Seorang pemuda bergerak gelisah lantaran merasakan panas di tubuhnya akibat efek dari obat yang ia terima, mata itu mengerjap perlahan lahan demi menetralkan cahaya yang ingin masuk kedalam matanya. dalam hitungan detik mata itu terbuka sempurna menampilkan binar cerah di matanya karena merasa tidurnya sudah cukup, tetapi melihat ia berada ditempat yang berbeda dari semalam membuatnya panik.
"Anjing gua dimana bangsat"
"SIALAN, BUKA ANJING" teriak Axel. Dengan kencang remaja itu menarik rantai yang membelenggu kedua kakinya, gesekan yang terjadi antara rantai dan kaki membuat kaki putih itu menjadi kemerahan.
"Awas aja lo alston"
Decakan kesal terdengar, siapa lagi jika bukan tua bangka itu yang melakukannya? jika bukan pun tua sialan itu yang akan tetap salah, lagi pula dia hanya pergi ke club apa salahnya? Tiga orang sialan itu juga pergi kenapa dia tidak boleh? Emang para anjing.
Dengan kasar Axel berdiri dari kasur menuju pintu berharap ada penjaga yang bisa menolongnya. Tanpa mengetahui bahwa ada sebuah pisau berkarat siap menancap siapa saja yang membuka pintu itu pertama kali.
"bajingan" umpatan demi umpatan keluar dari bibir tebal itu saat merasakan benda itu menancap sempurna di paha miliknya. Axel, memejamkan matanya sejenak. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia melepaskan pisau yang tertancap di paha miliknya. Ringisan terdengar jelas akibat rasa sakit yang mulai menjalar.
Sret
Mata yang semulanya tertutup kini terbuka lebar lantaran merasakan sebuah tangan menarik rambut miliknya dengan kuat, melihat tua bangka yang berada di hadapannya membuatnya mendengus kesal.
"Lepas"
Sudut bibir itu mengeluarkan seringaian saat mendengar ucapan dari cucu kesayangannya ini. Alarick, menundukan wajahnya sehingga kini hidung mancung itu bersentuhan dengan hidung bangir milik axel.
"Sakit?" Ejek Alarick sembari melepaskan genggamannya dengan kasar, ia tertawa kecil melihat reaksi keturunannya ini.
"Lihat lah baik baik" Kedua matanya membulat sempurna saat tangan kekar itu kembali menancapkan pisau berkarat itu kedalam pahanya.
"STOP IT"
"FUCK, BERHENTI BAJINGAN, APA YANG KAU LAKUKAN" dengan kasar axel menarik tangan alarick yang masih memperdalamkan pisau itu.
"UDAH ANJING"
Detak jantung itu berdegup kencang, nafas miliknya tercekat akibat rasa sakit yang ia Terima. Mendengar rintihan kesakitan membuat nya semakin menggila, suara itu sangat candu di benaknya. Merasa sudah cukup, alarick melepaskan pisau yang tertanam indah di paha kesayangannya.
"Itu akibatnya jika kau melanggar perintah yang kubuat chastern" suara bass bariton terdengar. Axel, menatap dendam kearah alarick sedangkan alarick memandangnya rendah.
Bau amis menyerbak keseluruh dalam ruangan, bibir yang semulanya merah merona kini menampilkan pucat, alarick memandang tubuh kecil yang bergemetar hebat bahkan itu tak disadari oleh axelnya sendiri.
"i hate u grandpa"
Pertahanan yang selama ini ia tahan akhirnya pecah, axel terisak kecil, ia tidak suka rasa ini dia tidak bisa mempertahankan sakitnya. takut, dia takut semuanya. Kenapa keluarga tidak mengerti itu, mengapa mereka selalu berbuat semena mena, dia hanya ingin kebebasan.
"Daddy" tanpa sadar bibir itu memanggil nama sang ayah yang tak berada di sampingnya, seringaian terlihat di sudut bibir pria paruh baya setelah mendengar itu, bukankah ia akan berhasil membuat remaja hadapannya bergantung kepada mereka semua?.
Alarick, menempatkan kedua tangannya di ketiak axel, dengan perlahan ia mengangkat tubuh itu kedalam gendongannya, dia tidak akan membuat remaja itu mati begitu saja karena dirinya sendiri belum puas menyakiti boneka dihadapannya ini.
"Daddy, dimana daddy" isaknya.
Alarick tak hiraukan perkataan axel, ia memilih mendudukan tubuhnya di kasur di dekatnya dengan axel yang kini duduk dipangkuannya, sebelum itu ia sempatkan memanggil aaron yang sudah siap dengan obat yang ia buat, ya obat penangkal nya.
Tangan kekar berotot itu mengelus pipi putih milik axel, alarick mengecup singkat bibir tebal sang bungsu yang masih terdengar isakan kecil.
"turuti semua perintahku, maka akan kukembalikan seperti semuanya" Axel mengangguk dengan cepat mendengarnya tanpa tau akan ada kejadian yang akan pemuda itu benci, Axel bergerak menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kakek berharap ketakutannya segera hilang, melihat tingkah bonekanya itu membuat alarick terkekeh kecil.
Dug
Dug
Suara sepatu pantofel terdengar, axel mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang datang, Aaron pria berusia 17 tahun bergerak mendekati kelinci kecil miliknya, tidak lupa dengan tas kecil yang ia genggam.
"Menyedihkan" Gumamnya.
"hacer" titah alarick. (Lakukan)
Sebelum aaron mengeluarkan peralatan nya, alarick bergerak menutup mata boneka nya dengan tangan kekarnya, sedangkan axel yang mendapati perilaku seperti itu ia diam, karena dia sudah kehabisan tenaganya.
Jarum kecil menancap dengan indah kedalam botol kecil yang merupakan obat yang dimana sudah melewati eksperimen di laboratorium berkali kali agar bisa aman, tentunya dengan bantuan para hama yang siap sedia untuk diuji coba, ah lebih tepatnya karena terpaksa.
Sshh
Jarum kecil itu menancap dengan mudah di leher jenjang milik kelinci kecil braxga. Alarick, menjauhkan tangannya untuk melihat reaksi yang akan diterima boneka kecilnya ini, begitu pula dengan aaron yang bersiap melihatnya.
Uhuk
Cairan merah pekat keluar dari bibir pucat itu. Axel, mencengkram dadanya dengan kuat. mata itu kembali berkaca kaca saat merasakan sakit yang luar biasa, detak jantungnya berdetak begitu kencang, ia tidak bisa mengaturnya, sedangkan kedua pria itu menatap dengan tatapan menarik tanpa niat membantu pemuda yang tengah di landa Kesakitan yang luar biasa.
"S-sakit" kata itu yang keluar dari mulutnya sebelum kegelapan menghantamnya.
.
.
.
.
.
.
.HEHEHE HAI
MAAF MAAF GA UPDATE, LAMA BANGET YA, AKU JUGA SAMPE LUPA GIMANA NULIS CERITA😭😭
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACAA, MAU LEBARANN😻💖💓💞 GA KERASAA, KEMARIN KITA JUGA KETEMU KANN UDAH SATU TAHUN YA AKU NULIS😭😭 APA DUA TAHUN LUPAA POKONYA FEBUARI AKU MULAI.
SEMANGAT SEMUANYAA UNTUK MENGHADAPI RINTANGAN PAS LEBARAN, SEMANGAT HARUS YAA DEMI DUIT YANG AKAN KITA DAPATKAN, SEMANGAT JUGAA UNTUK YANG BAKAL ULANGAN SETELAH SELESAI LEBARAN-!
TERIMAKASIH BANYAK SEKALI LAGI
KAMU SEDANG MEMBACA
Axell
Novela JuvenilAxel benar benar merasa tidak percaya saat hidupnya benar benar berubah 180 derajat, kini hidupnya penuh kengkangan dan hukuman, dia ingin bebas tidak mau seperti ini. Braxga keluarga yang penuh dengan orang orang yang berkuasa di negeri ini, kini d...