"putusin aja"
"Nggak lah, yeonjun gila!!" San langsung menolak mentah saran yeonjun.
Yeonjun hanya menghela nafas melihat temannya yang masih setia diam menunduk.Suasana ribut kantin berbanding terbalik dengan mejanya dan San yang daritadi sibuk menunduk dan tak menghiraukannya. Yeonjun sebenarnya merasa lapar namun ia sedikit ragu meninggalkan San. Waktu istirahat dari panitia tersisa 18 menit lagi tapi San sama sekali tidak menunjukkan minatnya untuk memesan sesuatu.
"San, Lo mau makan apa? Atau mau gue anter ke Wooyoung?" Yeonjun mulai rewel karena jujur dia cukup lapar setelah berlari saat sesi olahraga yang diadakan pada hari ketiga pengenalan sekolah ini.
"Nggak lah yeonjun!! Ini lebih gila, yang ada wooyoung ngamuk" tolak San dengan kepala setia mengikuti arah gravitasi.Sadar membuat yeonjun repot, San menyuruh Yeonjun untuk memesan makanan. "Gapapa gue disini aja" ujarnya. "Mau nitip pesen apa?" Tawar Yeonjun, namun San hanya menggeleng masih dalam tunduknya.
"Mountain!!!" Panggil seseorang yang membuat yeonjun yang hendak beranjak terhenti dan San akhirnya berhenti menunduk. "Sohye?" Balas San dengan nada tanya entah mempertanyakan apa. "Udah 3 hari di Atlanta dan baru ketemu? sombong banget sekarang" rajuknya pada Choi San kemudian beralih menyapa Yeonjun yang masih setia berdiri.
"Hye, titip San ya gue mau pesen makanan dulu ni anak lagi ribet" pesan yeonjun pada San yang membuat San mengernyitkan dahi. Ia sudah besar, tak perlu dititipkan begitu. "Kenapa?" Tanya Sohye saat melihat San kembali sibuk menunduk. Tak kunjung mendapat jawaban ia pun menarik tangan San yang sedari tadi menjadi perhatian si Choi satu itu.
Tanpa adanya suara lain Sohye membantu yang sedari tadi menjadi permasalahan San. Gelangnya tersangkut di jaket yang sedang ia gunakan. San bisa saja memutuskan gelang tersebut tapi seingat Sohye itu gelang yang sama yang digunakan oleh Jung Wooyoung, gelang persahabatan sepertinya Sohye juga tidak tau.
Mata San berbinar kala gelang tersebut sudah tidak tersangkut. Ia tersenyum lebar pada Sohye "Hye Lo mau apa? Gue traktir" ucapnya bersemangat. Sohye hanya tertawa, San terlalu berlebihan pikirnya seolah-olah Sohye telah menyelamatkan nyawanya saja. Padahal ia tak tau saja kalau wooyoung tau kejadian tadi bisa habis San.
Yeonjun kembali dengan dua mangkuk soto, namun ia tak sendiri. Di belakangnya terdapat Wooyoung dan satu orang lagi yang jika San tidak salah ingat bernama Changbin. San mengucapkan banyak syukur dalam hati Sohye datang sebelum wooyoung. Yeonjun mengarahkan satu mangkuk soto ke depan San sedangkan wooyoung memberikan satu botol air mineral.
"Tadi kenapa pas lomba lari?" Tanya wooyoung. Pasalnya ia merasa bingung saat San tidak ikut memberi selamat atas kemenangannya pada lomba lari estafet namun malah menjauh dengan wajah pucat. San hanya menggeleng ribut mendengar pertanyaan Wooyoung. Menghindari pertanyaan temannya itu San mengalihkan atensi dan mulai memakan sotonya.
"Cowok lo mana Hye?" Tanya San pada Sohye yang sedang memainkan hpnya. "Barusan katanya nyusul jihoon ke lapangan indoor, gue kesana dulu ya dia nitip minum... duluan semuanya." Sohye beranjak ke lemari pendingin dan mengambil minuman.
"Lah gue pikir itu cewek Lo" ujar Changbin yang sedari tadi memperhatikan sejak di stan soto. Wooyoung terkekeh mendengarnya. "Lo bukan yang pertama bin" ucapnya. San memang jarang dekat dengan seseorang dan cenderung pendiam, makanya interaksinya dan Sohye menjadi perhatian changbin. "Nggak kok, cowoknya temen gue. Sohye lebih kayak mak gue daripada cewek mah" jelas San, sudah cukup terbiasa dengan kesalahpahaman seperti barusan.
Sayangnya penjelasan San tidak terdengar sampai ke meja dua perempuan yang sudah memperhatikan San sejak memasuki area kantin, ah atau lebih tepatnya salah satu dari mereka sudah memperhatikan San sejak hari pertama pengenalan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT YOUNG : 99Line
Fanfiction"Heh ketawa mulu! itu pak Tono udah masuk" ft Kpop idol 99line