Chapter 7

3.5K 623 56
                                    

Sinar matahari yang menembus kaca besar yang ada di kamarnya membuat pria tampan berumur dua puluh lima tahun itu menggeliat pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari yang menembus kaca besar yang ada di kamarnya membuat pria tampan berumur dua puluh lima tahun itu menggeliat pelan. Tak lama kemudian, iris tajamnya terbuka perlahan. Jungkook bangun dan melakukan peregangan, tangannya mengambil kaos yang terjatuh di lantai dan memakainya. Senyum hangatnya terbit ketika mengingat wanita pujaannya tidur di lantai dasar, kamar tamu tepatnya.

Masih dengan senyum lebarnya, Jungkook menuruni tangga. Namun, ia mengernyit heran ketika melihat suasana apartement nya yang sunyi. Pria tampan itu berjalan ke arah dapur, namun dapur itu kosong. Lalu, dimanakah Rose berada.

"Apa dia sudah pergi?" ujar Jungkook seorang diri.

"Tapi itu tidak mungkin, ia tidak tahu kata sandinya."

Lalu netranya menatap kamar yang di huni oleh Rose. Keadaannya tetap, tidak ada yang berubah. Dengan langkah pasti, Jungkook berjalan dan membuka pintunya secara perlahan.

Cklek

Jungkook berjalan ke arah Rose yang sedang tertidur, mungkin ia kelelahan karena pekerjaannya, pikirnya.

Tangan besarnya menyentuh bahu Rose yang tertutupi selimut tebal berwarna putih, "Rose?"

"Roseanne?"

Tak kunjung mendapat jawaban dari sang wanita, tangan kanan Jungkook menyentuh dahi Rose. Jungkook panik ketika merasakan panas yang menjalar ke telapak tangannya.

"Astaga!"

Jungkook mendudukkan tubuhnya di pingggir ranjang dan menepuk pelan pipi Rose, "Rose, bangun. Hei, kau mendengarku?"

"Roseanne, ku mohon buka matamu?"

Lenguhan pelan yang berasal dari sang wanita, di iringi kedua mata cantik itu terbuka secara perlahan membuat Jungkook menghembuskan napas lega.

"Kamu baik-baik saja?"

"Apa ada yang sakit?"

"Kau butuh sesuatu?"

"Aku akan memanggil dokter untukmu."

Rentetan kata yang keluar dari mulut sang pria membuat Rose tersenyum kecil, sedangkan sang pria tertegun melihatnya.

'Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing.'

"Apanya yang tidak apa-apa, kamu demam, Roseanne. Demam." ujar Jungkook.

"Aku akan memanggil dokter untukmu." lanjutnya.

Rose memegang tangan Jungkook, membuat atensi sang pria jatuh padanya.

'Itu tidak perlu, setelah minum obat aku pasti sembuh.'

Jungkook menatap Rose sedikit tidak yakin, "Kamu yakin?"

Anggukan mantap dari Rose tak lupa senyuman manisnya membuat Jungkook mengalah, "Baiklah, aku akan membuatkan bubur dan menyiapkan obat untukmu."

Rose yang mendengar perkataan Jungkook segera bangun dari tidurnya, sebelum Jungkook sedikit mendorongnya agar Rose tetap diam di kasur.

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang