Suasana didalam cafe sekolah sangat tenang, murid seangkatan Axel terlihat jelas menatap anak itu dengan seksama. Axel yang menyadari jika dirinya ditatap teman temannya hanya memakan makanan nya dengan tenang sembari mengambil sosis yang berada di piring sahabatnya itu.
"Makan dengan perlahan, Axel" Carlos meletakkan seluruh sosis miliknya ke atas piring Axell. Tangan miliknya perlahan mulai menyingkap pelan rambut yang mulai menutupi mata Axell.
Langkah kaki yang berjalan kearah nya terdengar, ketiga pria yang berada di dekat Axel menatap dingin remaja yang kini di hadapan mereka. Bukan hanya Carlos, Nando dan Arga. melainkan semua murid menatap permusuhan ke arah empat pria yang akan mendatangi meja Axel.
"Kenapa anak jalang ini ada disini?" Tanya zergan, tangan itu bergerak mengelus lembut pipi Axell namun Carlos yang tepat berada di sebelah Axell menepis kuat tangan itu yang tentunya dibalas kekehan senang Carlos.
"Pergi, Zergan." Pinta Arga, suasana yang semakin tidak kondusif benar benar membuatnya tidak nyaman.
"Siapa lo anak sialan?"
"Sialan? Hahaha anjing. Lo pikir gua ga tau zergan Ravenska anak yang tidak diakui keluarganya?" Balas Axell, sudah sejak lama dia menyembunyikan hal ini, Menjijikkan sekali melihat putra haram Ravenska semakin besar kepala.
"MAKSUD LO APA ANJING" Zergan yang tidak terima akan perkataan Axell menarik kerah baju yang dikenakannya. Tau bahwa ketiga temannya akan bergerak membantu membuat Axell dengan cepat mengeluarkan isyarat menolak.
"I know your live" Lirihnya yang tentu hanya di dengar oleh Zergan. Gigi bergemelatuk terdengar, kedua tangan milik Zergan terkepal erat.
Bugh
Tangan itu menonjok kuat telinga yang sejak awal anak sialan itu tutupi, Axell yang tidak siap akan hantaman dari Zergan pun limbung. Dengungan nyaring dari dalam telinga membuat Axell meringis tertahan. Darah yang mulai mengucur deras dari dalam telinga Axell membuat seragam putih terkena noda itu.
Senyuman penuh kemenangan terlihat di wajah Zergan, kembali tersadar jika kini Axell hampir kehilangan kesadaran pun langsung mengambil kesempatan melayangkan pukulan ke wajah anak sialan di hadapan nya lagi.
Bugh
"Bangun lo anak sialan!"
Bugh
Pukulan kembali didapat oleh axel, pandangan mata mulai memburam tetapi dengan cepat dia tahan. Kaki yang tidak di tahan oleh apapun dengan segera Axell silang ke arah kepala Zergan. Melihat posisi yang sudah memungkinkan Axell menjenturkan kepala nya dengan milik Zergan. Zergan yang merasakan pening yang menjalar dengan cepat menetralkan rasa sakit itu.
Axell dengan segera menahan tubuhnya lalu berdiri dan menatap tak suka Zergan, rival sejak pertama kali dia masuk kedalam sekolah ini. kedua tangan Axel mengepal, nafas memburu begitu terdengar jelas di telinganya. Melihat Zergan yang masih tidak berkutik, Axell membalas pukulan yang telah ia dapatkan dengan kuat.
Bugh
Bugh
"ANJING"
Bugh
Pukulan demi pukulan saling diterima keduanya, kaki miliknya bergerak menendang tulang kering Zergan sehingga Zergan berlutut, Axell mengunci pergerakan itu. Axell yang tengah menggelap tanpa sadar tangan yang berlumuran darah miliknya sendiri kini mencekik kuat leher zergan.
"HENTIKAN APA APAAN KALIAN INI, KALIAN SEMUA IKUT IBU TERUTAMA KALIAN BERDUA!"
Mendengar teriakan dari guru axel melepaskan kedua tangannya dari leher zergan, menatap tajam rival serta guru yang menghentikannya, darah yang mengucur deras tidak membuat axel menangis melainkan geraman yang terdengar dari mulut itu, axel berjalan menuju ruang bk dengan umpatan nya.
🌿~~~~🌿
.
.
Terimakasih udah baca cerita ini semoga hari kalian selalu menyenangkanbabai terimakasih (≧▽≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
Axell
Teen FictionAxel benar benar merasa tidak percaya saat hidupnya benar benar berubah 180 derajat, kini hidupnya penuh kengkangan dan hukuman, dia ingin bebas tidak mau seperti ini. Braxga keluarga yang penuh dengan orang orang yang berkuasa di negeri ini, kini d...