Icha selalu melakukan satu ritual paling penting sebelum ia mencuci pakaian, yaitu ... merogoh semua saku celana dan baju yang dipakai oleh Mushkin. Apakah untuk memastikan bahwa semuanya bersih? Tentu saja tidak. Icha merogohnya untuk memastikan mana tahu dia bisa dapat uang kaget di sana, uang yang akan ia temukan dan bisa ia akui sebagai miliknya, tetapi bertahun-tahun hidup bersama Mushkin Alatas, ICHA TIDAK PERNAH MENEMUKAN UANG SEPESER PUN DI SAKU CELANA DAN BAJUNYA!
Sumpah!
Kalau soal uang, kerapian pria itu patut diancungi lima puluh jempol. Mushkin tidak pernah menyimpan sisa-sisa uang di saku, di atas lemari, atas meja, di dalam jas hujan, di dashboard mobil, di laci, di dekat TV, atau di tempat apapun dimana Icha biasanya menyimpan uangnya begitu saja. Astaga. Memang sulit sekali memunguti kekayaan pria satu itu.
Icha melemparkan celana yang barusan ia pegangi begitu saja. Ia menghentakkan kakinya dan berjalan ke ruang tamu dimana suaminya tengah sibuk bermain lego bersama anaknya.
"Yaang. Kenapa sih kamu nggak pernah nyimpen uang di saku? Kenapa hah? Kenapaaa?" protesnya.
Mushkin yang tengah sibuk dengan brick yang dipegangnya berdecak, "Aku naro uang di dompet Cha."
"Masa duit serebu juga di dompet?"
"Nggak punya duit seribu," sahut Mushkin.
"Belagu banget lo jadi orang. Sejuta kalau nggak ada seribu, bukan sejuta kali," sindir Icha.
Mushkin tertawa, "Maksudnya sekarang kan udah jarang juga Cha uang seribuan. Yah aku nggak punya juga, lagian aku kan cashless," jawab Mushkin.
Ya tentu saja alasan Mushkin cashless adalah karena banyaknya promo di luar sana dari OVO, Gopay, Dana, Linkaja, Isaku, dan macam-macam dompet digital lain yang kalau semuanya promosi, Mushkin akan menghitungnya habis-habisan sampai ia tahu yang mana yang lebih menguntungkan, dan sumpah. Itu membuang-buang waktu.
"Tapi tuh nyuci aku jadi nggak asik tahu nggak," protes Icha.
"Jaman Dylan bayi, capek nyuciin tainya dia, jaman Dylan udah gede capek juga nyuciin bajunya yang kotor banget dia kayak udah tenggelam di lumpur lapindo."
"Astagfirullah Cha, lapindo kan bahaya," kata Mushkin.
Icha berdecak, "Yah abis kotor banget baju dia! Baju kamu sih oke, bersih, TAPI TERLALU BERSIH. Kayak pejabat suci, GAK ADA UANG NILEP," sahutnya.
Tawa Mushkin pecah seketika, ada-ada saja memang tingkah Icha dari hari ke hari, membuatnya terhibur lagi dan lagi.
"Cha, sayang. Coba sini cerita sama aku. Siapa lagi yang mempengaruhi kamu sampe kamu mikirin uang yang nilep di saku?" tanya Mushkin.
Icha mengerucutkan bibirnya. Ia duduk bersila di lantai dan mulai bercerita, "Kemarin aku nganterin Dylan main kan."
"Terus?"
"Terus Ibu-ibunya ngobrol."
"Terus?"
"Ya, gitu lah biasa obrolan Ibu-ibu yang pamerin suami-suaminya."
"Terus?"
"Terus ya mulai ke bahasan tentang uang."
"Terus?"
Ditanya seperti itu secara terus menerus membuat Icha mendelik tajam ke arah suaminya, "Terus-terus kayak tukang parkir aja lo!" katanya.
Mushkin tertawa lagi, "Ya kamu lama ceritanya. Kalau aku nggak jawab, nanti kamu protes nggak aku dengerin. Makanya langsung aja neneng pe'aku sayang," ucap Mushkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musicha Lyfe - Series
HumorBerisi kisah kehidupan yang berasal dari febomena-fenomena masa kini dari pasangan paling fenomenal yaitu sang penguras harta dan penimbun harta yang tak lain dan tak bukan adalah Gannisya Araadya Iskandar dan Mushkin Alatas. Disclaimer: Ceritanya...