🌿my little son²³🌿

12.7K 1K 145
                                    

Ringisan kecil keluar dari bilah bibir yang terlihat pucat tak seperti biasanya, merasakan tubuhnya yang tidak nyaman, pemuda itu semakin mengeratkan pelukannya terhadap seseorang yang dia yakini bahwa itu adalah sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ringisan kecil keluar dari bilah bibir yang terlihat pucat tak seperti biasanya, merasakan tubuhnya yang tidak nyaman, pemuda itu semakin mengeratkan pelukannya terhadap seseorang yang dia yakini bahwa itu adalah sang ayah. Harum parfum yang masih melekat membuatnya semakin merasa nyaman.

Gerakan kecil yang diakibatkan oleh axel membuat pria yang terbaring di bawahnya terbangun dengan mudah. Tetapi tak membuat pria dewasa itu mengubah posisi mereka melainkan tangan kekar miliknya merengkuh erat seakan takut kehilangan miliknya. Hembusan nafas yang terasa panas dari putra bungsunya membuat alston menatap lekat wajah putranya yang begitu damai terlelap dalam tidurnya.

Perlahan satu tangan kekar itu terulur mengusap lembut punggung putranya dari dalam selimut, udara yang begitu menyejukkan terasa semakin membuat kenyamanan di antara kedua nya. Bibir tebal yang begitu menggoda terlihat tersenyum kecil, Alston memejamkan matanya sejenak sebelum kembali melakukan ritual yang biasa dirinya lakukan. Mata tajam milik alston menatap jam weker digital yang terletak di sampingnya yang menunjukkan pukul 05:48.

Alston membawa tubuh kecil milik putranya kedalam dekapan miliknya, dengan perlahan ia memundurkan tubuhnya hingga bersandar di headboard, tangan kekar miliknya membenarkan letak selimut keatas leher axel agar tetap menghangatkan tubuh kecil sang putra. Mata tajam bak elang menelusuri wajah axel yang berada di dekapannya, ia sedikit menundukan wajahnya hingga menyentuh bibir pucat yang terbuka kecil, kecupan singkat ia dapatkan.

"my little son" ujar nya dengan seringaian penuh kemenangan. Sial, dia akan gila jika berlama lama disini.

Hembusan nafas kasar terdengar di ruangan yang kedap suara. Alston menenangkan jantungnya yang berdetak kencang, jemari tangan Alston menyugarkan rambut miliknya ke belakang. Perpaduan wajah miliknya dengan jalang kecil itu semakin terlihat jelas. Ini lah sebabnya kenapa dia begitu menyukai rintihan serta rautan wajah kesakitan putranya, karena hanya dengan hal itu dia dapat melihat kembali wajah jalang kecil miliknya.

Dengan cepat alston mengalihkan pandangannya dari wajah axel, pria duda itu memilih mengambil berkas yang terletak di atas nakas di samping nya untuk ia kerjakan. Alston mengerjakan berkas kerja yang belum sempat ia lihat dengan axel yang tertidur nyaman di dekapannya, tidak lupa beberapa kali kecupan yang dia lakukan kepada sang putra bungsunya.

Detik demi detik telah berlalu, sinar mentari pagi kini mulai memunculkan wajahnya kembali hingga menyorot sepasang ayah dan anak yang tengah melakukan kegiatannya masing masing.

Dimana sang anak sedang tertidur lelap dan sang ayah tengah sibuk membaca berkas kantor miliknya. Ah, ada sesuatu yang dilupakan yaitu dimana terlihat alston mengangkat telapak tangannya di hadapan putranya seakan mencegah sinar matahari untuk mengganggu waktu tidur putranya. Tetapi sayangnya bayi kecil yang tertidur di pelukan sang ayah mulai terbangun.

Axel, mengerjapkan matanya. Tangan kecil itu menyingkirkan tangan sang ayah yang berada di hadapan wajahnya, mata hijau jernih miliknya menatap wajah alston yang kini tengah menatapnya dengan intens.

"Sakit" Lirih nya dengan bibir yang melengkung sedih.

Axel meringis kecil saat merasakan sakit di bagian area pahanya, mata jernih itu terlihat berkaca kaca. Melihat itu alston menyibakkan selimut yang membungkus tubuh putranya, dahi nya mengerut tak suka saat melihat bekas jahitan di paha putranya yang belum mengering. Jemari lentik alston menyentuh lembut bekas jahitan yang masih terlihat baru.

"Lawan, balas mereka yang membuat mu seperti ini" Suara bas bariton terdengar, alston menyatukan kening mereka.

"Seorang braxga tidak menerima hal ini dengan mudah, balas mereka" Alston menatap lamat wajah putranya yang begitu memikat.

Mendengar hal itu dengan cepat axel menghapus air mata yang ingin keluar, apakah kali ini iblis itu bersamanya? Dengan refleks Ia menggelengkan kepalanya.

"Estás mintiendo" Ujarnya tak percaya.

Tertarik dengan ucapan putranya, alston mencengkram lembut rahang putranya sehingga jemari panjangnya menyentuh pipi axel yang sedikit berisi "kapan saya berbohong?"

"Kalau balas dendamnya dengan putra mu, apakah kamu setuju" Tantangnya dengan tanpa sadar mengubah bahasa nya, rasa sakit masih terbayang di kepalanya, dia harus balas dendam kepada si brengsek itu.

Alston memainkan pipi putranya yang tengah ia cengkram pelan, bibir manyun yang Dia buat akibat ia cengkram sampai manyun membuatnya semakin tertarik, ditambah lagi dengan pipinya yang begitu lembut.

"Tentu"

Axel menyingkirkan tangan sang ayah dari wajahnya, ia tetap tidak percaya, lagi pula dia tidak akan bisa menyentuh abangnya itu yang ada dia yang akan di bunuh terlebih dahulu. Axel mengalihkan pandangan agar tidak melihat wajah sang ayah yang masih menatapnya.

"Daddy aja yang bales"

Mendengar suara kecil yang tidak percaya diri membuatnya tertawa kecil, Alston mengangkat tubuh putranya ke atas pangkuan nya. Ia mendekatkan wajahnya tepat di hadapan putranya.

"Peluk saya sebagai bayaranmu"

~•~•~•~•~•

Hai apa kabar, ak back🙋🙋🙋👋👋👋👋

Semoga sehat dan semoga selalu di limpahkan kebahagiaan ya!!

Part pertama di tahun 2024 ya, terimakasih semuanya yang udah baca cerita ini, maaf kalau part ini mengecewakan kaliann😞😞🫂🫂

Mohon doanya semua, di tahun ini aku lulus kelas 12, I'M SO EXCITED, sebentar lagi aku mau KULIAHHHH AAAA FISIP TUNGGU AK ☝☝☝☝

Terus itu kaya aku baca lagi cerita kavelo gak jelas ya😭😭 maaf ya itu tuh gak sempet revisi, tulisan bocah SMP baru naik sma 😭😭, KAYANYA AXEL JUGA DEH GAK TAUU POKOKNYA maaf beribu maaf kalau prik terus krinjj. aku nulis iseng waktu itu di tambah khayalan bocah SMP yang baru naik ke SMA yang terlalu tinggi. WKWKWKWK SEKARANG JUGA KAYANYA SAMA😭😭😭 ketawa banget tapi gapapa AKU SEMANGATTTT RAWRR

Sampai jumpa di tahun depan gud bay my LOVEEEEEE

Axell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang