilnya dengan sebutan 'Mama' memang benar seharusnya Haewon memanggilnya dengan sebutan itu tapi dengan kondisi seperti sekarang ini memang sedikit cukup mengejutkan bagi Chaewon

"Unnie mirip banget sama mama ku yang udah meninggal, saat melihat unnie pertama kali aku jadi ingat sama mama"

"Aku rindu banget sama mama bahkan aku rela kok bayar berjuta-juta won demi ngelihat mama lagi"

Mendengar kata-kata tersebut membuat Chaewon tidak sadar sudah meneteskan air matanya, ia sedih mengetahui putrinya itu sangat merindukannya bahkan ia rela melakukan apapun agar bisa melihatnya lagi, saat ini wanita itu berkecamuk dengan pikiran nya sendiri ia sangat ingin mengatakan bahwa sebenarnya ia adalah ibu dari gadis itu tapi jika dipikir-pikir itu sangatlah tidak masuk akal dan tidak rasional juga untuk dikatakan.

"Omo? kau menangis unnie? apakah ceritaku sesedih itu? ahaha mian aku tidak bermaksud membuatmu menangis"

"Ah tidakkk siapa yang menangis? Aku cuma kelilipan kok"

"Kajja! kita jalan-jalan" ucap Chaewon mengalihkan topik karena ia akan menangis jika terus mendengar kata-kata dari putrinya itu

"Kita mau kemana?" Tanya putrinya itu

Precious Things to Protect [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang