Happy reading guys 😊
[Semua berakhir di sini]
"Mau apa lo?!" tanya Yangyang.
"Dih, gue yakin lo udah tau jawabannya," jawab Hana enteng lalu menatap Xia.
"Lo, harus, mati," ucap Hana lalu mengarahkan senjatanya ke kepala Xia.
"Gue ngga ada masalah sama lo ya!! Itu kembaran lo duluan yang mulai!!" balas Xia.
Hana tersenyum miring lalu menurunkan senjatanya. "Masa? Gue ngga percaya tuh, kan lo suka bohong."
"Heh! Lo butuh bukti apa lagi sih? Ngga cukup sama bukti yang dulu gue kasih??" tanya Yangyang.
Taeyong dan sodaranya cuma diem sambil merhatiin keributan. Wonpil udah ga digendong. Ya kali si Johnny gendong dia terus.
Gue kudu telpon polisi - Yuta
Yuta mengeluarkan hpnya dan menelpon polisi dengan diam-diam.
"Eit, mau nelpon polisi ya??" tanya Winny tiba-tiba muncul dari belakang Yuta.
Ternyata, temen-temen Hana (anggota kelompoknya Hana) sudah ada di belakang Taeyong dan sodaranya. Termasuk Wonpil sama Dowoon.
"Sesuai apa yang gue bilang, serahin diri lo atau mereka gue tembak," ucap Hana sambil menatap Taeyong, Wonpil, Dowoon dan yang lainnya.
Xia melotot kaget, dan melihat ke arah Wonpil dan yang lain.
Wonpil menggelengkan kepalanya. "Jangan Xi ...."
"Ayo cepetan," desak Hana.
Xia menunduk, tangannya terkepal kuat.
"Lo harusnya sadar Hana," ucap Yangyang tiba-tiba.
"Hani, kembaran lo itu, dia ngga suka sama Xia karena Xia berhasil menangin lomba dance yang waktu itu, bukan Xia penyebabnya si Hani di diskualifikasi, Xia keluar dari grupnya waktu lomba dance sebulan kemudian itu gara-gara Hani, Hani jatoh di kamar mandi itu gegara ulahnya sendiri—"
Dor
"Akh!"
"Yangyang!"
"Banyak bacot sih," ucap Hana lalu meniup ujung senapannya.
"Han, gue ngerti lo sayang sama Hani. Tapi lo harus percaya, bukan Xia penyebab kembaran lo itu meninggal."
"Tapi karena ulahnya sendiri, gue saksinya sama Dery Dejun, Hani mau ngedorong Xia tapi malah dia yang—akh!"
Xia langsung jongkok buat liat luka tembak Yangyang. Yangyang cuma bisa nahan sakit di bahunya karena tadi di tembak Hana.
"Lo bener-bener ngga punya hati ya!!" balas Xia
"Gue, tetep, ga, percaya, sama omongan lo. Gue lebih percaya sama apa yang Hani bilang dan apa yang gue liat waktu itu," balas Hana sambil menatap sinis ke arah Yangyang.
Hana hanya tersenyum miring lalu menatap ke arah Wonpil dan yang lainnya.
"Abang lo cuma satu kan? Apa perlu gue bunuh semuanya ya?" tanya Hana.
"Lo pada ngapain berdiri di belakang mereka hah?" tanya Hana kepada temannya.
"Kalo mau bunuh mereka suruh kita aja, peluru gue masih banyak soalnya," balas Winny dan yang lain
Yang lain langsung menegang. Bisa aja salah dikit peluru keluar.
Lalu, tiba-tiba terdengar suara polisi dari luar.
"CEPAT KELUAR! KALIAN SUDAH KAMI KEPUNG!"
"MENYERAH SAJA!"
"Haduh, terlalu pintar bapak polisi ini," ucap Hana.
"Lo lama banget sih jawabnya, gue langsung tembak aja ya?" lanjut Hana lalu mengarahkan senjatanya ke kepala Xia.
Dor!
————
"SIALAN LO!" umpat Hana saat senjatanya terpental jauh karena di tembak oleh Hanjis.
"Biar kita yang tangani, cepet bawa mereka berdua ke IGD!" suruh Chan lalu menginstruksi semua anak Strekid sama beberapa polisi untuk menangkap Hana dan antek-anteknya.
"Hyunjin! Ayen! Lo berdua ikut mereka! Jaga-jaga kalo misalnya terjadi hal yang ngga di inginkan," lanjut Chan sambil menunjuk ke arah Taeyong dan yang lainnya.
Hyunjin sama Ayen mengangguk paham, lalu pergi menyusul Taeyong dan yang lainnya.
Hana berteriak kencang saat Minho tiba-tiba menembak senjatanya lagi. Sekarang tinggal pistol yang dia punya.
"AWAS AJA LO! LO NGGA BAKAL BISA KABUR DARI GUE!"
Taman rumah sakit yang tadinya bersih, sekarang berubah menjadi penuh dengan percikan darah.
"Psikopat lo, Han!" gumam Changbin lalu mengarahkan pistolnya ke arah senjata yang di pakai oleh Changmin.
••••••
Note 🖊️
Hay semuanya! Apa kabar??
Makin aneh kek nya ya??- irim -
![](https://img.wattpad.com/cover/254471429-288-k757037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER[?]; nct¹²⁷ Season 2
Fanfiction"Kita bakal bawa lo balik ke keluarga kita dan kita bakal nebus semua kesalahan kita, ayo!" "Gak! Ga ma-" gue mematung melihat apa yang baru aja terjadi di depan gue . . . Gue kira setelah gue pergi gue bakal bahagia, ternyata kenyataan ngga sesuai...