🌿anjay rolex¹⁶🌿

23.3K 1.7K 557
                                    

Jam menunjukkan pukul delapan pagi, angin berhembus sangat kencang hingga menerpa wajah remaja yang sedang tertidur lelap, jendela balkon yang terbuka lebar menyebabkan cahaya matahari pagi masuk kedalam sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam menunjukkan pukul delapan pagi, angin berhembus sangat kencang hingga menerpa wajah remaja yang sedang tertidur lelap, jendela balkon yang terbuka lebar menyebabkan cahaya matahari pagi masuk kedalam sebuah ruangan.

Alston menatap putranya dengan intens, pria itu baru saja menyelesaikan ritual mandinya, handuk yang hanya menutupi bagian perut kebawah membuat dada bidang terlihat dengan bebas, badan kekar milik pria itu perlahan mendekati putranya yang sedang tertidur lelap, alston sedikit menundukan tubuhnya.

Tangan kekar miliknya mengetuk pipi remaja dihadapannya dengan tiga jarinya, axel yang terganggu langsung menarik selimut miliknya hingga menutup separuh wajahnya, melihat itu alston menatap datar putranya, dengan sekali tarikan selimut itu tersibak dengan mudah.

"Bangun" suara serak basah terdengar, axel yang terganggu tidurnya langsung menduduki dirinya, dengan mata yang masih tertutup.

"Sshh sakit" ringisan terdengar dari bibir axel saat sudah terduduk, paham bahwa perut putranya terasa nyeri ia mengusapnya dengan pelan berharap sakitnya menghilang.

"Mandi dulu" Alston menegakkan tubuhnya, tangan kekar miliknya mengapitkan tangan nya di ketiak putranya, dengan mudah alston mengangkat tubuh axel kedalam gendongan nya.

Tanpa sadar axel meletakkan kepalanya di ceruk leher sang ayah, alston menatap putranya sesaat, dia mendorong kening axel hingga kepala itu tidak menyender kepadanya.

"Ngantuk daddy" bibir remaja itu mengerucut hingga membuat tangan milik pria itu mengusap rambut putranya.

Alston berjalan masuk kedalam kamar mandi miliknya, lalu meletakan perlahan tubuh putranya kedalam bath up yang terisi penuh dengan air, tangan pria itu mulai membasahi wajah axel dengan air hangat di bath up.

Merasakan air dingin menyentuh perut nya yang terluka ia meringis, kedua mata itu berkaca kaca, alston menghela nafas kasar "jangan menangis, keturunanku tidak ada yang lemah"

Tidak suka karena jawaban alston, dia memilih untuk mengusir alston disini "Ngapain disini, keluar!" Sentaknya saat melihat alston masih berada di hadapannya

Alston tidak menjawab melainkan ia menyugarkan rambutnya kebelakang, pria itu menyeringai melihat reaksi putranya "kau putraku, tidak masalah bukan jika daddy melihatmu mandi?"

Mata axel membulat "KELUAR DADD!" teriaknya, terlihat jelas bahwa wajah bungsu Alston itu tengah memerah padam.

Mimik wajah pria itu berubah, ia menatap tajam axel, putranya tidak ada yang memberontak, ajaran jalang sialan itu benar benar membuatnya muak "your language axelion" suara rendah menyapa pendengaran axel membuat remaja itu meringis sesaat, alston berjalan keluar kamar mandi dengan tatapan mendingin, dia tidak menyukai putranya mengucapkan kata kasar.

Sedangkan axel menatap kepergian alston dengan tatapan malas, menurutnya semua orang yang berada disini sangat sensi.

"Tumbenan tua bangka itu gak ngamuk" gumamnya heran, kedua bahu itu terangkat, dengan cepat axel menyelesaikan mandinya.

Axell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang