Happy reading!
•••
"KEPARAT LO!!! JANGAN NUDUH GUE SEMBARANGAN!!!"
"LO ITU-"
"GUE APA?" potong Eric cepat.
Bukan cuma emosi Wonyoung yang pecah, emosi Eric pun juga begitu.
Tak tahu mengapa, Eric seperti mengeluarkan semua rasa kesalnya saat melihat Wonyoung.
"Ric. Udah." kata May sambil menahan lengan Eric.
Eric melepaskan genggaman tangan May dari lengannya.
"Gue gak bakal diem aja kali ini"
"Dia itu udah keterlaluan perlakuin Haruto kayak gitu, dan juga Tuan Putri Sindrom gak pantes ada disekolah ini"
"Lo!" mata tajam Eric kembali menatap Wonyoung
"LO ITU JALANG! TUAN PUTRI SINDROM YANG SEMENA-MENA TERHADAP SEMUA ORANG! MERASA DIRI LO PALING BERKUASA, DAN SEMUA ANAK DISINI PADA BENCI SAMA LO KARNA KELAKUAN LO ITU!" kesal Eric tak bisa mengontrol emosinya
Bugh
Satu bogeman keras menghantam wajah ganteng milik Eric. Pukulan itu datang dari Haruto.
Haruto membogem Eric karna cara bicaranya pada wanita yang terlalu melewati batas alias kasar. Apalagi pada wanita yang disukainya.
Kring kring kring
Semua murid yang menyaksikan menghela napas, kenapa bel masuk berbunyi diwaktu yang sangat tidak tepat.
"Gue pengen kita selesaiin masalah ini, sekarang" titah Haruto dan menarik Wonyoung keluar dari kelas.
"Yahhhhhh" kecewa penonton
Semua tak bisa mengikuti kemana mereka akan pergi karna sudah bel masuk.
•••
Haruto menarik Wonyoung sampai ke rooftop sekolah.
Wonyoung berusaha melepaskan lengannya yang dicengkram kuat oleh Haruto.
"Lepasinnn... Sakittt...." rintihnya
Akhirnya Haruto melepaskan cengkraman itu, mereka benar-benar berada diujung rooftop.
Jika ingin bunuh diri tinggal loncat satu langkah saja sudah bisa menemui alam goib.
"Lo ngajak gue bolos karna pengen liat nilai gue tambah anjlok?"
"iyakan?" sindir Wonyoung.
Emosi gadis itu sudah sedikit turun, tetapi tetap saja dia masih emosi.
"Lo kenapa daritadi diem aja, gue butuh penjelasan lo" desak Wonyoung.
"Kalo gue bilang bukan gue yang lakuin hal itu, lo percaya gak?" tanya balik Haruto
"YA ENGGA LAH, SECARA MAY BILANG LO YANG NGUMPULIN ULANGAN GUE!!
inilah alasan Haruto diam saja daritadi.
BERARTI KAN LO YANG UBAH JAWABAN GUE." tuduh Wonyoung
Haruto tidak bersuara, keadaan pun menjadi sunyi sejenak. Tenggorokan Wonyoung sudah lelah teriak sedari tadi, gadis itu sudah tidak kuat bila harus emosi seperti tadi lagi.
Setelah beberapa menit saja, Haruto akhirnya membuka suara
"Lo beneran ngira gue se-brengsek itu?"
"Iyalah" jawab Wonyoung tanpa berpikir
"Kenapa lo mikir gitu?"
"Siapa yang gak mikir gitu coba, gue rasa semua anak murid disini juga mikir gitu. Karna lo juga benci sama gue. Lo benci sama kelakuan gue yang kayak Tuan Putri ini." jelasnya
"Siapa yang bilang gue benci sama lo"
"Eric. Dari perilaku lo juga kelihatan kok."
"Lo gak tau istilah 'benci beda tipis sama cinta' apa?"
"Tau. Tapi lo gak mungkin cinta sama gue secara lo kan benci banget sama gu-"
"Mungkin aja"
"Jangan becanda, Haruto. Kita ini musuh"
"Musuh bisa jadi cinta, Jang Wonyoung"
"Kenapa lo jadi gombal? Yang gue butuhin sekarang itu penjelasan, bukan gombalan, Haruto."
Wonyoung benar-benar tidak mempan ya dengan gombalan.
"Bukan gue"
"Terus siapa?"
"Lo cari tau sendiri lah"
"Lo gak tau siapa pelakunya?"
"Tau"
"KENAPA GAK LO KASIH TAU AJA LANGSUNG KE GUE SEKARANG,HARUTO" kesal Wonyoung
"Gak gratis"
"Lo mau dibayar berapa"
"Jadi pacar gue" pd Haruto
"Idih males banget, mending gue cari tau sendiri."
"Yaudah sana."
Wonyoung kembali kesal, dia menghentakkan kakinya dengan keras dan pergi meninggalkan Haruto.
Sekarang tujuannya hanya kantin, jam pelajar pertama dia harus bolos dulu karna lelaki itu.
•••
Disisi lain sudah ada Irene yang sedang duduk santai bekerja di ruangan kantor miliknya.
Perusahaan Fashion, Irene sangat tertarik dan punya bakat dibidang ini. Makanya, pakaian yang Wonyoung kenakan semua pakaian ternama atau istilahnya bermerek.
Perusahaan yang dibangun Irene benar-benar dibuat dari 0 hingga menjadi perusahaan sukses.
Dia sangat berkerja keras untuk mempertahankan perusahaannya itu sampai akhir hayatnya.
Drtt drtt drtt
Ponsel irene berdering, dia langsung mengambilnya diatas meja kerjanya dan melihat nama penelfon, tanpa waktu lama dia langsung mengangkatnya.
"Kamu memaksakan Wonyoung untuk belajar keras lagi?"
"Apakah kau tidak merasa kasihan dengan dia?"
"Dia terlihat sangat menderita di sekolah, apakah kau tidak memikirkan itu?"
"Jangan paksa dia terus terusan. Aku mendapat laporan dari seorang guru bahwa dia mimisan kemarin"
"Aku yakin itu karna dia berkerja terlalu keras untuk memenuhi permintaanmu yang tidak masuk akal itu"
"Kau mendengarkanku kan?"
Irene tersenyum smirk, apa-apaan lelaki ini, sangat tidak keren.
"Apakah sekarang kau ingin membela anak dari hasil perselingkuhanmu itu?"
"Apa maksudmu, jangan menyangkutkan masa lalu"
"Kenapa kau harus perduli? Dia sekarang hak asuhku"
"Aku hanya kasihan padanya, jangan terlalu keras padanya"
"Jika kau kasihan kepadanya, kenapa kau menelantarkannya,
Suho"
•••
See u next chap, jangan lupa vote dan coment ya sahabat