🌿back to school⁸🌿

26K 2.3K 142
                                    

Suara bising yang berasal dari arah dapur terdengar, para maid dan chef kini sedang menyiapkan makanan untuk breakfast tuan mereka, tentunya dengan makanan yang berasal dari beberapa negara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bising yang berasal dari arah dapur terdengar, para maid dan chef kini sedang menyiapkan makanan untuk breakfast tuan mereka, tentunya dengan makanan yang berasal dari beberapa negara.

Dihadapannya kini terdapat banyak hidangan makanan khas italia, axel duduk di kursi makannya dengan berpakaian seragam sekolah, wajah putih pucat menghiasi rupa yunani dia menatap makanan itu dengan tidak selera, menyadari putranya menatap makanan dengan tak selera, Alston hanya menatap datar wajah itu lalu memberikan nasi goreng yang dia buat nya sewaktu axel masih terlelap di kamar nya.

Axel yang melihat dihadapan nya terdapat nasi goreng kesukaan nya langsung merubah mimik wajah nya, dengan senang axel menyendokan nasi goreng itu, ketiga pria lain nya hanya menatap tanpa ekspersi, mereka kembali melanjutkan aktivitas yang sempat tertahan.

Salah satu maid menghampiri alston lalu memberikan tas ransel sekolah milik axel "Tuan ini tas milik tuan muda" ucap nya sambil memberikan tas itu, setelah selesai ia membungkukkan badannya dan pergi kembali melanjutkan tugasnya

Alston mengambil tas ransel dari tangan maid tersebut, dia membuka tas itu lalu menutupnya kembali setelah melihat isi tas yang sudah lengkap.

"Kenapa bawa ipad?" Alston menatap putra bungsu nya dengan intens, tangan berurat itu meletakkan tas tersebut ke tangan bawahan nya agar di taro di mobil.

Axel mendongak, mata milik pemuda itu menatap dengan bulat "mau nerusin bangunan minicraft yang belum jadi"

Xander dan Callix hanya menyimak percakapan itu, kedua bersaudara braxga memilih tidak angkat suara karena bagi mereka tidak terlalu penting. alston mengangguk mendapat balasan dari axel, dia memang mengetahui putra nya suka mendesain serta bermain game.

Bahkan desaign yang axel buat ada yang dia kirim kan ke nomornya agar dibuatkan khusus untuk putranya, sesuai apa yang diinginkan axel. Melihat axel yang diam saja alston tidak ambil pusing karena inilah yang dia sukai, anak yang penurut.

Lima belas menit telah berlalu, Axell meminum susu coklat yang disediakan dihadapan nya, melihat putra bungsunya telah selesai memakan makanan nya. Alston beranjak dari kursi kepala keluarga, lalu menggendong axel yang ingin berdiri dari kursinya.

Mendapati perilaku dari sang ayah, ia hanya diam menikmatinya. Hari ini, dirinya tidak ada mood untuk memberontak. Lagi pula ia juga ingin menjadi anak baik sekali kali. Alston, memasuki mobil Bugatti La Voiture Noire dengan kelinci miliknya yang berada digendongannya. Perlahan, Alston meletakan tubuh putranya di samping tempat penyetir nya.

"Jangan membuat ulah" Titahnya. Tatapan tajam menatap jalan raya, tidak ada sahutan dari putranya. Alston, menggeram kecil dan memilih membanting stir ke pinggir jalan.

Dengan kasar tangan kekar itu menjambak rambut pirang putranya yang tengah menatapnya penuh ketakutan. "Jawab daddy. Punya mulut, hm?" Suara bass itu membuatnya kembali takut.

Axel menatap wajah pria dihadapannya dengan pucat, lalu mengangguk "maaf, lepasin tangan daddy, telinga axel sakit" gumam nya.

Mendengar itu alston melepas tangan nya dengan kasar. Alston menghembuskan nafas berat, kali ini putra bungsu nya akan dimaafkan tapi tidak untuk kedua kali nya, alston kembali menyetir mobil nya.

Axel memejamkan matanya, hela nafas yang begitu berat menghiasi suasana di dalam mobil yang begitu kelam.

***

Bugatti La Voiture memasuki pekarangan sekolah. banyak mata yang melirik kearah mobil yang ia tumpangi membuat remaja kecil itu mendecak dengan malas. Dengan gerakan pelan, ia membuka pintu mobil disisinya. Saat ingin keluar, tangan kekar menahan pergelangan tangannya. Axell membalikan badan nya untuk menatap wajah sang ayah.

"Come here" tanpa ekspresi alston membuka kedua tangannya lebar, melihat itu ia memilih dengan cepat memeluk sang iblis dihadapannya.

"Langsung pulang jika tidak ingin terkena hukuman" bisik nya. Alston, menatap lekat netra mata putra nya. Mata bulat yang begitu sempurna membuat siapapun akan terpikat. Sial, putranya begitu lucu.

Axell yang tersadar jika iblis itu mulai aneh, dengan cepat ia keluar dari mobil meninggalkan alston yang sedang menyeringai. "Menakutkan" Bisiknya pelan.

***

Dengan langkah tergesa gesa Axell memasuki kelas miliknya. Seluruh mata kini tertuju padanya, tetapi ia hiraukan. arah matanya yang menangkap ketiga sahabatnya langsung berjalan kearah sana, dengan kasar dia melemparkan tas nya di bangku miliknya.

"Fuck alston, gua harus cepet kabur dari sana" bulu kuduk nya berdiri saat mengingat kejadian tadi.

Nando menaiki sebelah alis nya "kenapa?" Tanya nya dengan suara khas milik nya.

Axel menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan dari sahabatnya itu. Axell, menatap carlos yang juga tengah menatap nya tanpa ekspresi.

"abang, bulan depan pertandingan nya?" tanya nya penasaran.

Carlos berdeham lalu membenarkan rambut axel yang berantakan "kamu akan menjadi penentu semua strategi kita sesuai perkataan pelatih" balas nya.

Arga yang mendengar itu ikut angkat bicara "jangan main game saja axel, walaupun abang tau strategi kamu tidak pernah gagal" arga terkekeh mengingat axel yang dari dulu selalu pintar mengatur strategi untuk perlombaan basket.

Mereka akan bertanding kembali nanti, sebelum nya saat tahun kemarin mereka telah memenangkan juara satu untuk tingkat nasional dan tahun ini juga mereka akan bertanding untuk memenangkan kembali.

"I don't care about that, karena tanpa game hidup seorang axel tidak akan tenang" axel menyengir saat melihat ketiga sahabatnya menatap datar akibat perkataan axel yang dari dulu tidak akan pernah menghentikan dunia game nya.

"Its time to fight in the first place" suara bel menggema yang menandakan jam pertama akan dimulai. Axel, berdiri lalu berjalan kearah bangku tempatnya. Melihat teman kelas nya mengeluarkan buku pelajaran, Axel hanya diam menatap mereka. Dia sama sekali tidak membawa buku pelajaran karena yang dia bawa hanya ipad yang terdapat di meja belajar nya serta jajanan yang diletakkan di tas nya oleh maid suruhan alston.

Axell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang