Suara bell rumah Hari terdengar, Hari yang mendengar itu lantas berteriak meminta tolong Lee Min Ho yang tengah tiduran di sofa untuk membukakan pintunya karena Hari tengah sibuk membuci piring secara menggerutu karena Seo Changbin menghilang seharian.
Lee Min Ho membuka pintu apartemen Hari menampilkan pria dengan tatapan mata tajam ke arah Lee Min Ho.
“Wah, Hyunjin! Sudah lama tidak bertemu!” sapa Lee Min Ho. Matanya tertuju dengan barang yang tamu dadakan itu bawa.
“Apa ini?” tanya Lee Min Ho basa-basi, lalu mengambil alih barang yang tamu itu bawa kemudian melihat isinya yang ada di plastik hitam.
“Wah, ada tamu.” Lee Min Ho berbalik ketika mendengar Hari mulai berjalan mendekati tamu yang baru saja datang.
“Mengapa diam saja? Bawa dia masuk ke dalam, Lino,” pinta Hari.
Lee Min Ho yang mendengar itu tiba-tiba tertawa canggung.
“Baiklah. Ayo, masuk! Wah, ternyata kamu bertambah tinggi ya, Hyunjin.” Lee Min Ho membawa tamu itu masuk dengan cara merangkulnya.
Lee Min Ho mempersilahkan tamu itu untuk duduk di sofa dan meninggalkan dia sendiri, untuk pergi ke dapur, karena Hari masih sibuk melanjutkan kegiatan yang terjeda itu.
“Dia temanmu?” tanya Hari di sela mencuci piringnya
Lee Min Ho yang sedang membuka lemari pendingin itu menatap Hari dengan tersenyum lalu menuangkan jus jeruk ke dalam gelas.
“Iya. Dia teman lamaku,” jawabnya.
“Apa Changbin mengenalnya?” tanya Hari seraya menaruh piring terakhir ke rak piring yang ada di atas kepalanya, kemudian melepas sarung tangan dan celemek yang dia kenakan.
Lee Min Ho bergeming sesaat lalu mengangkat minuman itu dan menaruhnya di nampan kotak panjang bersama beberapa camilan. “Untuk saat ini, dia tidak mengenalnya. Kamu lupa dia kehilangan banyak ingatannya? Sudah, ya. Aku ke Hyunjin dulu.” Lee Min Ho pergi membawa nampan. Tak lupa dia menepuk pundak Hari seperti isyarat agar Hari tidak terlalu pusing bertanya.
Hari mendatangi tamu yang sama sekali tidak dia kenal. Saat dia datang, laki-laki asing berambut panjang sepundak dengan rambut berwarna abu-abu itu menatap Hari dan berdiri. Hari yang canggung hanya diam dan berdiri berjarak satu meter dari dua laki-laki tampan yang sedang duduk di sofa.
Laki-laki asing itu mendatangi Hari dengan tatapan tajam dan menjulurkan tangannya ke arah Hari.
“Hwang Hyunjin,” katanya dengan nada yang datar dan tanpa ekspresi wajah.
Hari yang mendengar suaranya tiba-tiba mulai merasakan hawa tidak enak karena bulu kuduknya mulai berdiri. Hari menelan ludahnya dan menjulurkan tangannya membalas jabatan tangan laki-laki asing yang sudah diketahui namanya itu.
Dingin, batin Hari.
“Kang Ha ... hm ... maksudku, Kang Ha Ri. Panggil saja Hari,” sapa Hari dengan gugup. Keringat dingin mulai menjalar ke pelipis Hari.
Tanpa senyum dan basa-basi laki-laki bernama Hwang Hyunjin itu duduk kembali di samping Lee Min Ho.
“Ha-ha-ha ... dia ramah bukan?” sahut Lee Min Ho dengan tawa hambar alias tawa meledek.
“Ha-ha-ha ... iya, ramah,” jawab Hari dengan wajah yang dipaksa untuk tersenyum.
Mata Hari tertuju kepada Hwang Hyunjin yang menatap Hari dengan tatapan tajam. Hari yang melihat itu lantas mulai salah tingkah karena tatapannya yang sangat menyeramkan dari laki-laki itu.
Ada apa dengannya? Ada yang salah denganku? batin Hari seraya membenarkan tatanan rambutnya kemudian masuk ke kamar.
Tak lama kemudian saat Hari mulai sibuk dengan ponselnya suara ketukan pintu kamarnya terdengar. Dengan berat hati Hari beranjak dari kasur, kemudian membuka pintu kamarnya. Dan betapa terkejutnya dia ketika Hwang Hyunjin ada di depan pintu kamarnya dengan wajah yang datar, tak lupa tatapan matanya yang tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/267653808-288-k239133.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIATE | CETAK ULANG
FantasyBlue Vortex with New Era 2024 to be OBLIVIETE!! Banyak perubahan di dalam buku cetak ya dari segi nama dan isi, jangan lupa PO di awal bulan Agustus nanti ya!! Blurb On Book Novel Kunang-kunang muncul saat cahaya biru keluar dari tangan Ken, mendek...