Chapter 14

2.3K 530 135
                                    

Vote dulu ya... jangan jadi silent reader.

 jangan jadi silent reader

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠⚠⚠

Kaki itu melangkah ragu, melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya menunjukkan pukul sepuluh malam. Rose menolehkan kepalanya ke belakang,  melihat mobil sang kekasih yang sudah tak terlihat dalam pandangannya.

Rose menghela napas lega kala netranya tidak menemukan sang ibu, mungkin ibu sudah tidur, pikirnya. Rose beranjak menuju dapur berniat mengambil air minum sebelum sebuah suara membuatnya mematung.

"Jalang bisu sepertimu di bayar berapa?"

Hatinya berdenyut nyeri mendengar perkataan sang ibu. Kedua mata itu berkaca-kaca hingga tak lama air mata itu menetes dengan mudahnya. Batinnya menjerit pilu, sehina itu kah dirinya di hadapan sang ibu?

Park Seohyun menatap sinis ke arah sang anak, ah tidak. Ia sama sekali tidak menganggap gadis bisu di hadapannya ini adalah anaknya, sama sekali tidak pernah.

Rose memundurkan langkahnya kala netranya melirik sang ibu yang berjalan mendekatinya. Hingga sebuah tangan memegang lengan kanannya erat membuat sang gadis kesakitan.

"Kau jalang orang kaya itu kan!" sentak Seohyun tajam.

Rose menggelengkan kepalanya berkali-kali. Membuat Seohyun semakin kesal di buatnya, tangan kanannya berpindah ke leher sang gadis dan mencekiknya kuat.

"Karena kau bisu, kau pasti menggunakan tubuhmu kan!" bentak Seohyun tajam.

Badan Rose bergetar hebat, napasnya semakin menipis sebelum sang ibu menghempaskan dirinya kuat hingga terjatuh.

Bruk

Srak

Tarikan kasar sang ibu pada rambutnya membuat Rose meringis kesakitan. Kepalanya terasa pening saat itu juga. Seakan buta dengan raut kesakitan Rose, Seohyun semakin menarik rambut gadis malang itu.

"Kemana suaramu hah?!"

"Bukankah waktu itu suaramu keluar?!"

Seohyun tertawa mengejek, "Lihat! Dunia bahkan tidak membiarkanmu mempunyai suara! Menyedihkan!"

Rose menangis, batinnya menjerit pilu dan seluruh badannya terasa sakit.

'Bu, aku putrimu.'

PLAK

Rasa panas itu menjalar di pipi kanan Rose hingga membuat robekkan di sudut bibirnya. Ia mengangkat wajahnya, menatap ke arah sang ibu dengan derai air mata.

"Kau bilang apa? Aku bahkan tak pernah menganggap keberadaan dirimu, bodoh!"

PLAK

"Seharusnya kau mati bersama dengan Ayah mu itu!"

"Untuk apa kau lahir ke dunia jika kau cacat!"

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang