09; Third Person

673 83 2
                                    

Jeana membasuh tangannya di watafel yang berada di toilet perempuan, kelas olahraganya baru berakhir dan Jeana yakin ruang ganti pasti masih penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeana membasuh tangannya di watafel yang berada di toilet perempuan, kelas olahraganya baru berakhir dan Jeana yakin ruang ganti pasti masih penuh.

Selesai dengan tangannya, gadis itu mengambil sisir untuk merapikan rambutnya yang lepek, sialnya ia lupa membawa tali rambut, "Huft, di koperasi ada tali rambut gak sih?"

Saat dirinya berbalik, tangan seseorang langsung mendorong bahunya sampai pinggangnya menubruk wastafel, Jeana meringis pelan lalu menatap tajam kakak kelas yang mendorongnya, Jaehee.

"Apa lo natap gue kayak gitu? Berani sama kakel?" Ucap Jaehee, dagunya terangkat dengan angkuh.

Jeana tersenyum miring, "Buat apa gue takut sama sampah masyarakat kayak lo?"

Kakak kelas didepannya menggeram, lalu mencengkram dagu Jeana dengan kesal menghadapkan wajahnya ke wajah Jaehee yang lebih tinggi.

"Lo, gak usah sok berani di depan gue," Bisik Jaehee di depan wajah Jeana.

Lalu melepas dagu Jeana dengan kasar, "Kali ini lo gue lepasin, liat aja nanti,"

"Heh Jaehee, gue tau lo lemah, makanya mau nyari teman dulu kan buat ngelawan gue nanti," Ujar Jeana dengan wajah yang ia buat se- menjengkelkan mungkin.

Tangan Jaehee mengepal, lalu terangkat untuk menampar wajah cantik didepannya, tetapi sebelum itu terjadi, Jeana lebih dulu menendang tulang keringnya dengan ujung sepatu yang ia kenakan, "Aduh, sakit ya, sorry ketendang,"

Jeana tertawa lepas, lantas mendorong bahu Jaehee yang masih kesakitan sampai terduduk di lantai, "Dengar Jaehee, gue tau lo ngincar pacar gue, lebih baik lo mundur dari sekarang, karena lo salah memilih lawan," Ucap Jeana sambil tersenyum miring.

Lalu gadis itu pergi meninggalkan toilet sambil merapikan rambutnya dengan sisir yang ia bawa, kakinya melangkah menuju rooftop sambil membuka aplikasi chat untuk memberi kabar sang tunangan.

Jarinya bergerak memencet silent mode yang tertera di layar handphone nya, lalu menyimpannya di saku rok yang ia kenakan. Sesampainya di rooftop, Jeana mengunci pintunya dari dalam saat melihat tidak ada siswa lain di sana.

Pertahanannya runtuh, seluruh tubuhnya lemas membuat dirinya terduduk bersandar pada tembok di sampingnya, air mata yang ia bendung sejak tadi langsung mengalir deras layaknya hujan membasahi bumi.

Tangannya gemetar mencoba menghapus air mata yang terus mengalir, "Ayo Jeana hiks, masa gini doang nangis sih," Ucapnya pada diri sendiri.

Dorr dorr dorr

"Na! Buka pintunya! Ini kakak, sayang,"

Jeana mengatur nafasnya lalu bangkit dengan bertumpu pada dinding, tangannya memutar kunci dengan pelan, Jungwon yang khawatir langsung membuka pintunya dengan tidak sabaran.

"Jeana," Nada sedih pemuda itu membuat Jeana langsung memeluk tunangannya dengan erat.

"Kenapa, sayang? Siapa yang gangguin bayinya kakak, hm?" Tanya nya pelan sambil mengelus punggung Jeana teratur.

"A-aku hiks habis n-nyakitin orang kak, huaaa,"

Alis Jungwon menyatu sangking bingungnya dengan ucapan Jeana, "Hah? Gimana?"

Jeana mendongak, langsung menatap mata Jungwon tanpa merubah posisi mereka, "Tadi si Jaehee gangguin aku,"

Jungwon menghela nafas lalu tersenyum lembut dengan tangannya beralih mengusap kepala Jeana, "Bagus dong, bayi kakak sekarang udah bisa jaga diri sendiri, Na, dengar, kamu gak bisa selamanya pasrah sama semua perlakuan orang lain ke kamu, ada kalanya kamu harus marah sama dia kalau dianya keterlaluan, tau kan karena apa mental kamu sakit kemarin? Karena kamu memendam semuanya sendiri, love,"

"Emang, kejahatan gak boleh di balas kejahatan juga, tapi setidaknya kamu gak menutup semuanya untuk diri kamu sendiri, paham? Jadi, gak ada salahnya kamu kasih pelajaran sedikit buat mereka,"

"Emang, kejahatan gak boleh di balas kejahatan juga, tapi setidaknya kamu gak menutup semuanya untuk diri kamu sendiri, paham? Jadi, gak ada salahnya kamu kasih pelajaran sedikit buat mereka,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku overthinking ih, gabisa buat kata-kata :(

NANGIS BANGET PAS BACA ULANG, ADUH BAGUS GAK SIH? JAWAB YA AKU MAKSA.

Dewananda ; Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang