Chapter 19

1.5K 261 20
                                    

Brakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brakk

Jungkook mendengus sebal ketika Jimin membanting dokumen-dokumen penting dimejanya.

Jimin menghela napasnya kasar, "Bisa kau beritahu aku apa yang terjadi, Jeon Jungkook?"

"Tentang apa?" tanya Jungkook dengan tatapan fokus ke arah laptop miliknya.

"Jennie." jawab Jimin membuat Jungkook menghentikan pergerakannya.

"Cepat katakan, Jungkook." desak Jimin.

Jungkook menghembuskan napasnya kasar, "Dia suka padaku. Cinta, sudah sampai ditahap mencintai." jawab Jungkook.

"Dan kau menolaknya?" tebak Jimin membuat Jungkook mengangguk.

"Kenapa?" tanya Jimin.

Jungkook menoleh, tatapannya datar, "Karna aku tidak mencintainya."

"Kau single, seharusnya kau bisa mencoba mencintainya." balas Jimin.

"Aku sudah mempunyai kekasih, Jim." sahut Jungkook.

"Siapa? Jisoo?"

Jungkook menggeleng, "Bukan, tapi Rose."

Jimin terdiam mendengar jawaban Jungkook. Namun, raut wajahnya juga terlihat terkejut dengan pernyataan sang sahabat.

"Lalu selama ini kau dekat dengan Jisoo, untuk apa? Kalian makan siang bersama, jalan ke mall, bercanda bersama. Itu apa?"

Jungkook mengusap wajahnya kasar, "Aku sengaja dekat dengan Jisoo untuk melindungi Rose."

"Sialan!" umpat Jimin.

Pria bermarga Park itu berjalan mendekat ke arah Jungkook. Ditariknya kerah sang CEO hingga Jungkook bangun dari duduknya.

BUGH

"Kau egois!" maki Jimin setelah meninju rahang Jungkook keras.

"Kau sadar apa yang kau lakukan, hah?!" seru Jimin marah.

"Demi melindungi kekasihmu itu, kau membuat orang lain dalam bahaya! Kau sadar itu!"

"Kau lupa jika Jisoo punya keluarga? Kau lupa itu?! Kalau terjadi sesuatu padanya bagaimana?!"

Jimin mengusap kasar wajahnya, "Kau gila, dasar keparat!"

Jimin berjalan cepat menuju pintu. Namun, langkahnya terhenti, ia berbalik menatap Jungkook yang diam menatapnya, "Semoga, apa yang kau lakukan pada Jisoo tidak berbalik pada kekasihmu itu. Dan juga semoga dia tidak mengalami patah hati hebat seperti yang Jennie rasakan."

Jungkook mengacak rambutnya frustasi setelah Jimin meninggalkan ruangannya. Napasnya memburu, emosinya naik mengingat perkataan Jimin barusan. Bagaimana jika yang dikatakan Jimin menjadi kenyataan? Tidak. Jungkook menggelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan pikiran buruk.

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang