1 | Nenek

1.1K 132 25
                                    

Bughh.

Suara pukulan terdengar nyaring di dalam gedung terbengkalai. Seorang gadis terlihat sedang menginjak injak seorang lelaki dengan brutal. Teman teman lelaki itu dihajar habis habisan sampai kesadaran mereka hilang dan ditumpuk ditengah tengah ruangan.

"Hahh, menjengkelkan." Mata sayu nya menatap kosong kedepan, dia duduk diatas tumpukan orang itu dan memakan lolipop nya yang baru dia buka.

Gadis yang menghabisi 13 preman itu adalah Shigaraki Shiro. Dia dibesarkan tanpa orang tua, pernah hidup gelandang sampai berusia 10 tahun dan dipungut oleh nenek tua yang sekarang adalah wali nya.

"Aku harus beli sesuatu buat nenek." Raut wajahnya yang tadi dingin berubah menjadi senyuman hangat, dia sangat menghormati dan menyayangi nenek nya.

"Waktunya beli dorayaki kesukaan nenek." Gadis itu melompat lompat dengan riang, senyum poker face nya terlukis sempurna diwajahnya.

---

"Nenek! Shiro beli dorayaki untuk nenek!" Shiro membuka gerbang rumahnya yang bergaya jepang, terlihat neneknya yang sedang menyapu halaman menoleh ke arahnya dan tersenyum.

"Ara, Shiro-chan. Terimakasih, tapi bisa bantu nenek sebentar? Punggung nenek agak sakit, tolong sapu halaman ya?" Neneknya menyerahkan sapu pada Shiro, Shiro memberi kantong plastik ke nenek nya dan menyimpan tas sekolahnya di teras.

"Iya, nenek!" Shiro dengan riang menyapu halaman rumahnya sampai tidak ada satupun dedaunan yang tinggal.

"Shiro-chan, kau sudah 15 tahun, kau sudah besar ya? Jika nenek nanti sudah tidak ada, tolong hiduplah sesuai keinginanmu. Nenek tahu kau selalu diganggu preman preman itu, Shiro-chan. Tapi nenek bersyukur kau bisa menghadapi mereka sendirian, kau kuat Shiro-chan. Nenek sangat bangga dengan kekuatanmu." Shiro mengeluarkan air mata nya, dia adalah gadis cengeng didepan nenek nya. Tangis Shiro pecah, dia segera memeluk neneknya. Neneknya hanya mengelus kepala Shiro dengan lembut dan memberi dorayaki agar Shiro tidak menangis lagi.

"Jangan berkata begitu, nenek. Nenek tidak akan meninggalkan Shiro kan?"

"Hm? Siapa yang tahu? Kematian ada di tangan Tuhan, kita tidak bisa menentang Tuhan."

'Tuhan, ya?' Batin Shiro. Shiro adalah seorang atheis, tapi jika neneknya sangat percaya dengan Tuhan, mungkin Shiro akan mempercayai Tuhan nenek nya itu.

"Shiro akan bersih bersih didalam dan memasak makan malam, Nenek kembalilah ke kamar dan istirahat sebentar! Shiro akan segera kembali!" Shiro segera masuk ke dalam, membersihkan diri dan mulai memasak.

---

Suasana nya sepi saat ini, mungkin nenek nya sedang tertidur. Shiro menghampiri kamar nenek nya, dia tidak ada. Neneknya tidak sedang tidur.

Shiro keluar, melihat pintu yang masih terbuka membuat firasatnya memburuk.

Pupilnya mengecil, Shiro membelalakkan matanya kaget, tak percaya. Disana ada nenek nya sedang terbaring dengan kepala mengeluarkan darah. Seorang lelaki berpenampilan preman berdiri disana menggenggam pipa yang berlumuran darah. Preman itu tersenyum remeh pada Shiro, Shiro melihat baju yang ia kenakan, bertuliskan Black Dragon.

Itu adalah baju yang sama yang dikenakan orang yang Shiro hajar sore tadi. Itu bukan kemauan Shiro menghajar mereka, itu karena mereka memalaknya, jadi apa salah Shiro yang mencoba membela diri?

Shiro menunduk terdiam, dia shock, dia tidak mengerti, jika mereka dendam pada Shiro maka tinggal menghajarnya saja, kenapa harus neneknya?

Hatinya terasa sakit, sesak, suhu badannya menurun, dia takut. Shiro mengangkat kepala nya, melihat ke arah preman yang membunuh neneknya.

Her Wounds [Tokyo Revengers X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang