Chapter 8

2.7K 541 92
                                    

Rose terbangun pukul lima pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose terbangun pukul lima pagi. Ia bingung bagaimana bisa dirinya tidur di kamar sedangkan semalam ia masih di ruang tengah. Ah entahlah, mungkin ia lupa jika semalam dia bangun dan berjalan ke kamar. Wanita itu menunduk dan memegang kalung cantik yang melingkar di lehernya. Kalung sederhana tetapi sangat berharga baginya, pemberian sang ayah.

'Maafkan aku Appa, aku terpaksa harus menjualnya.'

Air matanya menetes, ia harus menjual kalung pemberian ayahnya agar ia bisa menghasilkan uang untuk sang ibu. Ia juga tidak bisa menceritakan masalahnya pada Jisoo, sahabatnya itu sudah sangat banyak membantunya.

Rose segera menghapus air matanya dan bangkit untuk membuat sarapan. Ia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas melihat isinya, berpikir menu sarapan apa untuk Jungkook dan juga dirinya.

Kimchi Bokkeumbap sepertinya menu yang pas untuk sarapan. Dengan segera gadis cantik itu mulai menyiapkan bahan-bahan yang ia perlukan. Senyum manisnya terpatri ketika ia membayangkan wajah tampan Jungkook yang tersenyum lebar menyantap masakannya.

Rose menggeleng menghentikan pemikiran konyolnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya, gadis itu bahkan tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan pada Jungkook. Cinta atau hanya rasa kagum saja.

Puk

Tepukan pelan pada bahunya membuat Rose menoleh. Menemukan Jungkook yang menatap ke arahnya bingung.

"Ada apa?"

Rose menggeleng pelan sebagai jawaban, 'Kau mandi lah terlebih dahulu, sebentar lagi sarapannya sudah siap.'

"Padahal aku ingin membantumu." ujar Jungkook.

Wajah pria itu terkekuk masam ketika Rose mendorongnya untuk segera mandi.

"Aku ingin membantumu, ya ya ya?"

Rose menggeleng tegas, 'Kau harus segera bersiap untuk ke kantor.'

"Nanti saja, lagi pula aku ini pemilik perusahaannya."

'Justru itu, kau pemilik perusahaan. Kau harus memberikan contoh yang baik pada karyawan mu.'

Jungkook mendecak kagum, ia semakin jatuh pada pesona gadis istimewa itu. Gadis cantik dengan kemurahan hati.

"Baiklah nona, aku akan bersiap ke kantor."

Jungkook melangkah menuju kamar meninggalkan Rose yang tersenyum menatap ke arahnya.

Rose segera melanjutkan acara memasaknya. Tidak perlu menunggu waktu lama, akhirnya masakan itu sudah tersaji di meja makan. Bersamaan dengan Jungkook yang datang dengan setelan serba hitamnya.

Mata Jungkook berbinar melihat sarapan yang di sajikan Rose, "Woah sepertinya sangat lezat."

Jungkook menarik kursi dan duduk dengan nyaman, tangan besarnya menyuapkan sarapan itu ke dalam mulutnya.

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang