09.

78 9 0
                                    

.

.

.

1 Minggu kemudian....

Huff....

Hera mengelap keningnya yang berkeringat dengan lengannya, lalu menepuk-nepuk kedua tangannya satu sama lain setelah berhasil menaikkan satu kardus berukuran sedang ke atas sebuah mobil box yang terparkir di halaman depan rumah keluarganya.

Dia tersenyum cukup puas, tapi saat dia membalikkan tubuhnya. Disitu dia berhadapan langsung dengan pria yang sejak tadi malah duduk dengan santai di tangga pintu masuk, dan memangku satu tangannya diatas sebuah kardus yang cukup besar didepannya. Memperhatikan Hera bekerja sendiri mengangkat kardus-kardus yang berisi beberapa barang miliknya.

Memangnya Hera akan kemana?

"Baek, kalau kamu gak mau bantuin aku mendingan kamu minggir deh dari kardus itu" Seru Hera berdiri berkacak pinggang di hadapan laki-laki yang terlihat merajuk itu.

"Aku gak akan minggir dari sini. Kamu gak akan kemana-mana" Tukas pemuda itu tidak mau kalah.

"Baek ih. Jangan rese ya! Kamu masih marah gara-gara kepindahan aku ini? Bukannya kita udah bicarain ini ya kemarin-kemarin"

"Ck, lagian ngapain sih kamu pindah? Mana jauh lagi. Percuma aja dong aku datang kesini setiap hari"

"Yang suruh kamu datang kesini setiap hari itu siapa?" Hera berusaha membalas semua perkataan Baekhyun dengan tenang. Kalau mereka berdua sama-sama ngotot, yang ada debat tidak akan berhenti.

Setelah apa yang terjadi seminggu yang lalu saat di pesta pernikahan kakak dari Hera, Kim Suho, hubungan Hera dan Baekhyun berjalan baik. Mereka saling meminta maaf dan memaafkan. Menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi, yang pernah terpendam selama bertahun-tahun. Rasa canggung pun telah sirna.

Tapi...

Tapi selanjutnya kejelasan tentang apa nama status hubungan dari keduanya sekarang tidak pernah ada yang tahu. Mereka hanya terlihat nyaman satu sama lain seperti sedia kala, tapi untuk menjelaskannya mereka sendiri juga tidak mengerti.

Meskipun dalam hati masing-masing ingin sekali bisa saling mengungkapkan, tapi ada hal yang sepertinya menahan keduanya, entah apa itu. Yang pasti, pernyataan itu hanya bisa bertahan di atas lidah mereka dan tidak ingin dikeluarkan. Merasa waktu yang belum tepat. Tapi mau sampai kapan mereka akan mendiamkan perasaan mereka itu?

Ditambah lagi Hera yang akan pergi ke luar kota untuk bekerja.

"Kamu gak bisa apa batalin kepindahan kamu?" Baekhyun mencoba merayu. Tidak ada salahnya mencoba kan?

"Baek, ini pekerjaan pertama aku setelah pulang dari Kanada. Di perusahaan besar dan berkualitas pula. Atasan aku aja sampai bolehin aku sama Wendy untuk ambil cuti persiapan pernikahan Suho oppa kemarin. Padahal kita aja baru masuk 1 bulan kemarin. Aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan bekerja disana, Baek"

"Dan ninggalin aku lagi" Gumam Baekhyun pelan lalu berdecak kembali.

"Kamu bilang apa barusan?"

"Gak" Lalu Baekhyun membuang mukanya ke arah kanan.

"Ah, laki-laki kok ngambekan sih?" Goda Hera mengambil duduk disamping Baekhyun di sebelah kanannya. Dia tersenyum, tapi Baekhyun dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi ke kiri sekarang. "Baek, aku sama Wendy gak mungkin bolak-balik kerja setiap hari seperti kemarin, capek tau"

"Kalau gitu kenapa gak cari kerja di deket-deket sini aja?" Seru Baekhyun, akhirnya pria itu mau tidak mau menoleh melihat gadis di sebelah kanannya.

Hera lagi-lagi tersenyum, begitu manis sampai Baekhyun tidak sanggup untuk mengalihkan pandangannya lagi. "Anggap saja mungkin rejekiku ada disana"

"Tapi kita jadi bakalan susah banget ketemu" Raut wajahnya berubah sendu.

"Kalaupun aku gak pindah, kita tetap akan susah buat ketemu"

Keduanya bergeming saling berpandangan cukup lama. Tidak ada lagi yang bisa mereka katakan pada satu sama lain.

"Heh!" Sebuah seruan dari arah dalam rumah keluarga Kim mengejutkan keduanya. KOntak mata pun terputus. "Malah pandangin anak gadis orang lagi. Angkatin itu kardus, Baekhyun! Jangan didiemin doang" Chanyeol lah pelakunya. Dia keluar sambil membawa sebuah kardus yang terindikasi berisi barang-barang milik gadis yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya, Wendy.

Baekhyun berdecak sambil memandang Chanyeol dengan sinis.

Chanyeol kembali mendekati Baekhyun dan Hera yang masih setia duduk di tangga setelah menaruh kardus yang dia bawa tadi kedalam mobil box.

"Eh ni anak bukannya diangkut kardusnya malah didiemin aja. Jangan mentang-mentang udah artis jadi gue gak berani merintah elu ya! Buruan Baek, katanya free sampai sore, pengen bantu-bantu"

"Bawel ah" Meskipun dengan mulut yang bersungut-sungut kesal, Baekhyun tetap bangkit dari duduknya, membuat Hera dan Wendy yang melihatnya tertawa.

"Kuat gak?" Tanya Chanyeol dengan nada menantang.

"Gini doang" Baru saja akan mengangkat kardus besar itu, Baekhyun lagi-lagi mengeluh. "Ini isinya apa sih? Berat banget dah"

"Makanya jangan sok, sini gue bantuin" Baekhyun pun pasrah. Kedua pria itu bersama-sama mengangkut kardus terakhir itu ke dalam box mobil yang terbuka.

Pekerjaan angkut-mengangkut barang akhirnya selesai dikerjakan. Waktunya untuk mengucapkan 'sampai jumpa' pada satu sama lain.

"Kalian harus saling menjaga ya, kalian kan perempuan berdua, udah gitu oppa kamu tinggalnya di daerah perumahan agak jauh dari apartemen kalian" Nyonya Kim, ibu Hera berucap sembari mengusap lembut kepala putrinya.

"Iya eomma" Jawab Hera.

"Kalau libur, kalian harus kesini" Lanjut Nyonya Kim, yang kembali harus berpisah dengan putri bungsunya. "Wendy juga ya, sayang. Harus sering-sering juga kasih kabar ke orang tua kamu di Kanada. Jangan buat mereka cemas. Kalau ada apa-apa kalian harus kasih eomma dan appa ya"

"Siap ajumma" Jawab Wendy kali ini.

"Jaga diri ya, nak" Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut sang ayah, Tuan Kim. Sedikit, tapi tulus dan bermakna. Hera mengangguk lalu memeluk dan menciumi pipi kanan dan kiri kedua orang tuanya bergantian, begitu juga Wendy yang sudah dianggap putri mereka juga, bergantian memeluk kedua orang tua sahabatnya.

Sampai saat giliran Baekhyun, keduanya kembali terdiam dengan suasana yang canggung.

Dan akhirnya Chanyeol pun menjadi pemecah keheningan. "Ekhem. Ayo, kita berangkat sekarang! Biar gak terlalu sore sampainya"

Hera mengangguk pada Chanyeol, sebelum kembali melihat Baekhyun. "Kamu udah save nomor aku yang baru kan?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya. "Ya, di ponsel pribadiku"

"Lu beneran gak bisa ikut nganter, Baek?" Tanya Chanyeol melihat situasi yang masih canggung itu.

"Gak, Yeol. Sore gue udah harus ketemuan sama manager"

"Yaudah deh kalau gitu. Ayo, Ra. Kita berangkat"

"Kalau sudah sampai jangan lupa infoin aku" Hanya itu yang bisa pemuda itu katakan pada Hera. Dan gadis itu mengangguk sambil tersenyum.

Box mobil telah ditutup oleh Chanyeol. Pria jangkung itu pun masuk dan duduk dibalik kemudi untuk menyetir, serta dua gadis itu duduk disampingnya.

Perjalanan akan dimulai, dan perpisahan kembali terjadi untuk yang kedua kalinya....

Yah, setidaknya perasaan mereka kembali seperti dulu.

Tanpa harus diucapkanpun, keduanya saling mengerti perasaan masing-masing. Toh, sekarang tidak ada penghalang apapun lagi untuk keduanya tetap saling terhubung....

.

.

.

Picture cr. Pinteres

28 Feb 2022

THE END🍃

oke, maaf banget kalo ini kesannya kayak maksa buat dikelarin, soalnya kayak gimana yaaaaaa emang ini tuh pengen dibuat short ff aja, kalo disambungin terus takut kemana2....

"Take You Home" || Baekhyun Z.Hera (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang