Rumah

415 43 2
                                    

#Haikyuu!!!
Omegaverse + AU

Hari yang tenang ini membuat seorang (M/n) duduk dengan damai diruang bersantai miliknya ini.

Aroma bunga yang baru dipetik memberikan kesegaran tersendiri bagi penciumannya, mengingatkan akan seseorang yang sudah lama meninggalkannya.

Salju turun dengan perlahan, hawa dingin mulai merambat ketubuhnya, didekatkan dirinya dalam perapian yang masih menyala.

"Sepertinya akan terjadi badai salju." gumam (M/n) melirik ke jendela luar.

Di eratkan selimut tipis yang tersampir pada bahunya dan berjalan kearah jendela lalu menutup gordennya.

Tampak sekilas ada bayangan seseorang dari arah luar, merasakan perasaan yang tidak nyaman ia berakhir dengan keluar sebentar untuk mengeceknya.

"Hah-hasyi--" suara yang lemah dan serak terdengar dipendengaran (M/n).

Terlihat sesosok pemuda bersandar pada dinding rumahnya dan mengenakan mantel musim dingin tebal dan menutupi separuh wajahnya.

Melihat dari sudut pandang (M/n), bisa ditebaknya bahwa itu adalah seorang omega laki-laki.

"Permisi..." ucap pelan (M/n) tidak ingin menakuti pemuda itu.

"H-hm!"

Pemuda itu terkejut, sontak memeluk dirinya erat seakan-akan ingin menutupi sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh (M/n) sendiri.

"Cuacanya akan semakin dingin jika kau diam diluar terus, apa kau ingin masuk kedalam?" Ucap (M/n) dengan senyuman.

Pemuda itu awalnya waspada karena pria dihadapannya ini mengeluarkan pheromone alpha , namun setelah beberapa saat ternyata tidak mengeluarkan pheromone dominant membuatnya sedikit lega karena tidak ada tekanan padanya.

Mempertimbangkan sesuatu akhirnya ia mengangguk, dan itu membuat (M/n) lega.

"Kemarilah." Ucap (M/n) mengulurkan tangannya.

"Uhm." Angguk pemuda itu dan menerima uluran, bisa dirasakan kakinya dingin membeku karena berjalan dengan telapak kaki yang telanjang, tanpa mengenakan sepatu bot atau apapun.

"Hati-hati." Ucap (M/n) tiba-tiba merasakan pemuda itu hampir jatuh.

Di rangkul pinggang pemuda itu dan memegangi punggungnya, akhirnya ia tahu apa yang ada didalam dekapan si pemuda, ialah seorang bayi kecil dengan rambut yang berwarna sedikit kekuningan daripada warna abu pemuda yang menggendongnya.

"M-maaf-" ucap pemuda itu dengan takut, ditutupnya kembali mantelnya yang sedikit memperlihatkan bayi digendongannya.

Karena takut suhu diluar semakin dingin, (M/n) memilih untuk menutup mulutnya dan bertanya nanti setelah mereka masuk.

Akhirnya setelah beberapa saat diluar mereka telah masuk kedalam rumah (M/n). Bisa dirasakan hangatnya ruangan bagi pemuda itu, ditiup salah satu tangannya yang bebas agar semakin hangat.

(M/n) menuntunnya pada sofa yang dekat dengan perapian, ditinggalkan sebentar pemuda itu dan ia kembali membawa bak kecil penuh air hangat.

"Masukkan perlahan kakimu dalam bak ini." Ucap (M/n) sedikit memerintah.

Pemuda itu menurut dan memasukkan kakinya perlahan, awalnya terasa panas dengan sedikit menyakitkan namun perlahan terasa nyaman.

Mantelnya sedikit ia buka dan memperlihatkan seorang bayi yang tadi (M/n) lihat, akhirnya ia bertanya dengan sedikit ragu, "A-apa boleh aku disini?"

Setelah duduk dikursinya baru (M/n) menjawab, "Tidak apa, lagipula sudah lama aku tidak mendapatkan tamu."

(M/n) tersenyum lalu ditunjuknya bayi dalam pelukan pemuda itu, "Itu bayimu?"

"Ah- bukan-" ucap pemuda itu dengan gelengan.

"Sebenarnya ini adikku." Lanjutnya dengan mengusap pipi tembem bayi itu.

"Aku salah mengiranya... namaku (M/n), kalau kau?" Ucap (M/n) yang hampir lupa memperkenalkan dirinya.

"Aku Osamu, dan ini adikku Atsumu." Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya lalu bayi yang digendongannya.

"Hm.. salam kenal Osamu, kalau boleh tahu apa yang kau lakukan diluar seperti itu?" Tanya (M/n) penasaran, ditaruhnya cokelat hangat dihadapan Osamu yang sempat ia bawa tadi.

Mendengar pertanyaan itu membuat Osamu panik dan bingung, ia hanya bisa melirik adiknya dan memeluknya sedikit erat.

"Kalau kau tidak ingin mengatakannya juga tidak apa, buat dirimu senyaman mungkin disini ya." Lanjut (M/n) mengusap surai abu milik Osamu.

Merasakan perasaan nyaman, Osamu hanya bisa mengangguk pelan, diambil mug berisi cokelat panas itu dan meminumnya dalam diam, kadang dicelupkan telunjuknya pada minumannya dan diberikan jarinya dimulut Atsumu.

Bisa dilihat bayi itu sedikit membuka matanya dan menjilati jari kakaknya, lalu mereka berdua tertawa kecil.

(M/n) memandangi kedua anak dihadapannya itu dengan geram, siapa yang tega membuatkan dua anak ini diluar seperti itu? Kalau ia bisa, ingin sekali dia meninju orang itu.

Ia tersenyum tipis, sembari mengingat aroma ini.

.

.

.

... ku ga mood karena sesuatu- ;-;
Ternyata kadang ini wp ngeselin- :)

Oke sampai jumpa

Jaa ne~

May 19, 2021

Scene by Scene with Male ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang