Mabuk, larut malam yang panjang

1.1K 76 4
                                    

#Given

Malam yang tenang ternyata tidak menjadi seperti perkiraannya, seorang pria datang menghampiri rumahnya dengan keadaan yang sudah sepenuhnya mabuk dengan menangis.

Surai cokelat gelapnya basah, entah itu karena keringatnya atau karena gerimis tadi. Matanya yang terus menerus mengalirkan air mata membuatnya terpaksa membawa masuk.

"Hiks... (M--m/n)...." ucap pria itu dengan menaruh kepala dibahunya.

"Kita masuk dulu, Ugetsu." Ucap (M/n) dengan membimbing Ugetsu yang mabuk itu masuk.

"Hentikan tangismu dulu." Lanjutnya, mendudukkan tamunya disofa kamarnya.

"Jangan tinggalkan aku- hik- jangan..." ucap lirih Ugetsu yang menarik ujung kemejanya.

"Hah..."

(M/n) menghela napasnya, dia pun duduk disamping Ugetsu. Kepalanya ditaruh pada bahunya (M/n), air matanya yang mengalir secara perlahan terhenti.

"Maaf aku kemari dengan kondisi mabuk dan menangis..." ucap lirih Ugetsu.

"Tidak apa, yang terpenting kau tidak memendamnya, itu saja sudah baik." Ucap (M/n) mengusap surai cokelat gelap Ugetsu.

"Apa... aku bisa bermalam disini?" Tanya Ugetsu dengan meliriknya.

"Tentu saja, asal kau tidak melakukan hal yang berlebihan." Ucap (M/n) dengan tersenyum penuh makna.

"Aku kan tidak pernah melakukannya..." ucap Ugetsu melirik arah lain dengan memajukan bibirnya kesal.

"Apa kau lupa beberapa minggu yang lalu- oh bukan- lebih tepatnya sebulan yang lalu kau hampir menyerangku dimalam hari?" Ucap (M/n) dengan memasang pose berpikir.

"K-kan apa salahnya dengan one night stand?" Elak Ugetsu.

"Yang padahal dia sendiri ingin melupakan mantannya ckckck..." geleng pelan (M/n).

"Baiklah- baiklah- aku akan pergi saja." Ucap Ugetsu dengan hendak bangkit.

"Kau ingin orang lain melihat wajahmu yang kusut begitu? Aku sarankan tidak~" ucap (M/n) menahan pergelangan tangan Ugetsu.

"Juga... bisa saja mereka akan menyerangmu." Lanjutnya dengan semakin lirih diakhir kalimat.

"Ekhem- intinya sekarang kau tidur dan jangan berbuat berlebihan." Ucap (M/n) dengan bangkit dari duduknya dan melepas pegangannya pada Ugetsu.

"Hm... baiklah." Angguk patuh Ugetsu, sepertinya dia sungguh mabuk.

"Aku akan membuatkan cokelat panas sebelum tidur, kau mau meminumnya?" Ucap (M/n).

"Mau." Angguk Ugetsu lagi dengan mengikuti (M/n).

"Kenapa kau mengikutiku? Bukannya kau bisa duduk dan menungguku saja?" Ucap (M/n).

"Tidak... aku ingin mengikutimu..." ucap Ugetsu dengan tampang kesal.

"Baiklah terserah kau saja." Ucap (M/n) dengan menghela nafas.

"Hm hm." Angguk Ugetsu senang.

'Aku seperti mengasuh anak kecil...' batin (M/n).

Sebuah mug yang berisikan cokelat panas telah terhidangkan, (M/n) menyerahkan minuman itu pada Ugetsu yang sudah duduk diam melihatnya dari tadi.

"Silahkan..." ucap (M/n) dengan menyerahkan secangkir mug itu.

"Hm... arigatou (M/n)." Ucap Ugetsu dengan tersenyum, dan dijawab anggukan oleh (M/n).

Mereka pun menikmati minumannya masing-masing, Ugetsu dengan cokelat panasnya, (M/n) dengan kopi hitamnya.

"A-aku pada akhirnya telah berpisah sepenuhnya dengan Akihiko." Ucap Ugetsu memecahkan keheningan.

"Baguslah kalau begitu, sehingga kalian tidak perlu saling menyakiti satu sama lain." Ucap (M/n) dengan mengusap kembali surai cokelat gelap milik Ugetsu.

"Hm..." ucap lirih Ugetsu mengiyakan.

"Jadi sekarang awal yang baru, jangan berdiri disatu tempat terus, bersemangatlah." Ucap (M/n) menepuk punggung Ugetsu dengan cengirannya.

"Yosh, aku akan melupakan masa laluku dan berjalan maju." Ucap Ugetsu dengan semangat.

"Itulah semangat anak muda." Ucap (M/n) dengan tertawa.

"... emang umur (M/n) berapa?" Tanya penasaran Ugetsu.

"Hm... berapa ya? Sebenarnya aku lebih tua beberapa tahun darimu loh." Ucap (M/n) tersenyum dengan menunjuk dirinya sendiri.

"Yang benar? Aku kira kita seumuran atau mungkin setahun atau dua tahun selisihnya..." ucap Ugetsu tidak percaya.

"Apa kau lupa kalau orang asia memiliki wajah yang lebih muda dari usia sebenarnya? Begitulah kondisiku sekarang." Ucap (M/n) dengan enteng.

"Ya ya aku percaya." Ucap Ugetsu dengan kesal.

"Hah kau ini ya..." ucap (M/n) gemas dengan mengacak surai Ugetsu.

"Hei nanti berantakan--" ucap Ugetsu dengan kesal.

"Apa masalahnya kalo sebentar lagi tidur?" Ucap (M/n).

"Oh iya ya..." ucap Ugetsu yang langsung patuh.

Di dalam hati (M/n) tersenyum puas, 'sepertinya efek dari mabuknya belum hilang.'

.

.

.

Hm... hanya ingin buat salah seorang penolong :))

Mungkin ini bisa dibilang double up sama book sebelah ya-- waw bonus nih-

Jaa ne~

Mar 17, 2021

Scene by Scene with Male ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang