Rose yang sedang berbelanja di sebuah minimarket, tidak mengetahui bahwa dirinya menjadi cinta pertama dari seorang CEO muda sekaligus salah satu orang paling berpengaruh di negaranya.
"Bahkan, jika kau meminta langit. Aku akan menundukkan langit un...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gemerlap malam langit di kota London membuat perasaan Jungkook menghangat. Jungkook tiba di London pukul enam pagi waktu setempat. Ia menggenggam kalung cantik milik wanita pujaannya, milik Rose.
Tepukan ringan pada bahu kanan Jungkook membuat pria itu tersadar dari lamunannya. Dengan segera ia menyimpan kalung itu pada saku celananya.
Jungkook menoleh ke belakang dan menemukan sahabat perempuannya.
"Ada apa?" tanya Jennie.
"Tidak ada, hanya menikmati angin malam saja." jawab Jungkook.
"Kau bisa sakit Jungkook-ah." ujar Jennie, terselip nada khawatir di dalamnya.
Jungkook terkekeh kecil, "Justru kau yang akan sakit jika keluar memakai pakaian seperti itu."
Jennie tertawa mendengar perkataan Jungkook, ia berjalan dan duduk di sofa yang ada di balkon itu. Tangan lentiknya mengambil bunga di vas yang ada di atas meja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku sudah terbiasa, Jungkook-ah."
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, ia melangkah mendekati Jennie dan melepas jas yang ia pakai. Jungkook menyampirkan jas miliknya pada bahu telanjang sang sahabat.
"Begini lebih baik." ujar Jungkook.
Jennie terkekeh melihat perhatian yang Jungkook berikan padanya. Bagaimana mungkin ia tak jatuh hati pada sahabatnya jika perlakuan Jungkook mampu membuatnya terbang ke langit yang paling tinggi.
"Bagaimana hubunganmu dengan Chanyeol?" tanya Jungkook setelah ia duduk di hadapan Jennie.
Jennie terkekeh kecil, "Baik, bahkan sangat baik."
"Apa dia tidak marah melihat gosip tentang kita?"
"Untuk apa dia marah hanya karena gosip itu." jawab Jennie.
"Hubungan kami hanya sebatas teman, bukan seperti yang kau tahu selama ini." batin Jennie.
