PSBB

3.9K 678 180
                                    


Tahun 2020 sampai 2021 benar-benar tahun yang luar biasa sekali untuk Icha. Bagaimana tidak, mempunyai suami pelit di tahun yang biasa saja sudah membuat hidupnya meringis, ini... Tuhan malah mengirimkan pasukannya dan membuat hidup Icha semakin miris karena SUAMINYA YANG PELIT ITU MALAH SEMAKIN MENJADI-JADI!

Omong-omong soal Pasukan Tuhan... orang-orang kan banyak sekali yang membicarakan kalau sebuah virus, penyakit, dan bencana adalah pasukannya Tuhan. Dibalik semua fenomena alam yang ada—dari mulai masalah geografis dan segala macamnya, manusia lebih mempercayai bahwa semua ini memang peringatan dari Tuhan.

"Yah kalaupun kitanya kepedean dan semua ini bukan peringatan ya nggak apa-apa juga sih, nggak ada salahnya juga buat semua orang kalau ini adalah peringatan. Yang salah tuh udah pelit malah makin pelit. Padahal uang nggak akan dibawa mati. UANG TUH NGGAK AKAN MENENTUKAN LO MAU MASUK SURGA APA NERAKA KALIII MUSTOPAAAAA," geram Icha pada suaminya yang sibuk mengelap layar ponselnya. Dasar pria pelit! Beli temper glass saja dia memasangnya sendiri. Kenapa sih? kenapa? Bukannya orang kaya tinggal bayar uang saja lalu semua selesai? Kenapa harus menyusahkan diri sendiri?!

"Aku tuh nggak pelit Cha. Aku cuman serba mengantisipasi, masalahnya kan selama pandemi hotel jadi sepi banget, gedung aku juga nggak banyak dipake buat pernikahan, dan kontrakan pun kosong karena beberapa orang memilih untuk pulang aja dari pada WFH di sini tapi nggak bisa pulang ketemu keluarga."

"INI TUH AZAB TAHU! AZAB SUAMI YANG PELIT PADA ISTRI. USAHANYA SEPI. MAMPUS LO!" Hardik Icha.

Mendengar ucapannya membuat Mushkin tertawa dengan keras, "Eh. Kualat loh sumpahin suami."

"Siapa yang sumpahin?! HEH MUSTOPA! Lo lupa ya setiap langkah suami itu diiringi sama do'a istri. HARUSNYA TUH LO SADAR KAN LO PUNYA DUIT JUGA HASIL DARI DO'A GUE! SAMA DYLAN TUH HASIL SPERMA LO!"

Meskipun saling mencintai dan menjalani pernikahan selama bertahun-tahun bahkan sampai dikaruniai seorang anak yang tampan dan pintar, tetap saja mulutnya Icha tidak pernah bisa direm ketika dirinya sedang emosi. Tapi bagaimanapun juga Mushkin kadang senang sih mendengar Icha emosi, bagaimana ya, mungkin memang beginilah kondisinya kalau sudah cinta. Apapun tetap saja membuat bahagia. Justru kalau Icha diam, dia merasa celaka. Setidaknya kalau seperti ini kan ada berhentinya. Ya gak sih?

Mushkin terkekeh dengan pemikirannya namun Icha yang masih diselimuti oleh amarah melihatnya dengan bola matanya yang hampir meloncat keluar.

"Senyum lu ye, kalau obrolin masalah sperma!" bentaknya.

Mushkin berdehem. Ia menatap Icha dan tersenyum, "Cha, aku cuman ngurangin uang kamu lima ratus ribu," sahutnya.

"LIMA RATUS RIBU LO BILANG CUMA?!" Teriak Icha.

Wanita itu mengangkat daster panjangnya kemudian menalikannya di pinggang dan duduk di hadapan Mushkin, "Nih ya laler ijo!"

"Astagfirullah Cha, suami sexy begini dibilang laler ijo," sahut Mushkin.

Icha tak menggubrisnya. Ia sibuk menatap Mushkin dan mengeluarkan sebuah struk belanjaan yang ada di dompetnya yang sejak tadi tergeletak di atas meja.

"Lima ratus ribu bisa beli beras 1 karung dan daging sapi satu kilo, sisanya bisa beli sayuran. Dan bumbu. Ya kalau dibawa ke Sushi Tei mah abis saat itu juga. Masalahnya yang bikin aku kesel itu. KENAPA UANG BUAT AKU DIKURANGIN SEMENTARA UANG BUAT ASURANSI MALAH DITAMBAHIN?!"

Musicha Lyfe - SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang